26

17.4K 394 25
                                    


Lingga terbangun dan seketika mendengar isakan di sebelahnya. Ia menoleh dan mendapati Evelyn menangis terisak.

Lingga mendekat dan memeluk wanita itu dari belakang.

" Hey.. Kenapa ? Ada yang sakit ? Semalam aku terlalu kasar ya ?"

Evelyn menggeleng. Lingga membalik tubuh wanita itu supaya bisa menatap wajahnya yang sembab oleh air mata. Lingga mengusap pipi Evelyn sayang.

" Ada apa hm..."

" Ga, kayaknya kita gak jadi nikah deh..."

" Ha ? Maksudnya ?"

" Tadi vendor gedung hubungin aku, katanya punya kita di batalin karena jadwalnya bentrokan sama klien dia yang satunya. Sedangkan punya dia lebih dulu acc daripada punya kita.." ucap Evelyn terisak.

Lingga terdiam masih mencerna apa yang terjadi.
" Yaudah kita cari gedung lain."

Evelyn menatap Lingga tajam.
" Lingga !! Nikahan kita kurang dari sebulan lagi loh... Kita mau cari dimana ? Apalagi sekarang musimnya orang nikahan !!!" ucap Evelyn gemas.

" Oh.. Yaudah nikah disini aja."

Evelyn berdecak kesal.
" Sebenernya kamu udah bangun belum sih Ga ? Kamu ngerti gak kalo aku panik sekarang ? Kita bakalan batal nikah loh ini !!"

" Cuman masalah tempat kan? kita bisa nikah dimana aja Eve ...  gak harus di gedung yang kamu mau, kalo emang gak bisa. Bahkan gedung apartemen kamu ini kan juga punya hall yang luas yang bisa kita jadiin tempat menikah nanti, atau gak kita adain aja di rumah Mama Marissa atau rumah nenek yang besar. Kita bikin acara outdoor disana."

Evelyn beranjak bangkit dan melilitkan selimut ke tubuh telanjangnya, lalu menatap Lingga kesal.

" Urusin aja semuanya sendiri.."

Evelyn berlalu masuk ke kamar mandi dan sedikit membanting pintu untuk menunjukkan kekesalannya. Lingga menatap wanita itu bingung. Lalu beranjak turun dan mendekati pintu kamar mandi. Ia mencoba membukanya namun terkunci. Lingga mengetuk pintu tersebut dari luar.

" Eve ...."

Hening tidak ada sahutan.

" Evelyn... "

" .... "

" Sayang..."

" .... "

Lingga diam sejenak. Mungkin yang dikatakan Evelyn benar. Dirinya memang masih mengantuk jadi susah untuk fokus, setelah kemarin melewati malam panjang dan penuh bintang bersama wanita itu.

" Sayang.. I'm sorry okey... Gini aja, gimana kalo abis ini kita datangi gedung tempat kita nikah. Kita tanya ke mereka selengkapnya kenapa mereka batalin gitu aja tempat acara kita.... Oke... ? "

Lingga mendekatkan telinganya ke daun pintu untuk mendengar respon dari Evelyn. Ia tersentak ketika pintu kamar mandi terbuka, menampilkan wanita itu yang berdiri di hadapannya hanya dengan lilitan handuk. Evelyn bersedekap tangan dan menatap dirinya datar. Lingga maju dan memeluk wanita itu.

" Maafin aku ya..."

" Hm."

" Yaudah yuk.. Kita siap - siap abis itu ke sana. Jangan ngambek lagi dong..."

Evelyn melengos menuju lemari pakaiannya. Lingga menghela nafasnya dalam sebelum akhirnya masuk ke kamar mandi.

*****

Mereka tengah dalam perjalanan menuju gedung yang akan menjadi saksi bisu terikatnya mereka dalam sebuah pernikahan. Lingga melirik Evelyn yang sedari tadi diam. Sebelah tangannya meraih tangan wanita itu mengenggamnya. Lingga membawa tangan tersebut untuk ia kecup singkat.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang