17. Vanfuck!

283 21 0
                                    

Malam ini Casa pergi ke Minimarket untuk membeli camilan dan beberapa kotak susu Indomilk cokelat. Saat sudah sampai diparkiran, matanya ia tajamkan sesaat kala ia melihat sosok lelaki berpakaian hitam dan juga bertopi hitam yang sedang duduk sembari membersihkan luka diwajahnya dengan kasar.

Casa tersenyum smirk saat ia mengetahui siapa laki-laki itu. Laki-laki itu adalah Geovano. Langkah Casa bergerak menemui Vano untuk mengagetkannya. Namun sebelum ia melakukan aksinya Vano terlebih dahulu memutar kepalanya ke belakang. Casa yang sudah mengindik-indik mendadak cengo, begitupun dengan Vano. Sedetik kemudian Casa memasang wajah datar.

"Kebetulan ada lo, bisa tolong obatin gue?" Vano memberikan sebuah kapas dan alkohol kepada Casa. "Ogah anjing, udah lah gue mau ke dalem." Vano tiba-tiba mencekal tangannya, "Obatin atau lo jadi pacar gue sekarang?," Casa mendengus sebal, niatnya untuk mengagetkan lelaki didepannya malah menjadi malapetaka bagi dirinya.

Casa berdecak, lalu ia mulai mengobati beberapa luka disekitar wajah Vano dengan fokus. Vano hanya diam saja melihat wajah Casa dari dekat, ia terpana melihat kecantikan gadis didepannya ini.

Bulu mata yang lentik, mata yang indah, hidung yang mancung, serta pipi nya yang lumayan chubby berhasil membuat detak jantungnya tak beraturan.

"Aw!, sakit Casa!." Pekiknya tiba-tiba kala Casa menekan luka memar dibagian pipinya. Casa membuang kapas bekas tadi sembarangan. Lalu ia melangkahi satu kursi duduk yang berada dibelakangnya dengan sekali lompatan. Ia berjalan menuju pintu Minimarket dengan angkuh.

"Cewek gue bar-bar amat sih." gumam Vano pelan. Ia tak beranjak sedikit pun dari tempat duduknya hingga Casa keluar. "Tunggu!."

"Apa lo?!," sentak Casa ngegas sambil menenteng plastik yang lumayan besar. Rangga tersenyum, "Mau gue bantu bawa?."

"Gak! Makasih!," ucapnya tegas tak terbantahkan lalu berlalu dari sana.

"Dengan sikap lo yang kek gini gue jadi makin suka lo, Vancasca."

《xxx》

Cetarrr

Petir menyambar keras menciptakan kilatan yang indah dan tajam. Casa suka hujan, tapi tidak dengan tubuhnya. Pernah ia hujan-hujanan sore bersama temannya dulu, namun malamnya ia langsung jatuh sakit.

Casa yang sedang menjalankan motornya memilih berhenti diWarkop yang dulu pernah ia datangi saat BS bersama anggota SKYSTAR. Wanita paruh baya yang tadinya didalam warungnya kini keluar menemui Casa. "Masuk aja non, hujan nya lumayan lebat." Casa tersenyum lalu mengangguk. "Mau Bibi buatin minuman hangat nggak, Non?," tanya nya saat Casa telah duduk disofa yang cukup usang

"Teh anget aja Bi," jawabnya kemudian.

"Oke Non."

Suara deru motor yang semakin mendekat kearah Warkop itu membuat Casa yang sedang menyeruput teh berhasil mengalihkan pandangannya seketika. Ia berdecih kala yang ia temui ialah Geovano Putra Pratama, manusia yang paling menyebalkan.

"Lah? Disini juga lo? Ngikutin gue ya lo?." Vano menuding-nuding ke muka Casa. "Wah parah lo, lo past--"

"Berisik lo! Sapa juga  yang ngikutin lo?, Gue yang dateng duluan ke sini! Lo kali yang ngikutin gue sampe kesini!, gitu aja gak ngaku lo," semprot Casa emosi. Enak saja ia dituduh membuntuti manusia didepannya ini.

"Halahh."

Dugh

Tawa Casa menggema diseluruh penjuru Warkop saat ia menendang tulang kering Vano. "Rasain tuh!, Makanya jangan cari gara-gara sama ratu nya SK---"

IT'S MY STORY [TIDAK DILANJUTKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang