[01] the first mess

1.9K 161 21
                                    

Sial

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sial. Benar-benar sial. Di hari pertama menginjakkan kaki di kampus yang menjadi pilihannya, Regi sudah harus berurusan dengan kakak tingkatnya. Lebih sialnya, kakak tingkatnya ini ternyata galak setengah mati.

"Kak, saya beneran ga sengaja"

"Iya gue ngerti. Tapi kejadian ini ga akan terjadi kalau lo ga pecicilan dengan lari-lari ditempat umum kaya gini. Tangan lo bawa minuman, ninggalin bekas kalau misalkan tumpah kena baju orang, kaya gue gini"

Regi mendengus, kesabarannya sudah hampir habis bermenit-menit menghadapi kakak tingkat didepannya.

"Kak sumpah ya saya minta maaf banget. Saya lari-larian juga ada alasannya. Saya disuruh beli minuman ini sama panitia yang juga temen-temen kakak, saya ga enak kalau belinya kelamaan."

Lelaki yang seingat Regi adalah ketua himpunan ini masih mempertahankan wajah datar dan angkuhnya, membuat kekesalan Regi meningkat berkali-kali lipat. Cewek itu kemudian melihat name tag yang tertempel pada almamater cowok didepannya, Arsenio Mahesa Danielga.

Cowok ini tampan, tapi kelewat dingin dan angkuh sehingga terlihat menyeramkan dimata Regi.

Tsk, percuma ganteng kalau kelakuannya minus besar begini.

"Lo pasti ngelakuin kesalahan sampe mereka berani nyuruh lo begini" Arsen bertanya dengan mata menyelidik.

Sudah dingin, angkuh, sekarang bertambah lagi sifat minusnya, suka menuduh. Sabar Regi, sabar. Orang sabar disayang Tuhan.

Regi baru saja akan membalas ucapan kakak tingkat songong nya ini, urung karena sebuah suara mengintrupsinya.

"Egi, mana minuman gue?"

Regi menoleh ketika mendengar suara familiar yang memanggilnya, begitu juga dengan Arsen. Raut lega namun masih bercampur kesal tergambar jelas di wajah Regi. Sedangkan Arsen masih tetap setia dengan wajah datarnya, juga si oknum pemanggil yang justru kini memperlihatkan wajah bingungnya.

"Eh? Kok ada lo juga, Sen?"

"Anak kelompok lo numpahin minumannya ke baju gue" Jelas Arsen.

"Ya ampun kak ga sengaja!" Tanpa sadar, Regi membentak lelaki didepannya yang dibalas dengan tatapan garang Arsen.

"Sorry, Sen, gue yang nyuruh dia buat beli minuman. Dia mau ke toilet tadi makanya gue titip minum sekalian karena gue masih harus handle anak-anak lain"

"Tuh denger kan, kak? Saya ga ngelakuin kesalahan apapun sampe disuruh beli minuman sama Kak Reyhan"

Arsen mendengus mendengar kalimat sarat akan nada kemenangan yang terlontar dari gadis didepannya. Malu juga karena telah asal menuduh. Namun ego nya tetap tidak ingin mengakui hal tersebut. Menurutnya, cewek didepannya ini tetap salah karena terlalu ceroboh hingga merugikan orang lain. 

"Kalau gitu udah clear kan? Saya udah minta maaf dan sekarang mau minta maaf lagi karena ga bisa bertanggung jawab nyuci baju kakak yang kotor kena tumpahan minuman. Noda nya ga banyak dan bakal ketutup kalau jas almamater kakak dikancingin. Permisi, kak"

Setelah mengucapkan kalimat panjang tersebut, Regi pergi meninggalkan kedua kakak tingkatnya. Sedangkan Arsen dan Reyhan kompak menatap punggung Regi yang mulai tak terlihat.

"Baju lo gimana?" Tanya Reyhan yang kini memfokuskan diri pada Arsen.

Fyi, Reyhan adalah salah satu panitia ospek sekaligus teman dekat Arsen.

"Gapapa, gue bawa baju ganti di mobil"

Reyhan mengangguk paham.

"Lo kenal sama dia?"

"Siapa? Regi?"

Arsen menganggukkan kepalanya.

"Kenal lah, dia tetangga gue. Ya, ga tetanggaan banget juga sih tapi kita tinggal satu kompleks. Dia emang keliatan judes gitu anaknya, aslinya dia asik kok"

"Asik dari Hongkong, galak yang ada"

Reyhan tertawa terbahak-bahak. Tidak aneh, Reyhan memiliki selera humor yang terbilang receh. Hal yang sebenarnya tidak lucu pun akan menjadi lucu di mata Reyhan.

"Eh tapi, Sen, bukannya yang galak lebih bikin gemes?"

"Berisik! udah sana urusin anak kelompok lo"

blessed messTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang