➺ Tatanan Anubawa | 3

1K 273 19
                                    

— Inside my heart there's a letter.
A letter to comeback home from the mess that I've made.
Dear my body, forgive me for that pain that you've felt. —

❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Lautan biru tertubruk pelan bersama datang nya perahu yang membawa sebuah pasukan. Disapa oleh rembulan di atas awan, dengan bintang-bintang yang turut menyaksikan. Angin malam membawa rasa dingin namun sekaligus menentramkan. Lalysa kini duduk di kursi kayu, di atas kapal yang tengah menuju arah perbatasan. Hendak melihat sendiri jalannya perekonomian di wilayah yang ia kuasai. Ia ditemani Suga kali ini, karena Tyrion tengah mengurus pasukan mereka di istana, untuk mempercepat jalannya rencana.

Melihat Lalysa tengah duduk sendiri di ujung kapal, membuat Suga kini turut duduk di samping nya. Gadis itu tengah menatap langit malam, sembari merenungkan beberapa ihwal yang membuat nya menemukan sebuah jawaban.

"Kau baik-baik saja?" tanya Suga, dan Lysa menoleh padanya, kemudian mengangguk sambil tersenyum.

Suga pun mengelus lembut surai sang adik. "Meski kau sekarang adalah seorang Ratu, aku masih saja khawatir padamu."

"Kau selalu seperti itu sejak dulu. Aku sudah tak heran lagi."

Suga tersenyum mendengar nya, kini ia turut menatap pesona langit malam di sana.

"Bintang-bintang itu terlihat bergerombol satu sama lain, seolah memiliki kawan disekitarnya... Namun sebenarnya jarak nya dengan bintang lain, sangat jauh. Bukan hanya bulan yang kesepian, bintang pun demikian." Lalysa menghela nafas. "Namun selalu ada satu bintang yang berjarak dekat dengan satu bulan. Seolah membagi rasa kesepian satu sama lain, meski akhirnya saat matahari datang, mereka tak lagi terlihat bersama."

Suga menerawang jauh ke atas sana, surai nya beterbangan tertiup angin malam, ia sekali lagi tersenyum. "Apa yang tidak terlihat bersama, belum tentu berpisah. Indra penglihatan kita saja yang memiliki keterbatasan." Suga mengelus pundak adiknya dengan lembut. "Intinya kita harus percaya, bahwa di dunia ini tak ada satu pun hal yang harusnya kesepian... Dengan syarat, ia harus berani menerima sebuah uluran tangan yang mencoba memberikannya harmoni rasa di dalam jiwa."

Kali ini Lysa tersenyum manis, dan menatap Suga dengan anggukan di kepala.

"Duduk di atas tahta selalu membuat setiap makhluk merasa kesepian. Raja hutan selalu berjalan sendirian, namun sejatinya ia akan selalu punya kawanan, yang akan membantu nya menyeimbangkan keadilan di dalam hutan. Begitupun dirimu... Meski kau seorang Ratu Urendai, jangan pernah merasa bahwa tak ada orang yang memahami mu. Lihatlah ke belakang... Ada banyak sekali sepasang tangan yang akan memberikan dorongan, karena sejatinya kau tak pernah sendirian."

[2] Megan Throne ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang