[05] toko buku dan bioskop

816 115 40
                                    

Toko buku yang terletak di salah satu mall hari ini cukup ramai, mungkin karena Regi datang di akhir pekan dimana orang-orang menikmati waktu liburnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Toko buku yang terletak di salah satu mall hari ini cukup ramai, mungkin karena Regi datang di akhir pekan dimana orang-orang menikmati waktu liburnya.

Regi berjalan menyusuri rak buku berisi novel, memilih novel mana yang menurutnya menarik.

Harusnya, hari ini ia pergi bersama Jingga, sahabatnya. Namun Jingga berkata bahwa ada urusan mendadak bersama keluarganya, membuat Regi pada akhirnya memilih untuk pergi seorang diri.

Hampir tiga puluh menit berlalu, Regi masih sibuk membaca satu persatu ringkasan novel yang diambilnya. Gadis itu tampak serius, bahkan terlalu serius hingga tak menyadari seseorang telah berdiri di sisi kanannya.

"Serius amat, neng?"

Regi terlonjak, menoleh dan refleks melayangkan novel ditangannya saat mengetahui oknum yang telah membuatnya kaget, Arsen dengan balutan hoodie hitam dan celana jeans. Ganteng.

"Ngagetin aja sih, kak! Kalau gue jantungan gimana?"

"Ya tinggal bawa ke rumah sakit lah"

Regi kembali memukul cowok disampingnya, "Kurang ajar lo!"

"Aduh, sakit anjir Gi!" Protes Arsen. Cowok itu bahkan sampai mengusap-usap bagian tubuh yang dipukul Regi. Tidak sakit, sih, sebenarnya. Arsen hanya mendramatisir suasana.

"Bodo amat" Jawab Regi, "Kak Arsen ngapain disini?"

"Ya lo pikir aja gue ke toko buku ngapain?"

Regi pura-pura berpikir, "Ngamen?"

Arsen berdecih, "Garing lo, ya kali gue ngamen disini"

Bilangnya garing, tapi tertawa juga saat melihat cewek didepannya tertawa.

Sebenarnya, Arsen lebih dulu berada di toko buku ini. Lelaki itu hendak membayar buku yang dibelinya, namun pandangannya tak sengaja menangkap sosok yang dikenalnya belakangan ini dan memutuskan untuk menyapa Regi terlebih dulu.

Niat awal Arsen memang hanya menyapa, tetapi malah berujung menemani Regi memilih novel bahkan membayar dua buah novel yang Regi beli jika saja Regi tidak keukeuh menolak.

"Lo abis ini mau kemana?" Tanya Arsen saat keduanya keluar dari toko buku.

"Ga tau"

"Lo pernah nonton sendiri ga?"

"Belum pernah sih. Biasanya gue selalu sama temen atau adik gue gitu kalau nonton. Krik-krik banget ga sih kalau nonton sendiri gitu?"

Arsen mengangguk, menyetujui, "Gue pengen nonton tapi kata lo krik-krik kalau nonton sendirian, jadi lo temenin gue ya?"

Regi menimbang-nimbang, iya-in ga ya?

"Ga usah sok mikir deh lo kelamaan"

Gemas, Arsen mendorong bahu Regi dari belakang, menggiringnya menuju bioskop yang berada tidak jauh dari toko buku tadi.

"Frozen 2 ya, kak? Gue belum nonton"

Regi terlihat ragu saat bertanya karena ia pikir Arsen akan menolak. Tapi lelaki itu justru mengangguk.

"Boleh" ucap Arsen. Padahal, ia sudah menonton film bersama adik perempuannya minggu lalu.

"Gue kira lo bakal nolak terus lebih milih nonton film horror"

"Emang lo berani nonton film horror?"

Regi menggelengkan kepalanya, ekspresi wajahnya pun terlihat seolah-olah ia memang sangat anti dengan film bergenre horror, sukses membuat Arsen tertawa.

"Yah, padahal gue mau ngajakin lo nonton film horror juga abis ini"

"Ih gamau! Lo aja nonton sendiri"

"Takut ya lo?"

"Ya iya lah pake nanya" Jawab Regi sewot, "Udah ga usah ketawa-ketawa terus, buruan maju entar antrian kita disalip orang"

"Asal jangan jodoh gue aja yang disalip orang, Gi"

"Lo ngomongin jodoh, emang udah ketemu sama jodoh lo?" Tanya Regi iseng.

Arsen mengedikkan bahunya, "Liat aja nanti"

blessed messTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang