22. Operasi

63 8 0
                                    

Selesai Adan mandi, Adan pun langsung menuju ke Rumah Sakit.

"Yah gue ke Rumah Sakit ga bawa apa apa, ga enak juga kalo ga bawa apa apa. Tapi kan gue juga butuh uang buat bayar kontrakan,hm gue harus gimana ya" bingung Adan. Tetapi tak mengurungkan niatnya untuk menjenguk Yani.

"Assalamualaikum Pak Bu"

"Waalaikumsalam,eh Adan. Sini duduk Dan"

"Iyaa Pak hehe" senyum Adan ramah kepada kedua orang tua Yani.

"Maaf kalo boleh tau bapak namanya siapa ya?" Tanya Adan hati - hati. Karena tak enak jika dirinya tak mengetahui keluarga Yani. Jika ada apa - apa dirinya akan kesulitan.

"Oh iya, kemarin saya lupa ngasih tau nama saya. Kenalkan nama saya Santoso. Dan Ibu nya Yani nama nya Yuli"

"Oh,oke pak. Gimana pak keadaan Yani sekarang?

"Ya.. masih gitu gitu aja Dan" ujarnya yang seketika sedih

Saat sedang mengobrol, keluarlah seorang dokter menghampiri Santoso dan Adan.

"Pagi pak, pasien atas nama Adindayani Damara Hayana, akan segera di Operasi, pagi ini juga akan dibawa keruang Operasi" Ujar Dokter

"Hm iya Dok."

"Semoga Operasi nya berjalan dengan lancar ya Yah, Dan" gumam Yuli berlirih pada Adan dan Santoso.

"Iyya Bu, aamiin" ujar Adan dan Ayah Yani

Setelahnya, Yani pun dibawa ke ruang Operasi menggunakan brangkar.

Melihat anaknya dibawa menggunakan brangkar rumah sakit. Disertai beberapa selang yang menyambung ditubuh anaknya. Membuat Ibu Yani menangis meratapi nasib anak nya.

"Udah mah tidak usah sedih. Kita berdoa aja yang terbaik untuk Yani" ujar Ayah nya sambil mengelus bahu ibu nya.

"Ibu,Bapak, dan Mas sebaiknya tunggu didepan ya" ujar Suster

"Iya Sus" ujar Ayah Yani sambil memapah Yuli.

Adan,Mamah Yani, dan Papah Yani pun duduk dikursi. Setelah hampir 3 jam mereka menunggu. Akhirnya lampu ruang Operasi mati, tanda sudah selesai Operasi.

Dokter keluar dari ruang Operasi, dan menghampiri Ibu Yani,Ayah Yani, dan Adan. Memberi tau kondisi Yani.

"Bu, Pak. Kondisi pasien sekarang, Koma, dan dalam masa Kritis. Karena pasien sangat kekurangan banyak darah." Tutur dokter yang menangani operasi Yani.

Ibu Yani tak bisa terima kenyataan. Ibu Yani hanya bisa menangis.

Adan pasrah, ia duduk dikursi tunggu. Sambil menangis, tetapi kondisi Adan sekarang menjadi lebih sedikit histeris.

"Hmm gue pasrah aja deh kalo kaya gini"

"Bu,Pak. Pasien Adindayani Damara Hayana akan segera kami pindahkan ke ruang VIP. Agar Pasien dapat tempat yang cukup, untuk masa kritisnya."

"Jika itu yang terbaik, lakukan saja Dok"

"Baik"

Yani pun dipindahkan oleh para perawat menuju ruang VIP.

"Bu, pak, mas, sebaiknya tunggu didepan ya. Karna pasien belum boleh dijenguk, karena baru selesai Operasi. Mohon pengertiannya, terima kasih" ujar suster

"Tapi Dok" ibu Yani sambil menangis

Suster pun segera menutup pintu ruangannya.

Papah Yani menelpon Rian. Bagaimanapun Rian tetap kakak kandung Yani yang harus tau kondisi adiknya.

ADYAN | Misterius Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang