[03] Kidnapped

10.7K 894 50
                                    

⚠️ harsh words ⚠️

「 “Aku hanya ingin hidup dengan tenang.” 」

─

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ENTAH sudah keberapa kalinya aku harus menghadapi panggilan-panggilan asing itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ENTAH sudah keberapa kalinya aku harus menghadapi panggilan-panggilan asing itu.

Hidupku semakin tidak tenang dan dipenuhi gelisah nyaris di tiap detiknya. Teror tiada henti itu benar-benar merenggut kedamaian yang selama ini menemaniku.

Bukan hanya melalui panggilan, aku merasa ada yang mengawasi bahkan mengikuti ke mana pun aku pergi. Mengingat aku selalu pulang bekerja saat langit sudah gelap dan jalanan menuju rumah sangat sepi, keadaan ini benar-benar memacu adrenalinku.

Musik yang berputar melalui ponsel ke pelantang telinga sepertinya sudah tidak berhasil menenangkanku. Maka kupercepat langkah begitu berhasil melihat wujud rumahku di kejauhan. Bahkan berlari kecil agar segera menjangkau tempat teramanku.

Tapi nahas....

Sesuatu lebih dulu membekap mulutku. Menguarkan aroma menyengat yang seketika membuatku pusing. Dan kesadaranku menghilang.

────• rhm •────

Denting nyaring itu berhasil membangunkanku. Berawal dari pandangan mengabur juga pusing yang langsung menghantam, aku butuh waktu untuk bisa merasakan tubuhku tidak mampu bergerak.

Benar saja, aku sudah dalam terikat di tempat duduk. Mulutku bahkan disumpal dengan kain tebal. Lalu tempat ini ... entah di mana.

"Dia sudah bangun."

Aku menggeliat mencoba melepaskan diri meski percuma. Justru menarik perhatian mereka yang baru kusadari ada cukup banyak. Wajah-wajah yang sangat asing dengan bekas-bekas luka itu tersenyum layaknya pemangsa. Berhasil menakutiku.

"Hmh... hmh!!" Aku mencoba berteriak walau tahu tidak akan berhasil.

"Tenanglah, Nona Manis. Biarkan aku mengabadikan wajah cantikmu terlebih dulu," ucap salah satu dari mereka sembari mengarahkan kamera ponselnya padaku.

The Red Hair ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang