20

13.8K 348 9
                                    


Lingga menuruti apa yang Evelyn katakan untuk datang ke rumah sakit. Evelyn benar, ayahnya tengah berjuang di sana. Dan ia tidak ingin ayahnya berjuang sendiri. Kalopun pada akhirnya ia harus kehilangan lagi. Lingga tau bahwa ada yang akan menyambut ayahnya diatas sana. Mereka akan bahagia bersama lagi.

Membayangkan hal tersebut membuatnya tersenyum sedih. Dadanya berdetak kencang, takut itu masih ada. Lingga berusaha untuk mengalihkan rasa takutnya dengan harapan kalo ia masih bisa menatap ayahnya lagi.

Saat Lingga membuka pintu kamar rawat ayahnya ia tertegun. Ayahnya tengah bersandar di kepala tempat tidur menatapnya. Dengan kakaknya yang setia berdiri di samping ayahnya.

Lingga merasa matanya memanas. Ia berderap cepat dan langsung memeluk ayahnya erat.

" Maaf karena Lingga gak disini jagain papa... "

Ia merasakan tepukan hangat ayahnya  di punggungnya.

" Papa yang harusnya minta maaf ke kamu. Kamu pasti khawatir kan ?"

Lingga menggelengkan kepalanya. Ia melepaskan pelukannya dan menatap ayahnya. Merasa bersyukur karena harapannya terkabul.

" Dih bos kok cengeng.." ejek Lintang.

" Berisik.." ujarnya.

Lalu tatapannya mengarah ke ayahnya.

" Berhenti buat liatin papa kayak gitu, papa gak akan kemana - mana.. Belum..." ucap ayahnya santai.

" Pa !!" Peringat Lingga.

" Lagipula papa nunggu kamu atau Lintang nikah dulu.. Kalo bisa cepet kasih papa cucu.. Supaya papa bisa ceritain ke mama tentang kalian di sana nanti."

" Suruh aja Kak Lintang nikah duluan pa, dia udah terlalu tua, takutnya entar gak laku."

" Dih.. Napa bawa - bawa umur sih. Heh bocah... Gue gak setua itu ya !!" Dumel Lintang kesal. " Kenapa gak lo duluan aja. Pacar lo kayaknya dah siap tu lo ajakin nikah... Jangan - jangan lo ragu ya mau milih yang ini atau yang itu ..."

Lingga melirik Lintang tajam yang tidak digubris oleh laki - laki itu.

" Emang pacarmu ada berapa Ga ? Bukannya yang dikenalin waktu kamu lulus itu kan? Siapa ? Vania ya kalo gak salah.."

" Duh pa, Lingga mah pacar ada, serepan juga ada pa.. Dia playboy anaknya... Marahin pa !!" Hasut Lintang.

Lintang kena geplak ayahnya membuat Lingga menatapnya mengejek.

" Kok aku yang dipukul sih pa ! Kan yang playboy dia ? " tunjuk Lintang pada Lingga.

" Kamu juga cari pacar sana ? Lingga aja udah kenalin pacarnya ke papa, kamu kapan ? Jangan - jangan kamu gak pernah seriusin anak orang ya ?"

" Mampus lo.. ! Jawab tuh pertanyaannya papa.. Lo pasti sering gantungin anak orang kan lo ? " ejek Lingga

Lintang memutar matanya malas.
" Baju kali digantungin. Belom jodoh aja."

" Kenapa lo di tolak sama boneka barbie lo itu ?"

Lintang melotot horor.
" Tau darimana lo? Evelyn cepuin gue ya ?"

Lingga menaikkan alisnya bingung.
" Evelyn tau juga lo di tolak ? "

" Boneka barbie siapa ? "

" Bukan apa -apa. Papa istirahat gih, Lingga udah dateng kan. Jadi papa banyakin istirahat aja biar cepet sembuh." Ucap Lintang sambik nyengir.

Lingga mendengus mengejek kakaknya itu.

Sang papa menatap kedua anaknya lalu mengangguk.
Lintang menyeret Lingga keluar kamar membiarkan ayahnya untuk beristirahat.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang