31. WELCOME

191 14 7
                                    

Haii..ketemu lagii
Selamat Holiday gaiss!
Ramein ya!
Maaf jadi jarang up lagii..

VOTE NYA MANA??

HAPPY READING!!

Tin!

Tin!

"KIW! WOY BERHENTI DONG!! MASA CALON PACAR DITINGGAL SIHH?!"

"NENG CASA! VANO GANTENG KANGEN NI!!"

"Bodoamat, gak ngurusin" gumam Casa dari balik helm nya. Sedari tadi, Vano dan anak buah nya tak berhenti-berhentinya meneriaki namanya padahal situasi nya juga mereka sama-sama sambil menjalankan motornya rombongan dan tanpa tau malunya mereka malah berteriak-teriak menggoda Casa. Sialan.

Casa sendiri juga tidak tau bagaimana Vano dan anak buahnya mengenalnya, padahal ia sudah mengganti motornya dan juga rambutnya sedikit dipotong dan diwarnai warna blonde tipis-tipis. Ia baru saja pulang dari rumah Lia yang katanya sakit. Tadinya ia bersama Cia dan Bagas, namun mereka pamit pulang terlebih dahulu untuk sekedar pergi ke mall.

"Ayang," panggil Vano dengan posisi menjalankan motornya disisi kanan Casa. Gadis itu tetap menatap lurus kedepan, mencoba mendadak budeg seketika. "Ay!" Teriak Vano dengan wajah mendekat kearah nya. Casa mendelik kaget, ia spontan menendang body motor Vano dengan kencang. Ia memilih berhenti lalu menatap Vano yang sialnya tidak jatuh.

"Mau lo apaan si?! Gue lagi males ya debat hari ini!" semprot Casa mengangkat wajahnya menatap Vano yang masih menampilkan cengiran manisnya. Akh! Semua cewek tergila-gila padanya, tetapi lihat! Mengapa gadis didepannya ini sangat kebal?! Apakah ia tidak bisa salting? Atau juga tidak bisa baper?? Hah??.

"Lo. Gue mau lo, simpel." Vano mendekat lalu menyelipkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik Casa.

"Lo pake pelet apaan si, Sa? Gue sampe tergila-gila lho sama lo. Sini, harus tanggung jawab pokoknya," ujarnya lagi menarik salah satu tangan Casa untuk diarahkan ke dada kirinya. "Rasain, gue kek gini gara-gara lo."

Ia tersenyum saat melihat Casa yang menatapnya lurus. Namun tak lama Casa menyentakkan tangannya lalu maju satu langkah menjadi semakin dekat dengan wajah Vano. Anak buah Vano pun membelakangi keduanya dan membentuk formasi lingkaran dengan Vano dan Casa yang ditengah-tengah. Tidak aestetik sekali jika melihat orang ciuman dipinggir jalan, pikir mereka.

Nafas beraroma mint menerpa wajahnya membuat nyalinya nyaris ciut, posisinya hanyalah 1 cm mereka berhadap-hadapan. Hal itu membuat aroma nafas mereka beradu, antara mint dan anggur. Vano memiringkan wajahnya hendak mencium sudut bibir Casa yang terlalu menggoda, namun Casa menonyor jidatnya dengan keras.

"Anjir!" umpat Vano karena hampir terjungkal ke belakang. Tawa Casa terdengar pelan, hal itu membuat lengkungan-lengkungan manis dimata dan bibirnya, cantik sekali.

"So pretty" batin Vano.

Setelah tawanya mereda ia kembali menghampiri Vano dan juga kembali mengikis jarak, ia masih sempat menampilkan senyum tipisnya sebelum ia berucap, "Kalo masalah jantung lo itu, mungkin karena lo punya penyakit jantung, mending lo periksa sono takut mati besok haha."

Setelah mengucapkan itu ia tersenyum smirk lalu menjulurkan lidahnya cepat-cepat dan berlalu dari sana.

"Haha..nakal yaa"

《xxx》

Kevin menggertakan gigi gerahamnya hingga berbunyi gemeletuk yang membuat Zaky mendesis ngeri saat tak sengaja mendengarnya. Mereka sedang berhenti dipinggir jalan tak jauh dari tempat dimana Casa dan Vano beserta anak buahnya sedang berkerumun mengelilingi saudaranya itu. Kevin dan Zaky baru saja hendak pergi ke markas seperti biasanya, tetapi mereka urungkan lalu memilih membuntuti Vano dkk yang sedang berusaha menggoda Casa.

IT'S MY STORY [TIDAK DILANJUTKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang