2. buket bunga

48 7 13
                                    

"Sesuai pesanan Baginda raja kesesatan, kami persembahkan buket bunga paling uwaw di Jakarta" ucap laki-laki berparas tampan dan berotak sengklek yang bernama Revan darendra. Semalam, Alta sempat mengirim chat pada sahabat-sahabatnya untuk membelikannya buket bunga. Tentu, bukan untuk dirinya. Melainkan untuk orang istimewa yang hari ini harusnya sedang berbahagia.

"Oke makasih, btw gue bukan raja kesesatan. Gue anak baik kesayangan Bunda," jawab seorang yang memegang buket bunga mawar yang sangat indah. Orang itu adalah Alta. Ketua dari geng peace diamond, geng yang di kenal sangat menjunjung tinggi nilai keadilan dan kemanusiaan.

"Iya deh, apa sih yang enggak buat yang always jomblo" ledek salah satu anggota inti peace diamond yang bernama Nathan. Nathan Danudaksa. Pemuda berparas tampan dan menawan memiliki tubuh tinggi dan kulit putih.

"Gue jomblo juga ada alasannya, kalian juga tau apa alasan gue jomblo" sahut Alta tak ingin kalah. Alta adalah satu-satunya dari anggota inti peace diamond yang belum pernah pacaran sama sekali, dengan alasan takut menyakiti hati wanita seperti yang papahnya lakukan pada bundanya.

"Kak---" panggil salah satu adik kelasnya yang juga menjadi salah satu anggota peace diamond.

"Eh, apa kabar? Lama lo gak ikut nongkrong" sapa Gibran pada adik kelas yang memanggil Alta tadi. Adik kelas mereka yang masih berada di bangku kelas sebelas itu bernama Novan Setya Nugraha.

"Kenapa? Kok, lo panik?" tanya Alta yang masih santai karena ia belum mengetahui apa yang terjadi.

"Di depan ada Rafael sama geng-nya" jawab Novan dengan nafas yang masih tidak beraturan.

"Lo serius? Mau ngapain lagi coba tuh bebek sawah kesini" sahut Revan sambil mengalihkan fokusnya, dari yang tadinya ke layar ponsel sekarang ke arah Novan.

"Gue gak bohong, gak ada untungnya juga gue bohong. Mereka di depan lagi berusaha masuk" ucap Novan lagi dan kemudian terdengar suara deru mesin motor yang sangat kencang.

"Amanin yang lain, biar gue sama mereka yang hadapin Rafael" perintah Alta pada Novan. Alta memerintahkan Novan untuk mengamankan siswa-siswi yang mungkin berada di tempat yang dapat di jangkau oleh Rafael dan gang-nya.
***
"Mau apa Lo kesini?" tanya Alta yang sudah berhadapan dengan Rafael. Musuhnya yang sangat menyebalkan.

"Heh! Calon bebek penyet, lo mau gue penyet lagi?" tanya Revan dengan nada tengilnya.

"Gue kesini cuma mau nyari aja sih, siapa tahu ada yang bisa gue ajak kerjasama" jawab Rafael dengan nada angkuh. Itu yang membuat Alta sangat membenci musuhnya ini, ke-angkuhan Rafael yang tak ada hentinya.

Tanpa aba-aba Alta menghantamkan satu tonjokan di pipi rivalnya itu. Lagi, pertikaian antar mereka akan segera di mulai.

"Sial, hajar" perintah Rafael pada teman-teman gang-nya.

Pertengkaran kembali dimulai, kali ini Alta hanya bersama anggota inti peace diamond yang berjumlah empat orang. Harusnya mereka berjumlah lima orang, tapi, kini orang itu sedang membantu Novan mengamankan siswa-siswi yang lain.

Suara pukulan demi pukulan terdengar nyaring di telinga siswa-siswi SMA Pratama. Mereka bukan hanya sekali dua kali melihat hal ini terjadi, berkali-kali hal ini sudah terjadi mulai dari musuh yang sama sampai musuh yang berbeda.

"Nov, gue mau turun bantuin mereka" ucap salah satu siswi perempuan yang sedang membantu Novan untuk mengamankan siswa-siswi.

"Jangan gila, kalau lo turun yang ada Rafael bakal terus ngincer lo" jawab Novan yang masih mengarahkan siswa-siswi menuju tempat yang lebih aman.

"Gak, gue gak peduli sama sekali. Lo liat, mereka licik banget, mereka nyerang bawa 20 pasukan sedangkan Alta? Dia cuma ber-empat" jawab siswi perempuan itu. Ia kekeuh ingin membantu Alta dan yang lainnya walau ia perempuan.

ALTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang