[13] Another Warning

6.4K 652 23
                                    

「 "Kata kejam tidak cukup menggambarkan seperti apa dia." 」

SATU hal yang langsung muncul di kepalaku begitu mengenali perempuan itu adalah melawannya.

Tidak peduli jika aku harus menyakiti diri sendiri lagi, asalkan aku bisa melindungi diriku dari kemunculannya yang sama sekali tidak terduga, maka kucengkeram tangannya sekuat yang kubisa. Bahkan menancapkan kuku jariku di sana hingga dia mulai meringis sakit.

Tiba-tiba dia jatuh berlutut, bersama raut wajahnya yang tampak putus asa sekaligus ucapannya yang membuat perlawananku mengendur, "Kumohon dengarkan aku. Aku datang untuk meminta maaf. Aku butuh pengampunanmu."

Seakan yakin bahwa aku tidak lagi melawan, dia baru melepas bekapannya. Beralih menangkup kedua tangannya dan kembali memohon sementara aku merangsek mundur di tempat tidurku.

"Maafkan aku karena sudah mencelakaimu saat itu. Aku benar-benar menyesal. Tolong ampuni aku. Aku tidak mau terus diteror. Aku sungguh tersiksa dan aku benar-benar merasa bersalah."

Aku seperti merasakan déjà vu. Mengingat kembali orang asing yang datang ke restoran kala itu sampai bersujud padaku. Dan kini, Seo Yoojin juga melakukannya, bahkan memberanikan diri mendatangiku lebih dulu.

"Kenapa baru sekarang...?"

Padahal dialah dalang dari penyerangan malam itu. Aku sampai berpikir bahwa dia tidak sedikit pun merasa bersalah karena memang tujuannya adalah balas dendam.

"Aku harus bersembunyi. Pembantaian itu terjadi di depan mataku. S.Coups menghabisi semuanya padahal aku hanya melibatkan sebagian kecil dari anggota South Flex. Dia juga menghukumku tanpa ampun dan aku hampir dibuat gila karena diteror setiap saat. Karenanya aku baru bisa mendatangimu sekarang."

Dia sudah menangis. Bahunya bergetar hebat menandakan dia berusaha agar tidak terisak keras. Aku ingat bagaimana orang itu juga sangat ketakutan saat memohon pengampunan padaku karena sudah terdoktrin oleh ancaman si rambut merah itu.

Melihat keadaan Seo Yoojin yang sama disertai bukti di kulit lehernya, aku tidak dapat membayangkan apa yang dia lakukan terhadap perempuan ini.

"Bagaimana kau bisa masuk kemari?"

"Seperti yang kau lihat, aku menyamar untuk bisa datang kemari."

Tidak mungkin. Bukankah Bibi Lee berkata ada yang berjaga di luar? Seo Yoojin tidak mungkin masuk kemari dengan mudah kecuali dia sempat melakukan sesuatu.

Atau aku yang terlalu berkhayal mengira ada banyak orang berjaga di depan pintu ruangan ini?

"Aku tahu kau tidak akan percaya padaku. Aku juga tidak punya banyak waktu untuk ada di sini. Jadi aku ingin memberi tahu sesuatu padamu, Cheon Sera."

Dia bangkit berdiri, menengok ke arah pintu sejenak sebelum kembali menatapku. Masih dengan mata yang basah, kini dia menatapku serius.

"S.Coups jauh lebih menakutkan dibanding kelihatannya. Saat aku masih berhubungan dengan Shownu, aku dengar sendiri bahwa S.Coups sulit untuk dijatuhkan. Dia bukan hanya memimpin sebuah kelompok tetapi lebih besar dari itu."

Aku sudah menyaksikan bagaimana kelompoknya dan bagaimana dia berkuasa penuh di atasnya. Tapi mengapa ucapan perempuan ini tetap mengejutkanku?

"Dia dan kelompoknya memiliki peran besar dan sangat berpengaruh bagi kalangan para gangster. Karena itu, kata kejam tidak cukup menggambarkan seperti apa dia. Tapi Shownu nekat menculikmu demi mengancamnya dan berakhir banyak anggotanya habis dibantai. Beberapa waktu lalu, Shownu mengakui kekalahannya."

The Red Hair ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang