"Eps. 18"

91 12 0
                                    

"Hei, tunggu!" Panggil Jaehyun mengejarnya, namun Sejeong sudah terlanjur marah dan mengabaikannya.

"Kau salah jalan, jalan pulang bukan ke arah..."

Sejeong membalikkan badannya lalu berjalan menghampiri pria yang 3 meter darinya itu, "sebenarnya apa mau mu? Kenapa kau di sini, sana kembali dan cium pacarmu itu sesuka hati" usir Sejeong.

"Cih, katanya kali pertama. Tapi, dia terlihat sangat pro" cibir Sejeong cemburu, bukan Sejeong tapi Doyeon.

Jaehyun terkekeh, "apa kau cemburu?"

"Aniyo" sangkal Sejeong menatapnya tajam.

Jaehyun mendengus memutar bola matanya untuk mengingat kembali alasan dia tiba-tiba mengejar Sejeong.

"Ayo pulang, kita bisa melanjutkan pertengkaran ini di rumah" ajak Jaehyun mengulurkan tangannya.

Sejeong membuang mukanya, namun tetap mengulurkan lengannya. "Aku lupa pamit dengan Doyoung," ujar Sejeong yang lengannya di gandeng oleh Jaehyun.

"Tak usah, kita pulang naik taksi saja. Aku akan mengambil motorku besok," celoteh Jaehyun yang tak ingin kembali ke rumah Doyoung lagi.

"Tapi, tak ada taksi di gang sekecil ini"

"Kita hanya perlu berjalan sebentar kedepan, bukannya kau sangat beruntung bisa berduaan denganku?" Ledek Jaehyun.

Sejeong terkekeh, takjub dengan sikap narsis si karakter utama itu tapi dia tak menyangkal. Entah kenapa dia tak pernah bisa marah berkepanjangan dan merasa senang menghabiskan waktu dengannya.

"Tadi itu aku hanya memastikan sesuatu saat mencium Naeun," Jaehyun kembali berdialog setelah diam beberapa saat menyatu dalam keheningan malam di bawah lampu jalan yang redup dengan tangan yang masih saling bertaut.

“Memastikan sesuatu, apa itu?” 

Dia tak menjawab, hanya tersenyum pada Sejeong sambil mengayunkan tangannya yang menggenggam erat tangan wanita itu. “Rahasia,” gumamnya pelan.

“Tapi, Sejeong-ah. Sebenarnya kau lebih suka siapa? Aku atau Doyoung?” tanya Jaehyun menghentikan langkahnya.

“apa aku harus menjawabnya? Sepertinya kau sudah tahu jawabannya,” Sejeong malah kembali bertanya.

“kau meragukanku?”

Jaehyun menggelengkan kepalanya, seraya mengelus puncak kepala Sejeong. “aku percaya,” tuturnya.

“Eh?” Sejeong sedikit bingung dengan respon Jaehyun yang agak ambigu, dia yakin kalau pria itu sebenarnya menyukainya tapi, sepertinya pria itu main tarik ulur dengannya.

“apa maksudmu dengan ‘aku percaya?’ apa kau...”

“Hm, sepertinya aku menyukaimu...”

“Oohh~ Hah?” Mata Sejeong refleks melotot kaget, meski tahu dia juga begitu terkejut. Dia hampir saja menyerah kemarin, perlahan menerima nasib kalau dia akan terjebak lebih lama di dunia ini.

“se...semudah itu?” dia tak sengaja mengucapkan kata itu, membuat Jaehyun mengeritkan dahinya bingung lalu mendesah keluh. “apa maksudmu semudah itu? Oh~ apa kau hanya berniat main-main dengan perasaanku? Woaahh~” Jaehyun malah menerka-nerka melihat ekspresi Sejeong yang terkejut namun dia seperti menolak pengakuan itu.

“Aniyo~ ba...bagaimana bisa aku main-main denganmu? Hyyaa~ ka...kau mengusiliku yah? Ke...kenapa kau tiba-tiba suka? Wae?” Sejeong juga mengeluh padanya.

Melihat reaksi lucu Sejeong, membuat Jaehyun tertawa “hahahha~”

“kau tertawa? Woaahh~ jahat sekali jadi benar kau...” oceh Sejeong terhenti ketika Jaehyun mendekat lalu memeluknya. “aku serius, aku benar-benar menyukaimu” bisiknya.

Suddenly, I Became a Antagonist (The End✓✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang