Lingga berlari menelusuri lorong rumah sakit. Dadanya berdegup kencang. Setelah hampir dua tahun tak pernah melihat wanita itu langsung, bukan ini yang ia mau.Ia berharap Evelyn menemukan kebahagiaannya sendiri. Tapi mengapa ?
•
•
•
Beberapa hari sebelumnya.
Lingga tengah berada di kantornya pagi itu. Ia masih meminta Arkan untuk datang ke cafe milik Evelyn dan membelikannya kopi seperti biasanya. Hubungannya dengan teman - temannya kembali seperti biasanya, bahkan ia mendengar kalo Vania resmi bersama dengan Bian. Dan ia ikut bahagia untuk mereka.
Pada akhirnya Vania menemukan bahagianya sendiri.
Ayahnya sudah kembali berkelana entah kemana, sebelum ayahnya pergi, ia sudah mewanti nyaris mengancam kalo sampai pria tua itu mendadak kecelakaan lagi ia akan memarahi beliau. Dan berhenti untuk menemuinya. Lintang yang mendengar ancamannya tertawa ngakak. Dan mengejeknya sebagai anak papi. Apakah Lingga peduli dengan ejekan Lintang? Tidak sama sekali. Bahkan ia menghiraukan kakaknya itu dan menganggap seolah kakaknya itu tidak ada disana, membuat kakaknya kesal dan berlalu pergi. Ayahnya hanya memandang pertengkaran anaknya dengan tersenyum. Sudah biasa.
Lingga telah selesai dengan pekerjaannya. Berjalan keluar dari ruangannya dan menuju lift yang akan membawanya ke basemen. Ia berjalan menuju mobilnya dan masuk.ke dalam.
Biasanya Arkan yang akan merangkap jadi supirnya. Tapi laki - laki itu harus pergi karena ada kepentingan pribadi.
Jadilah ia menyetir mobilnya sendiri. Bukan jalan pulang ke apartemen yang ia tuju, mobilnya berhenti di daerah yang sudah ia kenal dengan baik.
Ia memarkirkan mobilnya di seberang jalan dan mengamati bangunan rumah yang di sulap menjadi cafe tersebut. Lingga melakukan rutinitasnya setiap hari setelah pulang dari kantor. Menunggu wanita itu selesai dari pekerjaannya dan akan mengikuti dia pulang. Memastikan kalo wanita itu pulang dengan selamat.
Lingga sudah terbiasa menjadi penguntit wanita itu sejak hubungan mereka berakhir empat tahun lalu.
Lingga menatap wanita itu yang keluar dari cafenya dan berjalan untuk duduk di taman depan. Wanita itu duduk diam sambil menyesap minuman yang dibawanya. Sesekali ia akan menatap jalanan. Atau saat cuaca sedang berbintang, wanita itu akan mendongak keatas dan memandangi bintang - bintang, seperti saat ini.
Lingga membuka kaca bagian atas mobilnya dan ikut memandang ke atas. Sesekali ia menatap wanita itu dan mengamatinya.
Suatu hari Arkan pernah bertanya padanya saat laki - laki itu menemaninya menguntit.
" Mengapa anda melakukan ini ? Bukankah anda bisa saja menemuinya langsung ? Toh sekarang anda tengah sendiri ? Anda tidak ingin memperjuangkannya kembali ?"
Lingga menatap wanita itu dari balik kaca jendelanya.
" Dia mempunyai kehidupannya sendiri, begitupun gue. Tapi bukan berarti gue gak bisa menatap dia dari jauh kan ?"
" Bukankah Nona Vania sudah melepaskan anda ? Apalagi sekarang dia sudah menemukan kebahagiannya sendiri. Bukankah anda juga harus meraih kebahagiaan anda sendiri ?"
Lingga diam.
Sama seperti sekarang ia juga diam menatap Evelyn yang masih sibuk memandang bintang - bintang.
Ia tidak tau apa yang harus ia katakan sebagai balasan untuk pertanyaan Arkan saat itu. Ia merasa keberadaannya hanya akan membawa kenangan buruk untuk Evelyn.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFFAIR
РазноеWARNING 21 ++++ !!!!! Bisakah aku bersama denganmu selamanya ? Meski dengan hubungan yang salah sekalipun... Tapi walau begitu..... Aku hanya ingin kamu tau, kalau aku akan selalu mencintaimu.... __________________________________ Start : 27 Februa...