➾ Rivaderm | 6

929 260 70
                                    

In the middle of the war...
Remember what you're fighting for.
We'll be the army.
We're on the frontlines. —

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Cahaya sang surya memberikan kata cerah dalam berbagai variasi makna di atas dunia. Menumbuhkan bunga asa yang dipenuhi permohonan untuk berakhir ke dalam nirwana. Simbolik apura dalam bentuk bargawa berhasil menerobos pada kata setia. Para adiwangsa bersuka cita, mendapatkan anumerta setelah berhasil mewujudkan kemenangan pada rimba. Namun apakah mereka paham sejatinya rasa bahagia? Nelangsa, nestapa... Adalah jalan yang ditempuh setiap manusia, sebelum mendapatkan rasa sentosa. Namun hanya sedikit yang memahami nya.

Derap langkah kaki datang membawa sebuah konfirmasi, menundukkan kepala hormat sebelum ia angkat bicara. Nivazqa sang informan laut menghadap sang Ratu di atas kapal yang siap dilayarkan siang itu.

"Khaleesi."

"Bagaimana persiapan kapal yang lain?"

"Kapal kapal siap berangkat, Khaleesi."

"Dimana posisi Raja Rivaderm?"

"Ia menunggu di gerbang istana Rivaderm."

Untuk tiba di istana Rivaderm, pasukan Urendai harus melalui sebuah lautan yang terbentang vertikal. Atas hal itu, ribuan kapal-kapal pun siap dilayarkan, tepat saat matahari berada di atas kepala. Pasukan barat kali ini turut terjun ke medan perang. Menambah banyak pasukan sang Khaleesi. Lalysa pun menatap Tyrion di samping nya.

"Bagaimana kesiapan pasukan barat?"

"Telah siap sejak satu jam yang lalu."

"Baik. Di lautan menuju gerbang Rivaderm, sudah pasti akan ada pasukan yang menghadapi kita di sana. Aku ingin satu pasukan terbaik menghuni satu kapal di barisan terdepan. Keluarkan meriam kita. Aku tak ingin meremehkan kekuatan Rivaderm. Mereka punya senjata termaju dan terhebat diantara clan lainnya."

"Segera kami laksanakan, Khaleesi." Kai menundukkan kepala nya sejenak, kemudian pergi dari ruangan, mengurus segala rencana.

Setelah semua orang keluar dari ruangan tersebut, Lalysa berdiri di bibir jendela. Menatap setiap pasukannya yang telah bersiap meluncurkan serangan terbaik. Dan hal menarik yang Lalysa lihat siang itu adalah... Saat Kai menghampiri Jennie, berbincang dengannya sejenak, kemudian memeluknya. Tengah menguatkan satu sama lain.

"Setelah peperangan ini usai, aku berjanji... Kita akan menikah, Jenn."

Jennie mengangguk atas ucapan Kai, "maka kau harus tetap hidup."

[2] Megan Throne ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang