12. Rean
Hari pertama ujian tengah semester di SMA Pratama terasa begitu berat bagi siswa-siswinya, pasalnya, hari ini adalah ujian ekonomi dan bahasa Inggris bagi anak-anak yang mengikuti jurusan IPS. Jadi, jangan diragukan lagi tingkat ke susahan dua mata pelajaran itu.
Jam ulangan terakhir hampir selesai. Menyisakan beberapa menit lagi. Siswa-siswi mulai mengecek kembali hasil yang sudah mereka kerjakan.
Semuanya tampak sangat fokus sehingga kelas menjadi sangat hening. Tapi, keheningan itu terpecah saat sat7 suara mengagetkan mereka semua.
"Pagi, Bu" sapa orang itu.
Suara itu dapat membuat seluruh penghuninya menolehkan kepalanya. Tak terkecuali Alta.
Deg!
Alta kaget dan langsung membulatkan matanya dengan sempurna saat ia melihat seseorang yang datang itu.
Rean.
Orang itu adalah Rean.
"Oh iya. Silakan masuk dan perkenalkan diri" ucap Miss Ratna. Guru yang mengawas di jam ujian bahasa Inggris.
Rean tersenyum kemudian berjalan masuk. Ia berhenti tepat di depan kelas.
"Hai semuanya. Nama gue Rean Adimata Atmaja. Kalian bisa panggil gue Rean. Gue dari sekolah SMA Nusa Indah. Salam kenal,"
"Oh ya. Gue saudaranya Alta"
Alta kembali dibuat kaget dengan ucapan Rean. Buat apa Rean memberitahu yang lain bahwa ia adalah saudara dari Alta? Itu bukan hal yang perlu orang lain tau. Iya, kan?
"Baik. Silakan duduk di bangku kosong belakang Alta, ya" titah Miss Ratna dengan sabar.
Kring
Kring
Kring
Jam ujian telah berakhir. Siswa-siswi mulai mendecak sebal kemudian mau tidak mau mengumpulkan kertas ujian mereka.
Alih-alih pergi meninggalkan kelas karena jam ujian sudah selesai, siswi-siswi justru mengerubungi meja Rean.
"Hai Rean, lo kenapa pindah kesini?"
"Rean, lo serius sodaranya Alta?"
"Rean, kok, lo bisa jadi sodaranya Alta?"
"Lo kakak atau adiknya?"
Pertanyaan-pertanyaan itu di layangkan untuk Rean. Rean hanya tersenyum sebelum ia menjawab, "Gue kakaknya. Jadi, nyokap gue baru nikah sama bokapnya dia"
"Oalah sodara tiri"
"Oh pantes gue baru tau"
Bisikan-bisikan itu terdengar sampai ke telinga Alta. Tapi Alta lebih memilih meninggalkan ruang kelas dan segera menuju markas.
Rean tersenyum miring saat melihat Alta dan sahabat-sahabatnya meninggalkan kelas mereka sedangkan Meisya, ia masih duduk di bangkunya. Dan sedang merapikan alat-alat tulisnya.
Rean bangun dari duduknya dan hendak menghampiri Meisya.
"Ayok pulang bareng gue" ucap Rean. Saat ini, ia sudah duduk di bangku Alta yang berada di samping Meisya.
"Sorry, gak usah. Gue pulang sendiri" sahut Meisya dengan wajah cuek.
Meisya melangkahkan kakinya keluar kelas. Namun, itu semua tak membuat Rean menghentikan rencannya untuk membuat Meisya pulang bersama dirinya.
Ia terus mengikuti Meisya sampai mereka sampai di parkiran dan sudah tidak mendapati siapa-siapa.
"See? Lo mau pulang bareng Alta, kan? Dia aja udah pulang duluan. Jadi, ayok pulang bareng gue" ucap Rean sambil menggenggam tangan Meisya. Berusaha menarik Meisya agar gadis itu benar-benar pulang bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTA
Teen FictionBukan kisah sedih, hanya kisah penuh luka. Secercik kisah Alta dengan perjalanan hidupnya yang rumit. Kejutan dalam hidup yang tak pernah ia harapkan. perginya seseorang di hidupnya dengan jarak waktu yang sangat singkat. Pertemuan tak sengaja ya...