"Apa kamu ngga bisa berhenti?"
Jungkook tengah berada di dalam ruangan milik Taehyung setelah benar-benar memaksa masuk.
"Apa hak mu meminta ku berhenti?" Taehyung menaikkan alisnya sebelah.
Jungkook kehabisan kata, sudah hampir setengah jam dia berada disini. Ada Yoongi dan juga Jimin tentunya.
Ia meminta Taehyung untuk berhenti lantaran Namjoon menyewa detektif yang akan menyeretnya ke jeruji besi.
"Apa aku peduli? Bahkan jika aku mati sekalipun. Aku ikhlas demi dendam ku. Kau! Bocah ingusan yang hidup tak pernah mengecap apa itu pahit pedihnya melihat orang tuamu di bantai tepat di depan matamu sendiri bahkan melihat suami mu yang di bantai sampai tak berbentuk manusia dengan kejinya mereka bebas berkeliaran. Kamu pikir bisa dengan mudah ? Mundur dan melupakan semua itu?" Tanya Taehyung
"Setidaknya pedulilah dengan Jira! Jika kamu mati! Lalu Jira? Apa kamu nggak mikir sampe sana?" Jungkook nggak menyerah.
Semuanya mematung, mereka sejenak melupakan Jira. Tapi Taehyung tetap teguh pada pendiriannya.
"Gunakan otak bukan otot, mereka pikir dengan mengetahui tujuan ku mereka dapat menangkap ku? Bahkan si jenius pun terjebak diantara ku bukan? Ne Min Yoongi." Ucap Taehyung santai.
Netra keduanya bersirobok, bahkan cintanya tak menyurut sedikit pun. Meski mengetahui bagaimana tabiat Taehyung.
Ia yakin, jika Taehyung tidak seperti ini. Tapi di paksa menjadi begini.
Bajingan Sehun, kenapa membuat malaikat ku menjadi seperti monster begini.
Jungkook menyesal lahir terlambat, bahkan usia mereka terpaut lumayan jauh. Taehyung memiliki ego tinggi.
Tidak suka di dominasi, dan Jungkook tau ia harus apa untuk menghentikan Taehyung sebelum terlambat.
"Kau kaget kala aku tau perasaan mu kan?" Tanya Taehyung.
Jimin memilih keluar bersama Yoongi. Jimin juga sayang pada Taehyung, ia menyaksikan sendiri betapa hancurnya Taehyung sampai mengalami depresi bahkan hampir terkena skizofrenia gara-gara masa lampaunya yang terlalu menyakitkan.
Orang sebaik Taehyung di buat dan di dorong oleh keadaan untuk menjadi jahat.
.
"Yoongi melihat mu mendekati Jira. Yoongi tau persis bagaimana Jira benci orang asing. Tapi dia menerima mu. Dia melaporkan pada ku tentang interaksi mu pada Jira. Dan aku memahami sedikit apa yang di lihat dari sudut pandang putri ku.~
"Apa?" Tanya Jungkook.
Taehyung menatap Jungkook dengan manik penuh pancaran luka.
~Kau begitu mirip dengan ayahnya."
Ingin sekali Jungkook merengkuh bahu yang nampak kokoh itu. Tapi ternyata keropos. Terkikis oleh keadaan.
"Aku?" Jungkook kaget sekali.
Mereka duduk berdua di sudut ruangan, hanya terpisah bangku di antara mereka.
Jungkook sering memimpikan bisa melihat malaikatnya ini dari dekat.Bukan dengan raut kesedihan seperti ini. Tapi melihat senyum yang terukir tulus seperti saat sedang berhadapan dengan sang putri.
"Kau ingin meretas data pribadi ku, tapi tak bisa bukan?"
Tanya Taehyung dan di angguki Jungkook. Jungkook merasa bodoh sekali saat itu.
"Kau behadapan dengan Yoongi, sahabat mu sendiri." Ucap Taehyung.
What?
"Umm, Yoongi juga sama seperti mu. Dia seorang Hacker." Jelas Taehyung.
"Tapi~
"Mm, kau pikir jika Yoongi biasa saja. Tapi dia juga sama seperti mu. Jenius dan berbakat. Dan ya, dia hanya malas menunjukkan diri. Setelah itu aku secara pribadi melatihnya agar lebih sesuai ekspetasi. Dan yoongi~
Taehyung menatap Jungkook dengan senyum penuh lukanya.
~Ayahnya sendiri juga ikut di bunuh saat menyelidiki kasus pembantaian keluarga ku."
Grep
Mata Taehyung langsung membelalak sempurna saat Jungkook dengan lancangnya memeluknya.
Hangat, ini seperti pelukan Lin Yi. Hatinya bergetar.
Pelukan ini, entah kenapa Jungkook merasa harus. Bukan kasihan. Tapi ia peduli. Peduli dengan si manis yang menempati hatinya itu.
"Papa ingin bertemu dengan mu." Bisik Jungkook.
©Rhiechie Riie
KAMU SEDANG MEMBACA
W I D O W
Action©RHICHIE RIIE @LouZeng_96 Aku seorang pembunuh Main Chara: Jeon Jeongguk x Kim Taehyung Top Jeongguk Bottom Tae