Chapter 2 [Secret Reveal]

1.4K 439 88
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

Lalysa Elevary Clarke, sang Khaleesi dari Halerie... Kini berdiri tegak di depan para pasukan Porza. Seluruh kepala yang ada, menunduk hormat pada sang Ratu tercinta, beserta tiga naga yang mengawal nya. Lalysa dan pasukan nya telah siap menuju suku Batela —clan Aghuria.

Entah bagaimana pun caranya, sebelum Lalysa datang ke Luxidos, para rakyat Urendai harus bersatu, dengan satu pemimpin tentu saja. Dan nama Lysa telah tertakdir untuk itu semua.

Maka kini ia bersiap datang ke masing-masing suku, untuk mendapatkan validasi perihal siapa penguasa Urendai sesungguhnya.

"Paman, aku telah siap."

"Baik, Khaleesi."

Setelah itu, Valdez berteriak kencang pada pasukan mereka yang telah berbaris rapi di lapangan istana.

"PORZA! BERSIAP!"

Tatapan Lalysa menajam, ia terlihat berapi-api... Siap menunjukkan diri, atas segala hal yang ia miliki.

"GRRRAAA!"

Geraman Droco menjadi pembuka, dan setelah itu Lalysa melesat menuju suku Batela, dengan pasukan berkuda yang kini berlari kencang dengan ambisi besar di belakang sang Khaleesi.

Dup!
Dup!
Dup!

"TARGARYEN TEQHW DYÉLZ!"
(TARGARYEN TELAH DATANG!)

Keributan langsung terjadi sepersekian detik saat pasukan Porza tiba di perbatasan suku Batela. Dan mereka di sambut oleh para Kuru, lantas adu pedang pun tak terelakkan di sana.

Suara jeritan, suara pedang bertubrukan, suara sayatan, dan darah yang berceceran... Hal itu sudah menjadi hal yang biasa di mata Lalysa sejak ia kecil, tak ada rasa belas untuk seorang musuh yang menolak kedatangan nya, bahkan menentang nya. Kematian untuk mereka, mungkin jadi pilihan bagus bagi Lalysa.

Di tengah-tengah keributan yang sepertinya tak akan reda... Lysa turun dari punggung sang Naga, kini berjalan dengan rasa percaya diri yang luar biasa... Menuju Ginartha yang kini di jaga oleh para pasukannya.

Tak lupa, ada Jennie sebagai penerjemah obrolan mereka di sana.

"Perhatikan... Para pasukan mu yang malang. Mereka mati sia-sia. Jika kau masih punya otak untuk berpikir... Bersujudlah, karena aku tak ingin memusnahkan masyarakat Aghuria... Cukup bencana alam saja yang membuat kalian menderita, aku tak ingin menjadi bencana bagi kalian semua." Lalysa tersenyum miring, menatap gurat wajah Ginartha yang amat kesal dengan keadaan.

[2] Megan Throne ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang