013

1.3K 168 3
                                    

"Hey tuan Jimin." Sapa laki-laki bernama Choi Woo Sik.

"Ohh tuan Choi."  Jimin tersenyum saat salah satu support sponsornya itu menghampirinya.

"Seperti biasa, acara mu benar-benar menarik. Dan berkelas sekali." Pujinya

"Anda ini berlebihan, saya hanya wakil dan menjalankan tugas sesuai dengan apa yang atasan saya inginkan." Sahut Jimin.

"Ahh, aku begitu penasaran dengan CEO utama kalian. Kenapa begitu misterius." Woo Sik mengelus janggut mulus tercukurnya dengan raut penasaran yang tinggi.

"Tuan KTH memang tak ingin dirinya terekspose dan lebih suka berjalan di balik layar tuan Choi. Tapi seperti anda lihat. Kami sebagai bawahan selalu kagum dengan cara beliau memimpin kami." Jimin menjelaskan.

Belum pernah ada orang yang bertatap muka secara langsung dengan sosok CEO dari Big Star Intertaiment. Selain Direksi tertinggi serta wakilnya Park Jimin.

Namun semua kalangan memakluminya tanpa pernah menjudge cara memimpinnya yang kelewat misterius tersebut.

Dan tak ada yang tau jika pria 26 tahun itu selalu mengelilingi mereka tanpa sadar dengan tatapan elang yang haus akan darah ambisi penuh dendamnya.

"Anda benar, nyatanya acara ini sukses besar. Dan aku sebagai salah satu sponsor berterima kasih. Produk buatan ku jadi semakin banyak peminat." Terang Woo Sik

"Anda berlebihan tuan Choi. Tapi maaf sebelumnya. Saya permisi, ada rapat yang harus saya hadiri." Pamit Jimin.

"Silahkan tuan Jimin." Ujar Woo Sik

Jimin berbalik dengan senyum miring entah apa maksudnya. Dan entah kenapa Woo Sik sedikit merinding dengan kondisi sekitarnya.

Sepi, padahal tadi kelihatan ramai dan penuh orang meskipun hanya staff. Lalu sekarang jadi sepi.

Ia harus segera keluar dari tempat ini.

"Eksekusi sekarang."

                             W I D O W

"Siapa kau!"

Laki-laki yang tengah di sekap di tempat yang memiliki bau menjijikkan anyir darah merangsek masuk dalam indranya.

Matanya tertutup oleh kain, tangan kakinya di ikat ke belakang oleh kursi yang cukup membuatnya tak berkutik sama sekali.

"Siapa kau juga tuan Choi."

Bariton rendah itu nampak mengalun merdu seakan mengiringi melodi kematian untuk Woo Sik.

"Kau tak ingat? Di balik kemewahan mu itu. Ada hak ku disana." Lanjutnya lagi.

"Bicara apa kau bangsat! Lepaskan aku!"

"Hahaha, Choi Woo Sik. Mungkin dulu kamu bebas tanpa syarat akibat kelakuan mu yang menyogok kepala polisi itu beserta beberapa rekan yang kau ajak bekerja sama untuk memonopoli perusahaan orang tua ku. Tapi~

"Kau?!"

~kau ingat sekarang?"

"Kau dinyatakan hilang saat itu. Bukankah Jeong- In  sudah memastikannya?!" Woo Sik nampak gemetar.

"Apa kau tak mendengar berita? Teman busuk mu itu sudah ku habisi." Bisik Taehyung.

"Sial~

Arghhhh!

Szrashhh!

"Berkumpulah dengan teman-teman bangsat mu Woo Sik."

Taehyung kembali menyeringai. Menatap katana yang ia pegang sudah memerah berlumuran darah.


[TBC]





Season 2 dalam tahap penulisan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Season 2 dalam tahap penulisan. Rhie juga harus ngebutin WIDOW biar cepet kelar dan ngga nambah hutang sama cerita baru ku.

See you bye !!!

W I D O WTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang