Perkataan Ika siang tadi masih terbayang di fikiran Yani. Saat ini Yani sedang berada di taman belakang rumahnya.
Memandang langit - langit yang dipenuhi cahaya bintang. Yani menghela nafasnya lalu memejamkan matanya merelaksasikan fikirannya.
Berusaha berfikir positif, nyatanya sulit. Yani menjadi overthingking memikirkan ucapan Ika. Apakah benar ucapan Ika? Tanyanya di dalam hati.
Pusing memikirkan ucapan Ika. Ia merebahkan tubuhnya diatas rerumputan. Matanya memandang bintang - bintang.
"Kamu kemana Dan? Kamu menghilang gak ada kabar."
Benar. Adan menghilang beberapa hari lalu setelah Yani pulang dari Rumah Sakit. Adan tak memberi kabar pada Yani.
Awalnya Yani ingin mencoba menghubungi Adan. Namun ia lupa jika ia tidak memiliki nomor lelaki itu.
Yani hanya pasrah menunggu kabar dari Adan. Karena ia tak bisa menemui Adan dengan kondisi ia yang baru sembuh. Lagi pula dia tidak mengetahui dimana Adan tinggal.
Berharap saat masuk Sekolah ia dapat bertemu Adan. Justru ia mendapatkan kabar mengejutkan bahwa sudah beberapa hari Adan tidak masuk Sekolah.
Pikiran Yani bercabang. Ia takut kejadian dulu terulang lagi. Dimana Aezhar berubah lalu pergi meninggalkannya lalu bertunangan dengan perempuan lain.
Mengenai kabar Aezhar. Lelaki itu sudah menikah sekitar 1 bulan yang lalu.
Saat sedang bergelut dengan pikirannya, tiba - tiba ada yang mengagetkan Yani. Membuat Yani terkejut dan menoleh.
"Ngelamun aja dek."
"Ngagetin aja sih bang."
"Sorry. Ohiya kenape ni lu ngelamun gak biasanya."
"Ada masalah?" Lanjut Rian kepada Yani. Ia merasa heran kepada ekspresi adiknya.
"Nggak. Udah ah gue mau tidur udah malam." Yani bangun dari tidurnya duduk lalu berdiri pergi meninggalkan Rian.
"Yeee dasar bocil." Umpat Rian saat melihat punggung Yani semakin menjauh.
Yani berjalan menuju kamarnya. Saat ingin menaiki tangga. Suara seseorang memberhentikan langkahnya.
"Abis dari mana dek?"
"Dari taman belakang mah." Yuli mengangguk.
"Adan kok gak dateng kesini lagi. Kalian berantem?" Tanya Yuli.
"Nggak kok mah. Mungkin Adan lagi ada urusan." Yuli menganggukkan kepalanya.
"Kalo misalkan berantem diselesain secara baik - baik yah." Saran Yuli.
"Siapa juga yang berantem." Tuduh Yani sinis kepada sang ibu.
"Mamah cuma kasih saran Yan. Yaudah sana tidur udah malam."
"Iya mah, Yani keatas yah." Setelahnya Yani pergi meninggalkan Yuli menuju kamarnya.
Sampai di kamar. Yani menutup pintunya, ia berjalan menuju cermin lalu berkaca.
"Apa gue sejelek itu yah sampe cowok pada ninggalin gue?" Gumam Yani memegang wajahnya.
Tak sadar air matanya mengalir ke pipinya. Yani segera menepis air mata itu dengan cepat.
Ia berjalan ke kasurnya lalu menarik selimut dan masuk ke alam mimpi.
-------------------------------------------'z
Pagi hari. Yani sampai di depan sekolah. Ia diantarkan oleh Rian, kebetulan Rian akan pergi ke kampus.
Yani berjalan memasuki halaman sekolah. Sampai di koridor, matanya menangkap sosok Adan yang sedang berjalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADYAN | Misterius Boy [END]
ContoTentang si pria misterius yang memiliki banyak rahasia dibalik muka polosnya "lo tuh orang ternyebelin yang pernah gue kenal" - Adindayani Damara Hayana "gue suka sama lo, puass!!!" "puas!" NOTE : INI KARYA PERTAMA KAMI, JIKA ADA KESALAHAN MOHON D...