11. tobat gue, Sa

402 22 0
                                    

Takk

Takk

Suara itu ditimbulkan oleh Casa yang sedang menendang-nendang gerbang sekolahnya yang telah ditutup rapat karena pembelajaran sudah dilaksanakan 1 jam yang lalu.

Hari ini ia bangun telat lagi. Sebenarnya pagi tadi ia bangun subuh, tapi ia tidur lagi sampai jam 7 lebih. Dan berakhir didepan gerbang sambil mengumpat seribu nama-nama binatang.

Dan sialannya, Geovano a.k.a Vano, entah sudah berapa menit yang lalu duduk dimotornya lalu tertawa kencang melihat Casa mengumpat kasar.

"DIEM LO!, ENEK GUE LIAT LO!!" semprot Casa dengan muka memerah marah.

Vano pun berhenti tertawa, lalu menatap intens gadis didepannya ini. "Gak ada satpam nya?."

"Lo gak liat?, itu pos gak ada orang nya bege!," sentak Casa sambil menunjuk pos satpam yang kosong.

Vano menengok ke arah Casa menunjuk. "Ya udah ayo ikut gue," ucap Vano menarik tangan Casa. Casa menyentak kecil. "Gak! sana lo pergi!!."

Vano menggeleng. "Gue ajak ke Caffe, ayo."
Casa juga merasa haus setelah teriak-teriak tadi, ia menganggukkan kepalanya namun dengan wajah tegas.

"Ok"

Casa melajukkan motor nya dahulu dan Vano yang dibelakang. Ia diam-diam tersenyum sumringah. Tak sia-sia ia membuntuti Casa dari jalan arah markasnya hingga kesini. Ke SMA NEGERI 28 JAKARTA. Yang ia tahu ini adalah sekolahan tempat Casa menuntut ilmu. Tanpa tahu adanya musuh bebuyutan disini.

Tak butuh waktu 1 jam, ia dan Casa sudah sampai disalah satu Caffe elit didaerah jakarta. Casa turun dari motornya lalu merapihkan anak rambutnya yang sedikit berantakan.

"Sini." ajak Vano menarik kursi yang kosong disana. Casa mendekat dan menjatuhkan bokongnya dikursi yang Vano tarik tadi.

"Pesen apa?" lanjutnya.

"Jus jambu ada?" tanyanya sedikit kaku. Pasalnya ia takut tak ada minuman yang ia inginkan. Vano tersenyum. "Ada, sama apalagi?."

"Itu aja,"

"Oke princess, tunggu ya." Vano berlari kecil menuju ke arah dapur? Mau apa dia?.

"Lho kok dia ke dapur sih?"  batin Casa heran. Apakah ia pemilik Caffe ini? dan juga, kenapa disini pelayannya saling melempar senyum kepada Vano? Apakah ia bosnya?.

Casa menggelengkan kepalanya kala ia makin penasaran. "Ini pesanannya princess" ujar Vano dengan senyum manis.

"Apaan sih lo? princess princess? emangnya gue anak kecil apa?." sewot Casa kesal. Vano hanya diam kemudian tangannya terulur mengacak-acak rambut Casa.

"Lo princess dimata gue."

《xxx》

Dari jam pelajaran ke 1 hingga ke 3, Rangga  tak bisa fokus belajar. Pikirannya melayang kepada Casa yang kini tak berangkat. Karena jam sekarang diajar oleh guru killer,  jadi, ia dan ke 6 temannya tak jadi membolos. Julio yang mengajaknya agar tidak membolos lagi, karena hari ini akan ada ulangan.

"Udah, ntar kalo udah bel kita nelpon dia," ucap Kevin dari belakang--tempat duduknya.

Rangga menelusupkan kepalanya ke meja. Ia sangat khawatir pada gadis itu. Ia menyesal tak menjemputnya tadi pagi.

Kringg

"Baik lah anak-anak, sampai jumpa lagi minggu depan, Wassalamualaikum" ucap guru botak didepan sana. Rangga yang tadinya bodoamatan kini berubah semangat membuka handphone nya  menelpon Casa. Gadis yang membuatnya tak karuan.

IT'S MY STORY [TIDAK DILANJUTKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang