heyyo guys ! sebelum baca chapter ini jangan lupa vote, spam komen, and share DENILA ke temen-temen kalian, yaa? semakin banyak vote maka semakin cepat aku update :Danw, jangan lupa liat alternative universenya DENILA di instagram @k.tata08_ yaa ! like, comment and share jangan lupaa. thankiess ^^
Terpaksa meninggalkan demi sebuah perjuangan dan berakhir dengan ditinggalkan, semesta begitu hebat memainkan sebuah perasaan.
ㅡ Arsaka Ganendra.***
Axeila mematung, menatap tak percaya pada sosok di depannya kini. Seketika tubuhnya bergetar, Axeila memaksakan senyumnya kemudian menoleh pada Reina.
"Rei, gue ke toilet bentar ya, kebelet nih!" pamitnya kemudian berjalan dengan cepat menuju toilet setelah mendapat anggukan dari Reina.
"GUE SAMA JEJE KE KAMAR DULUAN! NYUSUL YA!"
Axeila tidak menjawab, ia menatap wajahnya pada pantulan cermin, tersenyum miris saat menyadari nasib sialnya. "Kenapa harus dia yang jadi abang sahabat gue?" bisiknya lirih.
Cukup lama Axeila berada di toilet, berusaha mengatur napasnya yang memburu dan juga mencegah agar dirinya tidak menangis.
"Hai, Axeila! Lama nggak ketemu, apa kabar?"
Axeila memejamkan matanya sejenak saat mendengar sapaan dari abang sahabatnya, padahal ia berharap tidak bertemu dengan pemuda itu lagi.
Berbalik, Axeila menatap tajam sosok di depannya. "Baik ataupun engga, nggak ada urusannya sama lo!" ujarnya sinis.
"Lo masih marah sama gue?"
Axeila terkekeh sinis, dalam hati ia merutuki raut wajah bersalah pemuda ini, sudah lama sekali Axeila ingin menghajar wajah tampan itu.
"Enteng banget lo nanya gitu, setelah apa yang udah lo dan geng lo perbuat sama gue, Arsaka!" Axeila berseru tertahan, takut jika kedua sahabatnya mendengar perdebatan ia dengan Arsaka Ganendra, kakak laki-laki sahabatnya.
Arsaka menarik lengan Axeila menuju belakang rumah, sengaja agar tidak ada orang lain yang mendengar percakapan mereka.
"Lepasin gue brengsek!" seru Axeila kemudian menepis kasar tangan Arsaka dari lengannya.
"Setelah apa yang udah lo dan geng lo perbuat, gue berharap lo mati aja! Lo dan Seviro yang harusnya mati, bukan Hazel!" jerit Axeila dengan manik berkaca-kaca.
"Lo harus dengerin penjelasan gue dulu, Xei."
"Penjelasan apa, hah? Semua yang udah Avegro lakuin tiga tahun lalu sangat jelas di mata gue. Lo dan Seviro adalah orang paling bajingan yang pernah gue temuin, gue benci sama lo, dan semua penghianatan lo!"
Arsaka terdiam, membiarkan gadis bersurai pirang di depannya ini menumpahkan segala keluh kesahnya.
"Ini 'kan yang lo mau? Kehancuran gue. Puas lo liat gue kayak gini? Mana Seviro? Bilang sama dia kalau dia berhasil buat gue hancur! Dia berhasil ngerebut kebahagiaan gue! Dan dia berhasil buat gue dibenci sama Kaisaka." Axeila menunduk, bahunya bergetar menahan tangis. "Gue benci banget sama Seviro, tapi gue lebih benci lo yang udah ngehianatin Tygres! Lo bajingan brengsek! Lo bahkan nggak punya hati buat ngehalangin Seviro waktu itu, lo biarin dia bunuh Hazel. Lo gila! Gue benci lo, Arsaka!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DENILA
Fiksi RemajaMenjadi ratu dari geng Juniper Thyme tak membuat hidup Axeila tenang. Justru, ia kini kembali diingatkan oleh kejadian tiga tahun silam dimana ia harus merasakan pahitnya kehilangan. Berhadapan dengan tiga geng motor yang terkenal, tidak termasuk da...