chapter 4

3K 242 111
                                    

◦•●◉✿ 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 ✿◉●•◦

Pukul 06.00 wib seorang gadis terbangun dari tidurnya, matanya yang sembab dan rambut yang berantakan. Ia beranjak dari kasur menuju kamar mandi.

Sehabis mandi dan memakai seragamnya, gadis itu duduk di depan kaca riasnya. Ia mulai mengoleskan skincare mahal di wajah cantiknya serta lipstint tipis supaya bibirnya tidak terlihat pucat.

Ia memandangi wajahnya di cermin seraya mengingat kejadian kemarin dimana ia akan dijodohkan dengan seseorang yang bahkan tidak ia kenal.

"Gue ngga mau ngecewain mama papa, tapi gue juga g mau dijodohin." Monolog Gisel

"Ya Tuhan, Gue bingung di satu sisi gue ngga mau ngecewain orang tua tapi.... arghh!!!"

Tok tok tok...
Suara ketukan pintu dari arah luar pintu kamarnya.

"Sayang,... Ayo sarapan." Panggil sang mama

"Iya ma." Sahutnya, Gisel pun membuka pintunya dan berjalan ke meja makan. Disana sudah ada papa, mama, serta abangnya. Menutupi sedihnya ia berusaha untuk tersenyum.

"Pagi all..." Sapa Gisel, lalu mengecup pipi papa, mama, serta abangnya yang membalasnya dengan kecupan di kening Gisel.

"Pagi sayang."

"Pagi juga nak."

"Pagi dek."

Jawab mama, papa, dan abangnya seraya tersenyum.

"Ma, pa, Gisel siap nerima perjodohan ini." Tegas Gisel tiba-tiba, setelah memikirkan ini semalaman akhirnya Gisel memutuskan untuk mau dijodohkan. Ia berpikir mungkin ini yang terbaik untuknya.

"Kamu serius nak?" Ujar Ita dengan wajah bahagianya.

Melihat Ita yang bahagia, Gisel pun berusaha tersenyum dan mengangguk. Ita langsung memeluk putri tercintanya itu serta dikecupnya pipi dan kening Gisel.

"Papa sama Mama sekarang udah ngga khawatir lagi, nak. Jika kita pergi kita akan tenang." Ucap sang ayah sembari tersenyum dan mengelus pucuk rambut Gisel.

"Ngga papa deh Abang di langkahin, Abang ikhlas." Ujar Bumi mencairkan suasana.

"Apasih bang." Ujarnya malu.

Mereka yang mendengar itu pun tertawa.

"Yaudah ya ma, pa, bang. Gisel pamit mau berangkat sekolah."

"Mau Abang anterin nggak dek?" Tanya bumi

"Ngga usah bang, Gisel berangkat pake motor kesayangan Gisel aja hehe." Tolaknya halus

"Oh yaudah sana Abang juga cuma basa-basi doang hahaha." Ujarnya sambil tertawa

"Basi tau nggak!" Jawabnya ketus, orang tua mereka hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah laku mereka dan sesekali terkekeh.

"Udah Adek, Abang jangan berantem. Tuh liat udah jam berapa nanti adek telat lho." Lerai Ita

"Mmm sebelum Gisel berangkat, Gisel mau minta maaf soal kemarin Gisel udah kasar sama mama papa terus juga Gisel udah banting pintu." Ucap Gisel sambil menunduk.

Dielusnya pucuk kepala sang anak seraya tersenyum, "ngga papa, udah kami maafin kok sebelum kamu minta maaf." Ucap Ita

"Makasih ya ma, pa." Ucap Gisel seraya memeluk kedua orangtuanya.

"Abang ikut dongggg peluk-pelukannya." Ucap bumi seraya merentangkan tangan ingin ikut. Sebelum itu Gisel sudah melepaskan pelukannya.

"Ihh nggak nggak Abang belum mandi nanti Gisel bau." Ujar Gisel membuat papa dan mamanya tertawa sedangkan Bumi memberengut kesal.

ETNAN | PERJODOHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang