15

12.5K 375 10
                                    


LINGGA POV

Lingga memeluk Evelyn untuk terakhir kalinya. Ia akan melepaskan wanita itu untuk bahagia dengan pilihannya. Bukankah ia sendiri yang meminta wanita itu untuk memberikan Reno kesempatan ?

Walau begitu kenapa hatinya masih tidak rela ? Kenapa hatinya berdetak nyeri ?

Ia menatap Evelyn dalam dan mencium kening wanita itu lama. 'Aku mencintaimu Evelyn..  Bahagia untukku... ' ucapnya dalam hati.

Lalu ia berbalik pergi tanpa menoleh kebelakang. Karena ia yakin ketika ia menoleh kebelakang ia tidak akan pernah bisa melepaskan Evelyn. Dan ia tidak mau hal itu. Ia tidak ingin Evelyn terjebak dalam hubungan tanpa arah dan kepastian seperti ini lebih lama lagi. Wanita itu berhak untuk mendapatkan seseorang yang bisa mengakuinya sebagai seseorang yang ia cintai di hadapan semua orang. Dan itu bukan dirinya.

Lingga masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya pergi. Setelah ia rasa mobilnya sudah jauh dari tempat tinggal wanita itu, ia menepikan mobilnya. Bukankah semua sudah terlambat.. Ketika ia menyadari perasaannya yang sesungguhnya.

Ia memang mencintai Vania, sangat mencintai wanita itu terlepas dari hutangnya terhadap apa yang wanita itu pernah berikan padanya.

Namun hubungannya dengan Evelyn selama ini nyata. Ia seolah diingatkan dengan perasaan masa kecilnya pada wanita itu. Perasaan yang sudah lama ia pendam. Mungkin akan menjadi penyesalan yang akan ia sesali seumur hidupnya. Kenapa dulu ia tidak berjuang dan mendekati wanita itu. Apakah keadaan akan menjadi berbeda ?

Yang Lingga tau, ia sudah mengenal Evelyn sejak ia kecil. Orangtua mereka bersahabat dekat sedekat jarak rumah mereka berdua. Hampir setiap hari ia akan melihat gadis itu. Bahkan keluarga Evelyn selalu ada di setiap keluarganya tengah mengadakan acara. Seolah mereka bagian dari keluarga besarnya. Evelyn yang ia tau selalu sendirian. Ia gadis pemalu dan pendiam. Bahkan Joselin sepupunya yang serampangan dan selalu bertingkah sok kenal sok dekat itu tidak bisa mendekati gadis itu. Gadis itu akan menghindar ketika Joselin mendekat. Pada akhirnya Joselin memilih untuk menyerah dan hanya mengamatinya saja. Lingga menjadi di buat penasaran dengan Evelyn. Kenapa Evelyn susah didekati ? Apakah ia memang tidak suka berteman atau ia tidak nyaman berada di tengah keluarga yang bukan keluarganya sendiri ?

Tanpa sadar Lingga jadi sering mengamati gadis itu.

" Ga tendang bolanya..."

" Woy Ga !! Lo liatin apaan sih ? Kita kalah nih !! " seru Henry sepupunya.

Lingga tersadar dan menyengir ke mereka.

" Sorry.. "

Laki - laki itu kembali bergabung dengan yang lain. Keluarganya tengah mengadakan acara kumpul keluarga seperti biasanya. Mereka memang menjadwal pertemuan keluarga setiap tiga bulan sekali. Dan biasanya mereka akan berkumpul di rumah eyang yang memang besar dan luas. Para sepupunya mengajaknya untuk bermain bola. Tapi ia seringkali teralihkan dengan seseorang. Seperti sekarang. Ia menatap Evelyn yang duduk sendirian dibawah rindangnya pohon dengan sebuah buku di pangkuannya. Ia jadi penasaran apa yang gadis itu baca ? Angin semilir menerbangkan rambut panjang gadis itu, membuatnya seketika terpana.

Lingga tanpa sadar tersenyum menatap gadis itu. Bahkan ia tidak sadar ketika sebuah bola menghantam wajahnya. Ia mengaduh kesakitan yang langsung di tertawai oleh sepupunya yang lain.

" Bengong aja lo.." ejek Gery.

" Berisik.."

Ia mengusap hidungnya yang berdarah karena hantaman bola tadi. Lingga memutuskan untuk istirahat. Laki - laki itu berjalan menuju dapur dan membersihkan hidungnya yang berdarah.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang