[15] Anger

7K 703 37
                                    

Trigger Warning!

blood , violence 🔞

「 "All I want is no one can touch my girl." 」

SEUNGCHEOL belum pernah merasakan kemarahan sebesar ini.

Selama ini, dia menganggap bahwa pengkhianatan merupakan hal terfatal yang mampu mengundang puncak kemurkaannya. Sampai bersumpah tidak akan mengampuni siapapun yang berani menusuknya dari belakang dan harus merasakan kekejaman kedua tangannya.

Tapi, dia tidak mengira akan ada yang lebih membuatnya murka dibanding pengkhianatan.

Dia tidak pernah mengira bahwa setelah mendengar teriakan hingga tangisan penuh ketidakberdayaan yang terekam jelas itu akan membakar habis seluruh ketenangannya.

Tidak pernah mengira dadanya akan bergemuruh luar biasa berang saat melihat secara nyata betapa gadis itu merintih sakit begitu disentuhnya.

Tidak pernah menduga akan menahan golakan bagai ingin meledak di dalam dirinya kala menyaksikan luka cambukan yang memenuhi nyaris seluruh kulit punggung kecil itu.

Seungcheol benar-benar murka.

Seluruh anggota yang berdiri di belakang sana hanya terdiam. Membiarkannya terus melayangkan tinjuan pada seseorang yang sudah tidak berdaya untuk melawan. Kedua tangannya menggantung dipasung, bertelanjang dada dan sudah bermandikan darah setelah berkali-kali mendapat pukulan. Tidak ada yang berani menyuruhnya berhenti di kala orang itu bahkan tidak lagi membuka mata.

Setelah berkali-kali memuntahkan darah, bibir robek bahkan giginya rontok, Seungcheol tak kunjung puas menyiksanya.

Napasnya memburu menandakan amarahnya belum juga reda, pun netranya masih menggelap penuh kebengisan. Gejolak panas di dadanya semakin menjadi lantaran terus mengingat bagaimana orang ini mengatakan hal kurang ajar setelah memilih berhenti mencumbu wanita tua itu.

"Apa dia juga bekerja sepertimu? Kira-kira berapa harganya? Dia terlihat lebih menggiurkan. Ah, sial. Gara-gara dia, aku jadi tidak bernafsu lagi denganmu."

Seungcheol menendang wajah orang itu amat kuat hingga terdengar bunyi patahan di rahangnya.

Karena perkataan bajingan ini, wanita itu menyiksa puterinya sendiri.

Gara-gara bajingan ini, Cheon Sera harus menanggung kegilaan wanita yang sebenarnya tidak pantas disebut sebagai ibunya.

Seungcheol membuang barnekel berduri yang telah berlumur darah itu dari tangannya. Beranjak dari sana di mana sontak para anggotanya membuka jalan. Beberapa segera mengikutinya keluar dari ruang eksekusi sebab tahu bahwa dia belum sepenuhnya selesai.

"Buang orang itu ke depan pintu markas Thunder. Beri tahu mereka bahwa itu peringatan terakhir." Terdengar tenang tetapi berhasil menyebar aura mengerikan ke seluruh penjuru ruangan ini.

Mereka benar-benar menguji kesabarannya dan dia tidak lagi memberi toleransi kali ini.

"Bawa siapapun yang berani masuk ke rumah itu ke hadapanku. Tidak peduli siapa mereka maupun bagian dari rencana murahan itu atau tidak."

"Apa maksudmu?"

Berhasil membuatnya menoleh. Melempar tatapan bengisnya pada pria yang baru saja melontarkan pertanyaan padanya.

The Red Hair ManTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang