bagian tujuh💎

1.7K 143 10
                                    

Muti menatap pantulan dirinya pada kaca besar kamar mandi. Dia telah pulang dari salon sekitar dua jam yang lalu. Baru saja dia selesai mandi.  Sejujurnya, Muti masih belum merelakan rambut panjangnya harus dipotong. Namun rambut panjangnya bahkan sudah tak terlihat indah sejak kejamnya Bianca yang memotongnya.

Potongan pendek sedagu itu kini malah membuat penampilan terlihat fresh. Kiranya Muti jadi memikirkan pendapat Sunghoon atas penampilannya yang berbeda ini. Tapi siapa Muti di mata Sunghoon? Sepanjang dia menikah dengan Sunghoon, lelaki itu cukup datar karena Sunghoon yang dia tau adalah tipe cowok cool. Tidak begitu ekspresif dalam berbagai situasi.

Yang dipikirkan tiba-tiba datang. Sunghoon cukup terkejut karena langsung bersitatap dengan Muti ketika memasuki pintu kamar mandi.

"Mas, baru pulang? Dari mana?" Tanya Muti. Dia tau Sunghoon pergi karena setibanya dia di rumah, Sunghoon tidak ada. Pun mobilnya juga tidak terlihat di garasi.

”Nongkrong sama anak Enha." Jawabnya. Muti hanya meresponsnya dengan anggukan. Seakan reaksinya tersebut tanda bahwa Muti memercayai apa yang dikatakan Sunghoon.

"Kamu tadi kemana aja sama Kana?" Tanya Sunghoon pada akhirnya setelah dia mengambil handuk bersih dari rak.

"Salon langganan Kana. Terus dia ajak aku beli baju, skincare dan banyak lagi sih. Aku ga tau nama tempatnya. Banyak banget toko yang kita kunjungi tadi" jawab Muti. Kini giliran Sunghoon yang menganggukkan kepalanya, seperti paham-paham saja apa yang dikatakan istrinya.

"Mas mandi gih, aku udah nyiapin airnya. Kayaknya udah penuh" suruh Muti. Selesai dia mandi tadi, dia yang tak lupa dengan kewajibannya untuk melayani si suami, memang menyiapkan air untuk Sunghoon mandi.

Sunghoon tanpa ba-bi-bu meninggalkan Muti untuk segera mandi. Tadinya Muti akan melihat catatan skincare routine yang Kana berikan padanya, namun Sunghoon dari ambang pintu kaca membuat pergerakannya berhenti.

"Kamu cocok dengan potongan rambut barumu" jujur saja ketika mengatakannya, Sunghoon menggunakan nada rendah yang malah mirip bisikan. Tapi tentu saja karena hanya ada mereka berdua dalam ruangan itu, membuat telinga Muti mendengar dengan begitu jelas. Selepas melayangkan pujian itu, Sunghoon segera menutup pintu dan bergegas mandi. Sedangkan, pujian dari Sunghoon barusan memiliki efek yang luar biasa untuk Muti sendiri.

Begitu juga Muti, gadis yang berstatus istri dari Park Sunghoon itu juga tidak ekspresif. Dia hanya tersenyum kalem dan kembali melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda.

"Gimana? Gimana kalau aku benar-benar suka sama mas Sunghoon?" Muti yang bertanya pada botol toner yang dia pegang. Terdeteksi jika setengah kewarasan Muti hilang karena mulai jatuh cinta pada Sunghoon.



















Sebelum benar-benar tidur Muti menyempatkan diri untuk menata kembali bajunya ke dalam lemari. Bajunya yang lama tadi dikemas oleh Kana. Katanya karena baju milik Muti kuno dan tidak trendi. Lagi pula Kana telah membelikannya baju baru yang dia anggap fashion ter-update. Mungkin yang benar Kana membelikan semua baju itu dari uang bulanan Muti sendiri. Belum lama ini Muti diberikan kartu hitam oleh Oma perantara Sunghoon.

Tengah sibuknya dia dengan baju barunya, Muti kebingungan dengan satu baju yang menurutnya aneh. Kainnya begitu transparan dengan warna merah nyala dan berenda di pinggirnya. Ketika Sunghoon ikut melihat. Baju itupun langsung dia singkirkan.

"Mas? Kenapa? Bajunya jelek, ya?" Muti dengan polosnya bertanya karena jujur saja dia bingung.

Raut wajah Sunghoon yang terbiasa datar, kini berubah dengan sedikit guratan emosi.

"Siapa sih yang beliin?" Tanya Sunghoon sengak duluan.

"Kana tadi. Ada yang salah, ya?" Lagi-lagi Muti belum ngeh.

Me And SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang