11

13.1K 338 7
                                    


Hari pertama mereka berada di Seoul, mereka memutuskan untuk mengunjungi Lotte World. Mereka menghabiskan waktu seharian untuk menikmati semua wahana dan pertunjukan satwa laut. Taman bermain seluas 13 hektar ini benar - benar tempat yang sangat menyenangkan bagi mereka, kalau saja tidak ada penganggu seperti Nabila yang ikut kemanapun mereka pergi. Mood Vania sedikit kurang baik ketika melihat wanita itu melambai riang pada Lingga saat di awal mereka tengah mengantri tiket untuk masuk ke sana.

Nabila selalu mengikuti kemanapun Lingga pergi. Bahkan tak jarang wanita itu menarik tangan Lingga untuk menuju wahana yang tengah diincarnya. Namun berkali - kali pula Vania menghentikan aksi wanita itu untuk menyeret kekasihnya kemanapun wanita itu mau. Beberapa kali mereka adu debat. Dan yang lain sigap untuk memisahkan mereka, walau sedikit kerepotan karena tidak ada dari dua wanita itu yang mau mengalah.

Pada akhirnya mereka masih bisa menikmati Lotte World dengan sedikit keributan. Selepas dari Lotte World mereka memutuskan untuk ke Myeongdong Street. Untuk hunting makanan di night market. Mereka mencoba Tteokbokki, Eomuk guk, Bungeo ppang, Hotteok, Dakkochi, dan aneka makanan street food lainnya.

Nabila seperti tidak lelah untuk membuat kekacauan dan kesal Vania. Wanita itu tengah mencoba untuk menyuapi Lingga Tteokbokki. Namun di tolak oleh laki - laki itu.

" Lingga... A... Ayoo buka mulut... Dulu kamu pernah bilang kan ke aku, kalo makanan akan jauh lebih enak kalo berasal dari tangan orang lain. Apalagi aku yang suapin kamu... Pleaseee... Sekali aja ya... "

" Gue bisa sendiri. Thanks."

" Lingga... Cepet deh, sausnya bleber kemana - mana loh... Tangan aku capek gini terus...."
Vania yang kesal langsung menampik tangan Nabila kasar membuat saus tteokbokki tersebut tanpa sengaja terciprat ke baju milik Nabila.

" Apaan sih lo !!! Jadi kotor kan baju gue !!!" kesal Nabila.

" Lo yang apa - apaan... Lingga kan udah bilang gak mau !!! Lo malah maksa aja... Gak tau malu banget sih lo... Lagian ngapain sih lo ikutin kita dari tadi... Gue muak liat lo !!!"

" Tck... Gue disini juga karena Lingga. Lingga juga ngebolehin gue disini. Dia aja santai kenapa lo sewot banget sih..."

" Gue pacarnya jelaslah gue sewot... Lah lo bukan siapa - siapa Lingga sok kecentilan banget jadi cewek. Gak punya malu lo...!!!!"

Nabila hanya memutar bola matanya bosan. Wanita itu membersihkan bajunya dengan tisu yang ia ambil di dalam tas. Menghiraukan celotehan Vania yang gak penting menurutnya.

Vania mengepalkan tangannya geram. Kalau saja ini bukan tempat umum sudah ia jambak rambut cewek kecentilan di depannya ini.

Yang lain merasa bosan dengan pertengkaran Vania dan Nabila menghela nafas berat. Sedangkan Lingga malah menghilang dari sana. Laki - laki itu mengikuti Evelyn yang memilih untuk memisahkan diri dari para sahabatnya. Apalagi melihat pertengkaran Vania dan Nabila yang gak ada ujungnya. Evelyn lebih memilih menikmati malamnya dengan berjalan sendirian di tengah kerumunan banyak orang seperti saat ini.

" Kamu gak takut tersesat ?"

Evelyn menoleh terkejut mendapati Lingga tengah berjalan bersisian dengannya.

" Kenapa lo disini ?"

" Kita cuman berdua Eve..."

Evelyn menoleh ke belakang dan tidak melihat para sahabatnya. Mereka sudah berjalan lumayan jauh sejak Nabila dan Vania memulai pertengkaran mereka. Mungkin ia tanpa sadar melamun sampai tidak menahu bahwa mereka telah berpisah.

" Kamu gak lerai Vania ?"

" Ada yang lain. "

Evelyn mengangguk. Mereka masih berjalan dengan santai menelusuri Myeongdong Street. Lingga meraih tangan Evelyn dan mengenggamnya. Evelyn berusaha melepas genggaman tersebut, takut kalo yang lainnya berhasil menyusul mereka sampai kesini. Tapi Lingga semakin mengeratkan kaitan tangan mereka. Seolah tidak peduli.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang