➵ Terkuat | 3

1.3K 409 79
                                    

Run the clock, but don't surrender.
To the creatures of the night.
Train your soul, to remember.
Where the weapon and
the world divide.

❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Di sebuah ruang megah tempat sang Khaleesi terduduk dan di kelilingi kerabat dekat nya, ia sesekali meringis menahan rasa sakit di tubuhnya.

Jennie tengah memberikan sebuah racikan ramuan pada lengan Lysa yang tergores oleh pedang Bora sebelumnya di sana. Suga pun turut meringis melihat nya, ia tau bahwa adiknya ketika marah, ia tak akan sadar akan rasa sakit itu... Ia baru menyadari nya setelah ia bisa berpikir dengan normal.

"Aku tau kau kuat, tapi kita bahkan belum berperang, namun kau sudah melukai dirimu seperti ini, Lalysa." Suga sudah menyuarakan omelan nya sejak sepuluh menit yang lalu, dan Lysa hanya menghela nafas di sana.

"Anggap saja ini latihan, Kak."

"Selama ada aku... Tak ada yang boleh melukai mu. Kau tau itu...."

"Iya iya iya." Lysa hanya mengangguk, agar Suga cepat diam, atau ia akan mengomel hingga satu jam kedepan. Itu sudah sangat membuatnya pening.

Begitulah Suga... Sedewasa apapun adiknya, Lysa tetaplah adik kecil di matanya. Terlepas Lysa sudah memiliki gelar Khaleesi di tanah nenek moyang mereka, tetap saja... Suga tak rela melihatnya terluka.

"Aku minta maaf atas nama Bora, Khaleesi." Valdez kembali bersua, dan itu membuat Lysa kembali berdecak.

"Paman... Kau sudah mengatakan itu lima belas kali sejak aku di taman." Lysa mengangkat tangannya, memberi tanda untuk berhenti bicara pada sang Paman. "Sudahi, ya? Aku tak marah."

"Tapi kau terluka...."

"Luka ini atas kehendak ku. Aku yang menerima tantangan Bora. Jadi, berhenti meminta maaf... Tidak ada yang salah di sini."

Paman Valdez pun menghela nafas, "ini terjadi karena sejak kecil dia terbiasa bermain pedang."

Suga, Jennie, dan Lysa yang berada di ruangan itu pun terdiam, mendengar kisah yang akan di ceritakan Paman Valdez tentang Bora.

"Dahulu... Para lelaki yang seumuran dengannya, sering mengejek nya karena fisiknya yang lemah. Dan rasa sakit hati yang menumpuk, membuat seseorang tumbuh jadi kuat. Lantas karena hal tersebut, ia sangat membenci kekalahan. Ia jadi terbiasa menantang siapapun yang terkuat. Ingin membuktikan pada orang-orang yang meremehkan nya, bahwa ia bisa mencapai puncak kemenangan dengan usaha nya. Oleh karena itu, ia memutuskan jadi pengelana di benua Urendai. Aku memintanya menetap dengan ku, tapi gadis itu menolak. Bahkan ia pernah hampir kehilangan nyawa nya karena melawan para petinggi di clan Farthala, namun ia berhasil memenangkan pertarungan. Itu sungguh menegangkan." Valdez menggelengkan kepala nya, nampak khawatir dengan gerak-gerik Bora selama hidupnya.

[2] Megan Throne ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang