34. mysterious black

133 9 0
                                    

OY!! YANG ADA DISANA!!
SELAMAD MALMING CUYY

YG JOMBLO KITA NGUMPUL SYINIHHHHH!!🖤🖤

HAPPY READING YAHHHHHHHHHH



Diruangan yang beraroma obat-obatan ini, Rangga, Casa, Catur, Bagas, Kevin, Zaky dan Iky tengah duduk disamping Zen yang masih terbaring di brankar dengan kondisi kaki yang diperban karena sempat terjepit saat kecelakaan sore tadi.

Untungnya tidak ada luka serius akibat dikejadian ini, tetapi hal itu membuat body depan mobil milik Casa penyok karena menabrak pembatas jalan. Namun hal itu tidak diindahkan oleh sang pemilik, yang terpenting ialah sahabatnya.

Fyi, Kevin dan Zaky tadi sempat mendapat telepon dari Catur dan datang juga bersama Catur, Bagas, dan Iky.

Disaat semua sibuk dengan dunia nya masing-masing, Zen akhirnya tersadar dari pingsannya.

"ALHAMDULILLAH BROO!! UDAH SADAR ANJIR" sorak Iky menjabat tangan Zen yang tak diinfus. Zen hanya meringis pelan karena cengkraman kuat dari Iky yang terlalu bar-bar.

"Ye.. si dongo anjir," sahut Zaky menempeleng kepala Iky keras. Yang ditempeleng hanya mengaduh kesakitan dan berlari layaknya uke ke arah Catur yang sedang memakan sebuah apel yang ada dinakas.

"Ayangg, si Jaki nempeleng aku, Ay!!. Yang, tabok tuh dia!" adu Iky hampir mencium pipi tirus Catur.

Plak!

"Ky, kek nya lu harus disuntik mati ge. Cape anying gue ngeliat lo, mana tadi...." Bagas menjeda kata-kata nya.

"Khekekeke..kek uke anjimm!" Komen Bagas prustasi, tadi saja saat diparkiran rumah sakit ia sempat melihat Iky membeli sebuah balon yang berbentuk monyet diseberang jalan. Saat ditanya mengapa membelinya ia malah menjawab, "Biar si Zen cepet sadar nyet, kan monyet ini kembarannya. Baikkan gue?"

Bngst😭

Kevin hanya mendengus, capekk!!. Terserah aja terserahhh!! Kepin angkat tangan!!.

Lain hal nya dengan Casa, ia kini mendekat ke arah Zen yang terbaring di brankar dengan salah satu kakinya yang diperban.
"Zen, maaf. Ini semua gara-gara gue, andai----"

Belum sempat Casa selesai berbicara, Zen terlebih dahulu memotong ucapan gadis itu. "Sstt, nggak papa. Gue juga gak papa, cuma sakit dikit kok. Dikittt nii" ucapnya sembari memegang kakinya yang diperban.

"Maaf ya gara-gara gue mobil lo pasti rusak parah deh, nanti gue ganti ya" sambungnya

"Apaan si lo! Urusan mobil mah gampang. Lagian yang seharusnya minta maaf kan gue bukan lo"

"Peluk boleh?" tanya Casa kepada Rangga yang berdiri disampingnya dan juga ia sempat melirik Kevin dan Zaky sebagai permintaan persetujuan. Kevin dan Zaky mengangguk ringan, sedangkan Rangga dengan berat hati mengizinkannya.

"Makasih ya.." ucap Casa sebelum menghamburkan tubuhnya ke tubuh Zen.

Nyaman.

Itu yang Zen rasakan, ia sudah lama menginginkan ini. Tidak! Ia tidak akan jatuh cinta lagi pada gadis dipelukkannya ini, sudah bersahabatan juga ia senang sekali. Lagipula Rangga selalu menjaga gadis ini dengan baik, jika kalaupun suatu saat Rangga tak menjaganya dengan baik ia pasti bakalan turun tangan untuk menghajar nya.

Casa mengurai pelukkannya dan beralih memeluk Rangga dengan kekehan kecil.
"Ngga usah cemburu, sini gue peluk" celetuknya mengundang jiwa-jiwa jomblo didalam ruangan itu meronta-ronta. Terkecuali Bagas yang memang sudah mempunyai kekasih.

IT'S MY STORY [TIDAK DILANJUTKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang