011

1.3K 183 2
                                    

Bagaimana seharusnya Jeongguk bersikap?

Pria di depannya itu mengetahui identitasnya bukan?

Masih tertegun dengan diam karena tidak menyangka saja. Huh, kenapa begini sekali.

Sebelumnya di dunia per-hacker-an ia terkenal dengan sebutan si jenius. Lalu sekarang?

"Jangan kaget, saya hanya menebak tapi ternyata benar."

"Sialan siapa kau sebenarnya?"

"Mau tau?"

Jeongguk bungkam, tapi pikirannya di liputi oleh rasa penasaran yang mendalam dari identitas pria di depannya ini.

"Kamu ini amatir, kenapa Namjoon bisa menyerahkan kasus itu pada mu. Sekalipun ku di juluki si jenius~ jeda sejenak~ ambisi mu tidak sekuat yang saya pikirkan."

"Jangan berbelit bajingan!"

Kau akan menyesal Gguk.

Benda dingin menyapa pelipis Jeongguk. Dan Jeongguk tidak bodoh akan hal itu.

"Ikut dengan ku atau mau mati sia-sia bersama Namjoon ?"

Jeongguk bingung, tapi ia penasaran. Dan ia juga udah mendeklarasikan dirinya untuk mengungkap siapa pelaku pembunuhan keji itu.

Persetan!

Jeongguk bisa membelot di saat sudah waktunya nanti. Dan sekarang dia harus pulang dalam kondisi selamat bukan?

Krek

Pistol itu sudah siap melubangi otak cerdas Jeongguk.

"Ya," Jeongguk akhirnya bersuara.

"Apa?"

"Ya, aku ikut dengan mu." Jawab Jeongguk.

"Bagus, kau memilih jalan yang benar.

.

Taehyung tengah bertepuk tangan meriah saat ini. Acara Seoul's Fashion Week tahun ini berjalan dengan semestinya.

Agensi yang berada di bawah Naungannya benar-benar berkembang pesat.

Jimin membuatnya sesempurna mungkin.

Ya, Taehyung berdiri di belakang nama Jimin sebagai wakil CEO. Karna memang CEO utama agensi tersebut memang sudah di rahasiakan semenjak kematian mendiang Lin Yi.

Meski tak menyaksikan secara langsung, Taehyung tau di balik layar yang ia lihat semua akan berdecak bangga pada jerih payahnya.

Ia kembali mellow, papan cat walk itu, tempat dimana ia berjumpa dengan suaminya

Senyum lebarnya terganti dengan seringaian iblis saat melihat siluet yang menjadi incaran selanjutnya.

"Choi Woo Sik."

Kekehan pelan keluar dari Birai cantiknya.

"Mata di balas mata, nyawa di balas nyawa. Selamat, semoga keluargamu segera tau bagaimana caranya kamu memberi kemewahan pada mereka. Ku rasa mereka bahkan akan jijik dengan mu nanti."

Seringai mematikan itu tak hentinya tersungging hingga seseorang mengetuk pintu ruangannya.

"Tuan, ada seseorang ingin menemui anda."

"Siapa?"

Paman Song, asisten pribadinya tentu tau apa maksud dari tuannya ini.

"Saya rasa beliau adalah putra dari Jeon Sehun dan Jeon Luhan. Beliau mengantarkan pulang nona Jira."

Taehyung mendecak kesal, kenapa bisa dia membawa putrinya.

"Tunggu saya di ruang tamu."

Paman Song mengangguk lalu undur diri.

Ekspresi Taehyung berubah 180 derajat.

"Mengganggu saja."


©Rhiechie Riie

I'm Back!

W I D O WTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang