bagian lima belas💎

1.4K 96 1
                                    

"Waktunya makan ma." Gue menunjukkan wajah riang dengan membawa nampan berisi menu makan malam di kedua tangan.

Mama terlihat terkejut karena kedatangan gue yang tiba-tiba masuk ke kamarnya. Tapi tak lama kemudian wajah terkejutnya berubah datar. Sedangkan gue masih mempertahankan senyum di hadapan mama.

"Muti suapin ya, ma. Abis itu minum obat." Oceh gue. Dan lantas membantu mama Fanny untuk duduk bersandar di kepala ranjang.

"Kenapa kamu selalu datang?" Tanya mama ketika sudah gue akan menyuapi beliau.

Pergerakan gue seketika berhenti, "karena Muti mau rawat mama. Muti mau mama cepet sembuh." Kata gue dan menyuapkan makanan yang tadi sempat tertunda.

"Muti janji bakal rawat mama. Tapi Muti nggak bisa tinggal di sini." Sambung gue kemudian.

"Bahkan Kana dan Steve nggak mau merawat saya. Saya masih hidup atau tidak pun mereka nggak peduli." Kata mama. Gue tertegun. Benar, memang mas Sunghoon datang ke sini bersama gue. Tapi dia malah asyik main game di kamarnya. Lalu Kana? Sibuk sendiri di studio untuk membuat konten. Jarang sekali gue melihat mereka berdua bergantian untuk sekedar ingin merawat mama.

Mama makan, mama mau mandi, semua dibantu oleh mba Yuni. Atau pas di sini ada gue. Gue yang menggantikan tugas mba Yuni tadi. Kasian mama.

"Suami mama apalagi, dia nggak mau sekamar lagi sama mama. Apa mama sudah nggak ada harganya di mata mereka? Ketika mereka sakit, mama yang jaga, mama yang rawat. Tapi saat mama kaya gini, mereka melupakan mama. Cuma kamu yang mau datang." Mama memandang gue dengan sendu dan sedikit air mata di sudut kedua matanya.

Gue melengkungkan bibir ke atas, "mama jangan sedih, mungkin mereka ada kegiatan penting yang harus mereka kerjakan. Kan ada Muti, ya?" Ucap gue menenangkan.

"Saya malu. Saya sudah sering jahat sama kamu. Sekarang nggak ada alasan bagi saya untuk menolak kamu sebagai menantu saya. Maafin perilaku dan kata-kata saya yang kemarin ya, Muti?" Gue menaruh piring di atas meja nakas dan lekas memeluk mama. Akhirnya penantian gue untuk mendapat restu dari mama dikabulkan hari ini.












Setelah mama tidur, gue beralih menuju kamar Kana. Si adik ipar gue jelas belum tidur. Lagian masih jam 10, biasanya Kana suka begadang. Kamar nuansa princess disney dan didominasi warna pink, baunya juga benar-benar Kana banget. Manis. Mirip senyumnya.

"Kak Muti belum pulang? Mau nginep, kah?" Tanya Kana.

Gue menggeleng sebagai jawaban. Agak ragu untuk bertanya, tapi gue kepo. Masalah sepatu sih.

"Kana?" Panggil gue. Kana yang masih sibuk mengedit video konten, mengklik tombol pause segera dan beralih menatap gue.

"Kenapa kak?" Tanya Kana.

"Kamu ulang tahunnya kapan?" Akhirnya gue memberanikan diri.

Dahi Kana berkerut. Apa gue salah bertanya. Ohh mungkin Kana mikir gue kok nggak tau ulang tahun adik sendiri, gitu kali, ya?

"Ngapain kakak tanya ulang tahun Kana? Kakak mau kasih kado, ya, jangan-jangan. Nggak apa-apa kok, tapi ulang tahun Kana masih lama." Jawabnya.

"Kapan emang?" Sumpah gue kepo.

"Tahun depan hahahaha.." gue merubah raut penasaran gue menjadi datar. Agak rese si Kana emang anaknya.

Tapi...

Kalau masih tahun depan, kenapa mas Sunghoon harus beli kadonya sekarang?

"Eh.. ukuran sepatu kamu berapa btw?" Tanya gue.

"Gue bisa pakai 37 atau 38 sih, kak." Jawab Kana mulai sibuk lagi dengan mengedit video di laptopnya.

Gue manggut-manggut dengan jawaban Kana. Masalahnya sepatu yang mas Sunghoon beli itu ukuran 39. Kalau dipakai Kana pasti kegedean. Gue bukannya curiga, tapi masa kakak nggak tau ukuran sepatu adiknya?

Me And SunghoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang