19. ?.

289 20 0
                                    

SELAMAT SIANGG SEMUA

BTW SEMANGATT PUASANYA!!

HAPPY READING!

Pagi-pagi sekali Rangga sudah berada dikediaman keluarga Vancasca, sesuai perkataan gadisnya tadi malam. Kini ia berdiri didepan gerbang rumah Casa yang masih tertutup rapat dikarenakan sekarang masih pukul lima pagi. Dirinya sangat bersemangat untuk jalan-jalan pagi kali ini, apalagi ditemani gadis cantik yang ia cintai.

"Ya kali gue manjat, ni gerbang tinggi banget asem," gerutu nya malas. Ia beralih merogoh saku celana training biru tuanya untuk mengambil ponsel. Jarinya bergerak lincah disana.

Tut

Tut

"Engh, siapa si? Pagi-pagi udah nelpon. Gak tau ya gue--"

"Ini gue, bukain gerbangnya. Gue ada didepan." Casa yang masih mengantuk kini melotot kaget, kenapa Rangga ada didepan gerbangnya pagi-pagi buta gini? Akh..sepertinya ia lupa bahwa hari ini ia akan jalan-jalan pagi bersamanya.

"Ha, oke bentar-bentar."

Setibanya didepan gerbang rumahnya, ia langsung membuka gembok gerbang yang kebetulan kuncinya disimpan dipos satpam pribadinya. "Lo gak liat sekarang masih pagi buta?" tanya Casa sembari berjalan masuk kedalam rumahnya setelah mengunci kembali gerbang rumahnya.

"Liat kok, sekarang kan udah pukul lima lewat dua belas," balas Rangga dengan melirik jam tangan mahalnya ditangan kirinya. Sedangkan Casa memutar bola matanya malas, ia masih mengantuk karena semalam ia tidur pukul dua dini hari. Itupun karena ia tidak bisa tidur entah karena apa. "Duduk, gue mau ke kamar bentar" ucapnya saat sudah sampai diruang tamu.

Rangga mendudukan bokongnya disofa single disana. Setelah beberapa menit lamanya, Casa akhirnya keluar dengan bra sport yang dipadukan dengan jaket parasut serta celana thight yang sangat menjiplak tubuh bagian bawah. Dan jangan lupakan sepatu sneakers berwarna putih dan hitam.

Rangga menatap penuh musuh pada gadis yang sekarang berdiri dihadapannya. "Jangan pake itu ah!, pake hoodie aja sama celana training." Casa membola, "Ish, emang kenapa si? Kan orang olahraga mah ya gini pakaian nya" protes Casa.

"Gak gak! Ganti!," tolak Rangga tak terbantahkan. Casa berbalik badan dan menaiki tangga menuju kamarnya. Rangga menghela nafas pelan, untung saja gadis itu mau menurut. Sepuluh menit kemudian Casa datang dengan hoodie berwarna navy  dan juga celana training sebatas lutut.

"Puas?" Casa bertanya kepada Rangga yang kini menatapnya lekat. Tanpa sadar Rangga mengangguk membenarkan, hal itu membuat Casa tersenyum lebar. Casa beralih menarik tangan kanan Rangga, "Ayo!" ajaknya semangat. Rangga tersenyum lalu mengangguk dan berjalan keluar rumah.

"Hari ini kita CFD ya?." Casa mengangguk dengan tangan yang berubah menggenggam tangan besar milik Rangga disampingnya. Mereka pun mulai berjalan-jalan hingga tak terasa kini sudah menunjukan pukul sembilan siang.

"Kita makan dulu ya, lo kan belum makan tadi." Rangga menarik tangan Casa menuju warung pinggir jalan. Casa hanya menurut, ia juga lebih suka makanan yang ada dipinggir jalan. Selagi makanan itu bersih dan halal ia mau-mau saja.

"Makan apa?" tanya Rangga mengusap keringat Casa yang mengalir dipelipisnya. Ia tersenyum tipis saat Casa menatap polos dirinya. "Bubur ayam mau?." Ulang Rangga lagi yang kini disahuti oleh jawaban nya. Casa hanya menganggukkan kepalanya.

"Bubur ayam ada gak bu? Anak saya lagi kelaperan didalem."

Sontak Rangga menjitak pelan dahi gadisnya itu, berbeda dengan Rangga, Ibu-ibu pemilik warung ini terkekeh ringan. "Iya ada dek," jawab Ibu pemilik warung. Casa menggaruk tengkuknya kikuk, "Anak yang saya maksud itu cacing diperut saya kok bu, bukan bayi beneran ahahah" imbuh Casa karena sedikit takut dengan Rangga menatapnya tajam namun tak setajam yang biasa ia munculkan jika bertemu musuhnya.

IT'S MY STORY [TIDAK DILANJUTKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang