Alta mengendarai motornya dengan air mata yang belum berhenti mengalir. Ia masih menangis sejak membaca surat dari Bundanya yang diletakkan didalam laci nakasnya saat Bundanya meninggalkan rumah mereka di malam itu.
Alta tak memiliki tempat tujuan. Ia tidak tau tujuannya untuk hidup itu apa. Ia kehilangan arah.
Setelah memikirkan kemana ia akan pergi, akhirnya ia memutuskan untuk mengunjungi rumah neneknya. Ibu dari Windi. Ia teringat saat Windi pamit padanya untuk pergi beristirahat di rumah sang nenek. Tanpa berpikir akan selama apa waktu yang akan ia tempuh di perjalanannya nanti, Alta langsung melajukan motornya dengan kecepatan yang lebih tinggi.
"Bunda.... Alta datang" ucapnya dalam hati.
Ia berkendara dengan penuh harap. Ia berharap agar kali ini ia benar-benar dapat bertemu dengan Bundanya. Ia sudah beberapa kali mengunjungi rumah neneknya itu, namun nihil. Ia tidak menemui siapa-siapa selain asisten rumah tangga.
••••••
"Rean, kamu mau beli apa? Pilih apa aja, om yang bayar" ucap seorang David Atmaja yang selama ini tidak memperdulikan anak kandungnya sendiri.
Rean, nama pemuda bertubuh tinggi dengan kulit tan itu adalah anak dari Risma. Calon istri David.
David tampak sangat menyayangi Rean, terlihat dari tatapan matanya saat melihat Rean dan senyum yang ia keluarkan saat bersama Rean sangat berbeda dengan saat David bersama Alta.
"Gak usah, mending kamu pilihin baju buat Alta" sahut Risma sambil tersenyum. Melihat tingkah Mamanya itu, raut wajah Rean yang tadinya ceria itu berubah menunjukkan ekspresi tak suka.
"Gak usah. Ayok, kamu pilih aja mau yang mana. Kamu juga, Ris. Pilih aja mau yang mana" ucap David sambil mengusap kepala Rean yang duduk disampingnya dengan senyuman hangat yang sangat dirindukan Alta.
"Om, kalo aku mau motor kayak Alta boleh?" Ucap Rean dengan senyumnya yang mengembang
"Jangan aneh-aneh kamu, itu mahal" sahut Risma yang tak suka dengan tingkah anaknya itu
"Gak papa, kamu mau yang kayak gimana? Tunjukin sama om, biar kita langsung beli" balas David. Ia tampak tidak merasa keberatan sama sekali jika harus membelikan Rean barang-barang mahal. Tapi jika Alta hanya meminta waktunya untuk mengambil raport semesternya, David akan sangat keberatan.
Dengan wajah sumringah, Rean mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan gambar motor yang ia inginkan "kayak gini" ucap Rean.
David mengernyitkan dahinya dalam, ia tampak kenal dengan motor itu. Motor itu sangat mirip dengan motor milik Alta.
"Kamu serius mau yang kayak gitu?" Tanya David.
"Iya"
David mengangguk kemudian tersenyum "Oke, kita beli sekarang, ya" ucapnya.
"Serius, om? Makasih, om" sahut Rean dengan wajah yang sangat menapakkan kebahagiaan.
Risma hanya menggelengkan kepala melihat tingkah anaknya dan calon suaminya itu. Mereka terlihat kompak.
"Ris, ayok" David memperingati Risma yang masih duduk diam di tempatnya.
"Bentar, mas. Aku beliin makanan buat Alta dulu" sahut Risma kemudian wanita itu berjalan menuju arah toko kue yang berada di seberang toko pakaian yang tadi ia kunjungi bersama David dan Rean.
Setelah sampai di toko kue, Risma berjalan kearah jejeran etalase yang di penuhi kue-kue lezat, ia berniat membelikan Alta kue agar laki-laki kembali merasakan kasih sayang. Ia tau, semenjak satu tahun dari kepergian Windi di malam itu, sikap David menjadi berubah total padanya. Ia ingin memberikan kasih sayang untuk Alta, sama seperti ia memberikan kasih sayang untuk Rean.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTA
Teen FictionBukan kisah sedih, hanya kisah penuh luka. Secercik kisah Alta dengan perjalanan hidupnya yang rumit. Kejutan dalam hidup yang tak pernah ia harapkan. perginya seseorang di hidupnya dengan jarak waktu yang sangat singkat. Pertemuan tak sengaja ya...