[26] a deeptalk

211 43 13
                                    


Salah satu tempat yang menjadi favorite Regi adalah toko buku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Salah satu tempat yang menjadi favorite Regi adalah toko buku. Rasanya, sudah lama sekali sejak terakhir kali Regi pergi mengunjungi toko buku yang terletak di lantai paling atas salah satu mall terdekat disini. Toko buku yang dulu pernah menjadi tempat Regi dan Arsen bertemu untuk yang kedua kalinya, jauh sebelum status berpacaran mereka, baik yang pura-pura maupun resmi seperti yang keduanya jalani sekarang.

Awalnya, Regi tidak berencana untuk menghabiskan waktu dengan berjalan-jalan menyusuri rak tinggi berisi deretan buku dengan beragam jenis ini. Namun, melihat jam yang baru menunjukkan pukul dua siang, ditambah dirinya yang belum mau untuk merebahkan badannya di kasur empuk kesayangannya membuat Regi memutuskan untuk pergi berjalan-jalan. Hitung-hitung refreshing setelah satu minggu ini dihadapkan dengan ujian semester.

Sempat mengajak Jingga, namun sahabatnya itu menolak. Alasannya karena Jingga sudah lebih dulu membuat janji dengan Deri. Iya, Deri yang menjadi ketua pelaksana event tempo lalu. Regi sempat kaget saat Jingga mengatakan hal tersebut. Pasalnya, Jingga tidak pernah bercerita perihal kedekatannya dengan salah satu anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan nya itu. Tapi, Regi bukan tipe orang yang akan memaksa orang lain untuk bercerita kepadanya jika orang tersebut merasa belum siap, sekalipun itu sahabat atau orang terdekatnya. Toh, Jingga pasti memiliki alasan tersendiri kenapa dirinya belum menceritakan hal ini kepada Regi.

Puas menyusuri satu persatu rak berisi novel, Regi akhirnya menjatuhkan pilihannya pada dua buah novel bersampul merah muda dan lilac yang menurutnya menarik. Sebelum menuju kasir, Regi menyempatkan diri untuk mengecek ponselnya. Belum ada balasan dari Arsen. Regi tadi sempat mengirimkan pesan untuk memberi tahu Arsen keberadaannya, takutnya cowok itu menunggu dirinya di kampus. Namun sepertinya Arsen masih sibuk dengan ujiannya hingga belum sempat untuk membuka ponselnya.

“Regi?”

Merasa namanya dipanggil, Regi pun menoleh. Satu detik setelahnya, matanya sedikit melebar yang menandakan bahwa cewek itu terkejut.

“Eh, Kak Anya. Disini juga, Kak?” Jawab Regi yang sebisa mungkin tidak terlihat canggung.

Bagaimana tidak, orang yang memanggil namanya tadi adalah Anya.

Anya mengangguk singkat sebagai jawaban dari pertanyaan Regi.

“Gue lagi sama mama, ga sengaja liat lo disini makanya gue samperin. Boleh minta waktunya sebentar? Gue mau ngobrol sama lo”

Bolehkah jika Regi menolak? Jujur, Regi sedikit merasa tidak nyaman mengobrol hanya berdua bersama Anya. Namun, menolak pun Regi tidak bisa. Dirinya tidak seberani itu.

“Boleh, Kak. Mau ngobrol dimana?” Pada akhirnya Regi memutuskan untuk menyetujui permintaan Anya. Lagi pula, hanya mengobrol, kan? Barangkali memang ada hal penting yang ingin Anya sampaikan.

Anya terlihat mengedarkan pandangannya, sebelum kemudian berhenti pada satu titik.

“Di food court aja” Putus Anya. Sementara Regi hanya menganggukkan kepalanya dan buru-buru membayar novel yang ia beli.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

blessed messTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang