hayyiee ! ayo ramaikan vote and komennyaa 😭 abis baca tekan bintang ngga susah kok, apalagi kalau komen kan hehe.
leggoo !
___________________________
Masa lalu yang seharusnya terlupakan, malah menjadi kenangan yang begitu menyakitkan.
—Axeila Ivy Hawthorn.
***
Pagi-pagi sekali Axeila dikejutkan oleh Arezvan yang berdiri di depan pintu kamarnya dengan cengiran lebar.
"Kenapa, dek?" tanya Axeila bingung, ia baru saja selesai bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah.
"Tadi jam duaan ada enam orang cowok dateng bawain martabak. Katanya temen kak Ivy, ganteng-ganteng," jelas Arezvan.
Axeila terdiam, kemudian mengangguk pelan. Sudah dipastikan enam orang yang dimaksud oleh adiknya adalah anggota inti Junithy.
"Martabaknya dimakan aja, Arez kan tau kakak nggak suka. Kakak mau langsung pergi aja, bang Geo mana?"
"Bang Geo masih sarapan dibelakang, kakak mau pergi bareng bang Geo?"
Axeila menggeleng mendengar pertanyaan Arezvan, gadis itu melemparkan senyuman tipis pada adik bungsunya itu. "Nanti Arez biar dianterin sama bang Geo."
"Lho? Kamu nggak sarapan dulu, kak? Ini masih pagi banget buat pergi sekolah." Anetta yang muncul dari arah dapur mengerutkan keningnya melihat Axeila yang sudah siap untuk pergi ke sekolah.
"Mau langsung pergi aja, Bun. Ntar Ivy ketinggalan bus lagi. Bilang sama Geo nanti Arez sama dia sekalian ya, Bun."
Anetta mengangguk, mengusap pelan puncak kepala Axeila saat gadis itu mengecup punggung tangannya.
"Ivy pergi dulu, Assalamualaikum!"
"Waalaikumussalam, hati-hati kak!"
Axeila berjalan cepat menuju halte yang tidak jauh dari rumahnya, tapi sebelum menyebrang ke arah halte ia dikejutkan dengan motor yang berhenti tepat didepannya.
"Anjir! Ngagetin aja nih orang. Kalau gue mati gimana tadi? Emang lo pikir nyawa gue pake garansi, hah? Turun lo!" dumel Axeila yang hendak memukul kepala orang di depannya ini, tapi karena melihat sosok di depannya memakai helm fullface ia jadi mengurungkan niat.
Nyut-nyutan yang ada tangan gue, batinnya.
"Naik! Sama gue aja dari pada lo bayar bus."
Axeila mencubit pelan lengan pemuda yang tadi mengagetinya, ternyata orang itu adalah Logan Rajendra. "Anjing lo, Gan! Hampir aja gue mati kalau tadi lo nabrak gue," sungut Axeila setelah puas mencubiti Logan yang terbahak.
"Lucu njir muka lo waktu kaget." Logan tertawa lagi.
Axeila naik ke atas motor Logan, menyempatkan diri untuk memukul kepala pemuda itu yang dilapisi helm. Persetan dengan rasa sakit.
Deruman mesin motor Logan membuat banyak pasang mata menatap ke arah mereka, terlebih lagi siswi-siswi yang selama ini menghafalkan suara motor milik Logan. Melihat siapa yang duduk diboncengan Logan membuat mereka tidak bisa berkutik. Itu Axeila, ratunya Junithy yang bahkan William sendiri telah memberi ultimatum agar tidak mengganggu gadis cantik bersifat absurd itu.
"Berasa artis dedek bwang," monolog Axeila dengan nada lebay, terkikik sendiri mendengar ucapannya.
"Tolong, jangan buat mereka berpikir gue dateng bawa orang gila-aww!"

KAMU SEDANG MEMBACA
DENILA
Teen FictionMenjadi ratu dari geng Juniper Thyme tak membuat hidup Axeila tenang. Justru, ia kini kembali diingatkan oleh kejadian tiga tahun silam dimana ia harus merasakan pahitnya kehilangan. Berhadapan dengan tiga geng motor yang terkenal, tidak termasuk da...