019

1.1K 155 3
                                    

"Aku juga mencoba mempertahan kan apa yang harus kulindungi saat itu."

"Dengar Jeon Sehun, kau hanya harus diam. Dan katakan pada hakim jika kau kebetulan lewat dan mendapati ini sebagai kecelakaan tunggal." Jeong-in berusaha mengintimidasi Sehun kala itu.

"Dan kau, hanya perlu melakukan apa yang kami perintahkan jika kau ingin selamat beserta keluargamu di rumah." Kali ini Choi Woo Sik yang bicara.

"Mobil mu akan kami ganti, agar tak jadi barang bukti. Lalu saat ada persidangan nanti kau adalah saksi kunci karena menelfon kepolisian." Kim Woobin dengan tidak pantasnya bicara seperti itu dengan seragam yang di pakainya.

"Aku sudah menghubungi anak buah ku untuk menukar mobil mu." Shin Yoo Ju menambahi.

"Jangan mencoba macam-macam atau kau menerima akibatnya!"

"Apa yang kamu lakukan jika berada di posisi ku?" Tanya Sehun.

'bukan ini yang mau Taehyung dengar.'

"Saya tau itu Sehun, saya juga mendengar sendiri ucapan mereka. Yang ingin saya dengar adalah rasa ketidak berdayaan mu dan berusaha mencari saya.~

~berada tepat di dalam mobil anda saat itu."

Deg

"Haahhhh, percuma saja datang kemari. Jeongguk, kau membuang banyak waktu ku untuk dia." Ujar Taehyung lalu berdiri.

"Lalu kita mau apa?" Tanya Yoongi.

"Menghabisi Go Jun Pyo." Ucap Taehyung mantap.

"Tae!" Pekik Jeongguk.

Taehyung berhenti namun tidak berbalik.

"Aku mohon, sudahi saja."

"Apa aku ada alasan untuk berhenti?" Tanya Taehyung.

"Jira Taehyung Jira." Jawab tegas Jeongguk.

Taehyung akhirnya berbalik.

"Aku tidak akan berhenti Jeongguk, meski aku akan di penjara atau mati sekalipun. Jira sudah tau semuanya. Dan dia tak pernah keberatan dengan apa yang aku ambil."

Bohong. Jimin dan Yoongi terkejut.

Tidak mungkin Jira tau semua ini.

Namun tidak semua yang di katakan Taehyung bohong.

Jira benar tau, meski tidak sepenuhnya paham dengan apa yang di maksud taehyung tapi Jira sedikit tau.

Papa nya berusaha menghilangkan rasa sakit yang ada di hatinya.

"Ayo Jim, Yoon." Ajak Taehyung selanjutnya.

Jeongguk tak bisa mencegahnya. Ponselnya berdering amat keras setelah siluet Taehyung yang menghilang di balik pintu mansion tersebut.

"Apa kau lupa jika sedang bekerja dengan ku Jeon?!"

"Bangsat! Aku sudah bilang jika aku tidak tunduk atau terikat dengan siapapun!"

"Tapi kau sudah menerima uangnya."

"Akan ku kembalikan 5 kali lipat ! Jangan ganggu aku setelah ini!"

"Tapi?!~

Pip

Jeongguk mematikan ponselnya. Ia menekan kontak lain di ponselnya.

"Yeom! Aku butuh bantuanmu!"

"...."

"Ya, aku segera kesana."

Pip

.

Taehyung berjalan melintasi resepsionis gedung agensi miliknya itu. Tapi ia di hentikan oleh seorang security.

"Maaf, anda siapa? Kenapa lancang pakai lift CEO?" Tanya security tersebut.

"Saya?"

Semua karyawan penasaran dengan keributan di depan loby tersebut.

"Setidaknya anda harus membuat janji temu dulu dengan tuan Jimin baru anda bisa masuk." Tegas security tersebut.

Taehyung tersenyum. Tidak menyalahkan beberapa karyawan yang menatapnya bingung. Dan juga security yang tak mengenalinya itu.

Karena selama ini ia memang tak pernah memunculkan batang hidungnya sedikit pun.

Jimin datang karena ia tau pasti saat ini terjadi keributan. Ia melihat Taehyung yang tersenyum santai saat dinperingati oleh si satpam tersebut.

"Tae?!" Panggil Jimin.

Taehyung kembali tersenyum. Para karyawan serta security tadi kebingungan. Pria cantik ini kenal dengan Park Jimin?

"Ok, kalian bisa bubar?!'' tanya Jimin.

Semua mengangguk patuh. Tapi security tadi masih bergeming karena belum tau kondisinya.

"Saya akan adakan rapat virtual setelah ini. Dan saya akan jelaskan siapa pria yang berdiri di samping saya. Jadi mohon kerja samanya.

Kalian kembali bekerja, saya akan ada kan rapat 1 jam berikutnya. Permisi."

Jimin menarik Taehyung masuk.

"Senang sekali bikin keributan hah?" Cecar Jimin.

Taehyung terkekeh.

"Rusuh adalah nama tengah ku Jim."

TBC
Rhie🌼

W I D O WTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang