08

17.7K 394 13
                                    


Hari H pernikahan Joselin dan suaminya berlangsung dengan khidmat. Joselin memakai kebaya putih dan mengenakan riasan Siger Sunda saat akadnya. Sedangkan keluarga memakai pakaian putih juga.

Setelah akad Joselin melakukan sesi foto dengan suaminya. Beberapa saat kemudian sesi foto mereka selesai. Ia memandang keluarganya yang hadir dan membantu pernikahannya dengan tatapan bahagia. Padangannya jatuh pada Evelyn yang tengah menikmati makanan di area khusus keluarga. Tapi bukan itu yang membuatnya tertarik. Ia melihat tatapan Evelyn yang terkadang mengikuti kemana Lingga pergi atau berada. Ini bukan kali pertamanya tau akan hal ini. Mungkin Evelyn tidak sadar, tapi sejak beberapa tahun yang lalu ia selalu mendapati Evelyn menatap Lingga diam - diam. Wanita itu pintar untuk menutupi perasaannya dan berlaku seperti biasa. Mungkin bagi orang yang tidak mengenal Evelyn sebaik dirinya tidak akan tau pergerakan kecil yang wanita itu lakukan. Seperti sekarang. Evelyn tengah menatap Lingga yang mengambil makanan diikuti oleh Vania.

Tidak hanya itu, sejak awal mereka bertiga datang kesini. Joselin merasa ada yang berbeda dengan hubungan Lingga dan Evelyn. Mereka terlihat lebih dekat dan intim dari sebelumnya. Apalagi diperkuat dengan ia yang tidak sengaja memergoki mereka tengah berpelukan di dapur saat ia akan mengambil minum dua hari yang lalu.

Joselin terbangun dari tidurnya, ia merasa haus dan mengambil botol yang selalu ada di nakas mejanya. Namun isinya telah tandas dan sepertinya ia lupa mengisi botol tersebut karena mengantuk dan kelelahan akibat mengurus pernikahannya yang tinggal dua hari lagi.

Ia turun menuju dapur dan mendapati lampu dapur menyala serta dua suara yang tengah berbicara dengan suara pelan. Ia terdiam di anak tangga sejenak lalu mengendap - endap siapa tau ia memergoki sepupunya sedang melakukan sesuatu dengan pacarnya itu di dapur. Namun ia terkejut karena dugaannya salah. Bukan Lingga dan Vania, tapi Lingga dan Evelyn. Dua orang itu tengah berdiri berhadapan. Joselin semakin mendekat untuk tau apa yang sedang mereka obrolkan. Ia melihat Evelyn memberikan kado untuk Lingga. Joselin mengernyitkan dahinya bingung alasan Evelyn memberikan kadonya selang dua hari dari ulang tahun Lingga kemarin. Saat kejutan ulang tahun Lingga, ia sempat melihat Evelyn memberikan hadiah untuk laki - laki itu dan sekarang lagi ? Joselin dibuat heran dan bingung.

" Bukannya kamu udah kasih aku kado kemarin ?" ucap Lingga.

Joselin terkejut dengan suara bernada lembut yang Lingga keluarkan. Apalagi mereka tidak bergue - lo, tapi aku - kamu seperti seorang kekasih. Membuat Joselin penasaran dengan hubungan seperti apa yang mereka berdua jalani. Apalagi Lingga sudah punya kekasih.

" Ini hadiahku sebenarnya buat kamu." Balas Evelyn.

Lingga menatap Evelyn bingung tapi pada akhirnya membuka kotak tersebut dan mendapati isinya.

" Jam tangan ?"

Evelyn tersenyum
" Iya, aku gak mau saingan sama Vania karena dia juga kasih kamu jam tangan, dan kebetulan sama."

Lingga terkekeh menyadari hal itu. Vania memang memberikan jam tangan dengan merek dan warna yang sama seperti punya Evelyn yang tengah ia pegang sekarang.

" Kalian janjian ?"

Evelyn mendelik menatap Lingga yang tambah tertawa. Laki - laki itu menahan suara tawanya supaya tidak ada yang dengar.

" Aku juga kaget waktu Vania nunjukin kado yang akan dia kasih ke kamu. Makanya waktu kita jalan - jalan sama Rara dan yang lain aku nyari kado lain. Supaya gak samaan sama dia."

" Trus baru sekarang kamu kasih yang ini ke aku..?" tunjuk Lingga pada kotak yang dibawanya.

Evelyn mengangguk.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang