[BL] CARA SALAH MENDEKATI KETUA SEKTE IBLIS | THE WRONG WAY TO DEMON SECT LEADER

Chapter 116

Orang tak dikenal itu telah mengunci Penatua Wen di sebuah rumah kosong di kota terdekat, dan telah meminta agar Ketua Hanya mengirim orang untuk berjaga-jaga. Seni bela diri para penjaga tidak terlalu tinggi, jadi mereka menerobos masuk dengan mudah — tentu saja, Penatua Wen yang sudah lama tidak terlihat, ada di dalam.

Saat ini, dia kedinginan. Wei Qi pergi untuk memeriksa pernapasannya dan memeriksa denyut nadinya, kemudian menemukan bahwa dia telah diracuni oleh Pelemah Tulangnya sendiri.

Zhao Jian Gui juga telah dipaksa minum banyak racun itu saat itu, jadi dia tahu bahwa itu tidak mengancam jiwa, itu hanya menutup kekuatan internal dan membuat seseorang lebih lemah dari rata-rata orang. Sekarang Penatua Wen telah diracuni dengan Pelemah Tulang itu sendiri, itu adalah sebuah keadilan. Wei Qi pergi ke halaman, mengambil baskom berisi air sumur, lalu menuangkannya ke tubuhnya untuk membangunkannya, dengan sengaja membuat penampilan seorang tiran jahat yang menendang seseorang saat mereka jatuh, "Ingat kami, Penatua Wen?"

Butuh waktu lama bagi Penatua untuk kembali sadar. Dia pertama kali menatap Wei Qi dengan terkejut, lalu mengalihkan pandangannya ke Ji Han, yang membuatnya takut hingga hampir berguling dari tempat tidur. "Lepaskan aku, Ketua, lepaskan aku!" dia memohon belas kasihan dengan gemetar.

Dia mengoceh tentang beberapa hal yang tidak bisa dipahami orang lain, dia tampaknya sedikit keluar dari itu, karena tidak peduli bagaimana Wei Qi mengajukan pertanyaannya, dia bertindak sama. Akan sulit untuk mendapatkan petunjuk apa pun darinya untuk saat ini. Ji Han akhirnya harus menyuruh Wei Qi membawa pria itu kembali saat mereka berencana untuk kembali ke sekte.

Zhao Jian Gui, bagaimanapun, berputar-putar di sekitar gedung.

Itu adalah tempat yang didekorasi secara sederhana dan tidak dilengkapi dengan banyak perabotan. Satu orang itu mungkin telah mengambil semuanya. Dia melihat sekeliling, lalu melihat sesuatu yang sangat familiar di atas meja kecil.

Itu adalah sepasang sarung tangan kulit rusa.

Dia telah melihat yang serupa pada Hua Hufa beberapa hari yang lalu, tetapi ini pasti bukan miliknya. Set ini tampak sedikit lebih kuno, desainnya sangat berbeda, dan ukurannya jauh lebih besar — ​​tangan Hua Hufa sama sekali tidak sebesar itu. Itu tampak seperti sesuatu yang dimiliki seorang pria. Dengan hati-hati, dia mengambil sarung tangan itu, meletakkannya di dekat hidungnya, dan mencium bau menyengat yang familiar.

Dia tidak bisa membantu tetapi mengerutkan kening.