bagian sembilan belas💎

1.4K 105 11
                                    

Nggak ada kata yang bisa gue ucapkan untuk sekarang. Gue masih syok dengan pengakuan cewek yang saat ini duduk di seberang sofa. Seenaknya mengakui suami gue sebagai pacarnya, itu maksudnya apa?

Tidak mungkin kan suami gue punya selingkuhan?
Gue terus memikirkan hal itu. Semua orang jelas mengakui ketampanan Sunghoon. Sudah pasti banyak wanita yang menginginkannya. Tapi gue belum percaya jika suami gue yang sedingin es bakal mempunyai selingkuhan.

Sebelum gue mendengar sendiri dari Sunghoon, gue akan berusaha untuk berpikir positif.

"Ada keperluan apa kamu mencari cucu saya?" Oma Park yang baru saja datang karena dipanggil oleh Kana.

Cewek yang belum gue tau namanya itu terlihat menunjukkan kegugupannya.

"Emm... Kedatangan saya ke rumah ini untuk mencari Steve. Saya teman kuliahnya." Jawabnya dengan senyum canggung di akhir.

Oma menanggapi dengan santai dan menganggukkan kepalanya.

"Nama, dari keluarga mana?" Oma memberi pertanyaan kembali.

"Ah iya... Nama saya Marsela Shefia Darwin. Papa saya Marcelo Darwin." Cewek itu memperkenalkan dirinya.

"Percaya diri banget ya membongkar status keluarga di sini?" Suara mama tiba-tiba terdengar. Gue syok karena Kana membawa mama keluar dari kamarnya dengan kursi roda.

Tapi cewek yang bernama Marsela Shefia Darwin itu mulai gelisah ketika tau mama datang. Apakah mereka pernah bertemu?

"Tante?" Gumamnya.

"Berani sekali kamu datang? Meskipun saya tidak bisa jalan. Tapi jangan harap kamu akan bisa memiliki putra saya. Dia sudah menikah. Jadi jangan banyak berharap Steve memilih kamu. Tolong tinggalkan Steve jika kamu masih punya malu!" Mama mengatakannya dengan emosi yang meluap. Dan sepertinya mama tidak menyukai kehadiran Shefia.

"Kamu kenal Van?" Pertanyaan dari oma untuk mama.

"Dia pacar Steve sebelum menikah dengan Muti. Saya sudah pernah memintanya untuk putus dengan Steve. Tapi gadis ini memang bebal dan keras kepala." Tidak peduli gue mendengar. Ucapan mama benar-benar membuat gue merasakan nyeri di dada. Mata gue mulai memanas. Sedetik kemudian air mata jatuh tanpa mampu gue bendung.

Tidak menyangka. Gue benar-benar dibohongi selama ini. Gue kira sikap Sunghoon yang akhir-akhir manis karena pria itu mulai membuka hatinya untuk gue. Tapi pada kenyataannya ada wanita lain di hatinya. Sunghoon berhasil banget bikin gue kaya orang-orang sawah. Yang cuma dijadiin pajangan untuk keuntungan semata.

Guue bingung mau menyalahkan siapa. Gue ditipu. Gue cuma dimanfaatin aja. Dan sekarang gue sakit hati sendirian.

"Saya udah bilang. Keluarga saya nggak mungkin bisa menerima kamu sebagai menantu. Asal-usul kamu bahkan tidak jelas. Papa kamu adalah seorang mafia judi. Dan mama kamu adalah pecandu obat-obatan terlarang, bahkan orang tua kamu itu sekarang masih mendekam di penjara. Bagaimana pantas seseorang dengan latar belakang yang buruk bisa menjadi bagian keluarga Park? Mimpi Shefia!" Mama dengan nada tinggi dan ekspresi galak khasnya.

”Tapi saya mencintai Steve. Dia adalah segalanya untuk saya." Shefia membela dirinya dan mengungkapkan alasannya belum melepaskan Sunghoon.

"Dasar kamu nggak punya malu, ya? Liat kan pacar kamu itu sudah punya istri dan sekarang istrinya sedang hamil." Mama memandang wajah gue diikuti Shefia juga.

"Mending kak Shefia pulang. Lagian kak Steve nggak ada di rumah."  Shefia beralih menatap Kana dengan mata berkaca-kaca.

"Saya khawatir karena Steve tidak ada kabar selama tiga hari ini. Maaf karena kedatangannya saya malah menjadi masalah." Shefia bangun dengan menundukkan kepalanya. Setelah dipermalukan oleh mama dia berencana untuk pulang.

Me And SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang