Hujan turun begitu derasnya, saking deras tak ada yang akan menyadari sebuah adegan pembunuhan yang akan dibuat sebagai insiden bunuh diri.
Krieeekkkk~
Brakk~
Klang~
Suara sebuah tongkat besi yang di seret memecah keheningan. "Bersembunyi dimana kau wanita sialan!" Umpat pria sambil mengobrak-abrik sebuah meja dan kursi dan beberapa peralatan sekolah yang telah usang itu.
"Hah... Baiklah! Kau harus bersembunyi dengan baik, karena jika aku mudah menemukanmu. Adegan detik-detik kematian mu tidak akan menyenangkan!" Dia terus saja berbicara sendiri. Tidak, dia tahu bahwa wanita yang dia cari sedang bersembunyi dan mendengarkannya dengan ketakutan.
Seorang wanita dalam keadaan basah bersembunyi di dalam sebuah lemari besi usang terletak paling pojok area atap gedung sekolah itu. Dari cela-cela pintu lemari besi itu dia bisa melihat sosok pria yang kini terlihat seperti iblis di matanya.
Dia menangis tersedu-sedu, seolah-olah sudah memprediksi nasibnya. Tapi, yang lebih menyayat hati adalah dia harus mati di tangan pria yang sudah dia cintai selama 10 tahun. Konyol, bagaimana bisa di usianya yang baru 7 tahun kala itu. Dia sudah merasakan degup kencang saat menatap sosok anak kecil dengan tatapan tulus saat menyelamatkan seekor kucing.
Hari ini pun dia juga menatap pria itu dengan debar jantung yang menggebu-gebu. Tapi, bukan karena perasaan cinta melainkan rasa takut.
"Cukup! Aku sudah membuang-buang waktu denganmu. Seharusnya aku ada di rumah sakit, di sisi Naeun saat ini" gerutunya sembari mengibaskan rambutnya yang basah kebelakang.
Mendengar nama itu, wanita yang di cari oleh pria yang tak pernah meredakan api amarah di matanya tersontak. Dia mengepal keras tangannya dan mengertakkan giginya, "gara-gara wanita itu, saat itu harusnya kubunuh saja di..."
Krieekkk~
"HAH! Ketemu," tiba-tiba pintu lemari itu terbuka dan pria yang mencarinya sedari tadi menyeringai seram.
"Tadi kau bilang apa? Harusnya kubunuh saja kau bilang? Apa aku juga harus membunuhmu saja malam ini,"
"A...aku, i...itu. Jaehyun, kita bisa bicara baik-baik. Ka...kau taukan aku sangat mencintaimu, itu sebabnya aku tak suka kau memihak wanita jal..."
Plaakkk~
Pria itu langsung membungkam mulut wanita yang dia tatap dengan mejijikkan. Dia bahkan tak tersentuh dengan air mata yang di tampakkan wanita itu.
Bruukkk~
Jaehyun menyeretnya keluar dari lemari sempit itu lalu melemparnya dengan kasar. Dia bahkan tak bergeming ketika tubuh wanita itu menghantam beberapa kursi di belakangnya.
Bbukk~
Prankk~
"Arrghhh~" rintihan itu tenggelam dalam derasnya hujan yang tak tahu kapan akan reda.
"Dasar menjijikkan, aku bahkan muak mendengar kata cinta yang keluar dari mulut kotormu itu wanita sialan!" Cibir Jaehyun sembari mengelap darah yang warnanya memudar karena bercampur dengan air.
Tentu saja darah itu milik wanita yang membuatnya marah karena telah mencelakai Naeun. Ya, dia adalah wanita yang di cintai oleh Jaehyun. Tapi, Naeun kini terbaring di rumah sakit karena perbuatan wanita di hadapannya.
"Sudah kuperingatkan, jika kau menyentuh milikku. Maka kau akan mendapat balasan 2 kali lipat dariku" celotehnya. Wanita itu berusaha bangkit namun tak bisa, badannya begitu ngilu dan sakit. Jika dia memaksa bergerak, maka tubuhnya benar-benar dalam kondisi remuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly, I Became a Antagonist (The End✓✓)
FanfictionRilis : Selasa, 01 maret 2022. Tamat : sabtu, 20 Mei 2022 Cerita ini merupakan sekuel dari "kisah untuk Jaehyun" yang diceritakan dalam cerita "Extraordinary you" namun memiliki alur yang berbeda dari kisah sebelah.