022

1.1K 150 12
                                    

Jeongguk menitipkan Jira pada kedua orang tuanya. Meski sempat adu mulut tadi. Karena kaget ternyata Taehyung mau menghabisi Jun Pyo.

Jeongguk ingin menyusul Taehyung. Ia terus menghubungi Jimin buat nanyain di mana lokasi mereka.

Berbekal lokasi Jimin terakhir, ia tau jika mereka ada di Jeju. Dan Sehun meminta putranya menggunakan helikopter miliknya agar cepat sampai tujuan.

Mungkin tidak secepat jet pribadi milik Taehyung. Tapi setidaknya ia tidak harus lama-lama menunggu jam penerbangan jika harus pergi ke dengan naik pesawat komersil.

"Oppa, bawa papa kembali ya!" Ucap Jira.

Kenapa Jira bisa setegar itu, bahkan ia tak takut ketika papanya memilih jalan untuk membunuh mereka sebagai aksi balas dendam nya.

Anak itu begitu tabah menurut Jeongguk.

"Oppa tidak janji sayang, tapi Oppa akan berusaha buat bawa kembali papa Tae buat kamu." Ucap Jeongguk meyakinkan.

"Ungg, Jira akan menunggu. Oppa hati hati ya." Jira mencium pipi Jeongguk sebentar.

Sehun dan Luhan terpana dengan gadis cilik yang begitu pengertian itu.

"Hati hati Gguk." Ucap sang mama

"Iya ma, do'ain biar aku bisa bawa pulang Taehyung."

Luhan mengangguk sambil air matanya terus meleleh. Ia takut, takut sekali. Masalah ini adalah nyawa yang di pertaruhkan.

Sehun menatap putra semata wayang nya. "Maaf, sudah membuat mu jadi begini nak." Ucapnya.

"Hmm, papa harus merestuiku dengan Taehyung nanti sebagai permintaan maaf nya."

Sehun mengangguk, pilot heli yang akan Jeongguk naiki sudah memanggil nya. Ia harus segera berangkat.

.

Di atas tebing itu ada Taehyung yang duduk di kursi yang di sediakan oleh Jimin. Ia menatap tajam tubuh Jun Pyo yang terus saja meronta.

"Hey tua Bangka! Seharusnya anda cukup duduk manis saja sambil menunggu kematian anda dengan tenang." Ucap Taehyung.

"Kau! Dan orang tua mu itu ternyata juga busuk! Munafik!" Ujar Jun Pyo tak terima.

"Ya, terserah apa kata anda. Yang akan mati itu kan anda." Sahut Taehyung.

"Kau itu menyedihkan Kim! Melihat ayah ibumu di siksa oleh kami tapi tak bisa berbuat apa-apa! Salah orang tua mu sendiri kenapa tidak mau di ajak bekerja sama untuk melengserkan presiden Pyon saat itu." Sarkas Jun Pyo.

"Kenapa harus mau? Aku bangga pada mereka menolak orang yang serakah akan kekuasaan seperti kalian ini." Tukas Taehyung

"Kebusukan kalian, aku sudah mendapat semua buktinya. Kalian mati di tangan ku dan keluarga kalian yang sombong itu akan di miskin kan sebentar lagi. Jadi jangan bangga hanya karena bisa membunuh orang tua ku serta suami ku." Lanjut Taehyung dengan Deep voice mengerikannya.

Jun Pyo langsung terdiam. Rautnya yang tadinya ingin menyombongkan diri dan menekuk mental Taehyung nyatanya kini mentalnya sendiri yang di jatuhkan.

"Jangan sentuh keluargaku!" Pekik Jun Pyo

"Tergantung", Taehyung memasang raut  angkuhnya.

"Tergantung?" Jun Pyo kebingungan.

"Tergantung mood saya saat menghadapi persidangan nanti." Jelas Taehyung.

"Sialan kau Kim Taehyung!" Jun Pyo mengeraskan rahangnya.

Ia tidak tau jika putra Kim begitu mengerikan begini.

W I D O WTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang