[16] Regi pacar siapa? Arsen!

696 122 119
                                    

"Kak Arsen kok enggak bilang sih kalau pulang sama Kak Anya juga? Gue hampir jantungan tau, gak, tadi?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Arsen kok enggak bilang sih kalau pulang sama Kak Anya juga? Gue hampir jantungan tau, gak, tadi?"

"Mana gue tau orang dia tiba-tiba nongol sendiri terus maksa ikut pulang" Jelas Arsen.

Regi bisa dengan bebas melancarkan aksi protes yang sedari tadi ditahannya karena Anya, oknum yang menjadi topic pembicaraan keduanya, sudah lebih dulu diantarkan ke rumahnya oleh Arsen juga Regi.

Meskipun dibumbui dengan aksi protes tak terima dari Anya.

Regi enggak tau aja kalau tadi hampir terjadi adegan ala reality show pasangan yang minta putus antara Arsen dan Anya sewaktu dalam perjalanan menuju rumah Jingga.

Dipikir lagi oleh Arsen, untung Anya lebih dulu menahannya untuk tidak turun dari mobilnya sendiri. Kan enggak lucu kalau nanti Arsen turun dan Anya juga ikut turun lalu mengejar-ngejarnya atau bahkan berteriak memanggil namanya. Bisa jadi perhatian orang-orang di jalan.

Alasan Regi bertanya seperti itu kepada Arsen bukan karena cewek itu enggak suka ada Anya diantara mereka. Regi hanya sedikit enggak nyaman.

Duh, gimana, ya? Pokoknya gitu.

Regi enggak nyaman sama tatapan yang Anya berikan kepadanya. Ditatap Anya terkadang membuat Regi merasa bahwa dia seperti cewek yang merebut pacar orang. Padahal dia kan enggak tau apa-apa. Dia cuma berbaik hati membantu Arsen yang memang meminta bantuan kepadanya.

Ah, bicara tentang hal itu membuat Regi teringat sudah berapa lama waktu yang ia habiskan bersama Arsen sebagai pasangan kekasih. Pura-pura.

"Kak, udah sebulan"

Arsen menoleh, terlihat bingung dengan maksud ucapan Regi yang tiba-tiba dan enggak diketahui konteksnya apa.

"Gue sama lo, udah sebulan begini" Jelas Regi, sadar bahwa Arsen kebingungan.

Ah, itu. Arsen paham sekarang. Cowok itu mengangguk-anggukkan kepalanya, menyiratkan kepada Regi bahwa ia sudah bisa menangkap maksud nya.

"Nanti bulan depan jadi dua bulan" Ucap Arsen. Enteng banget. Padahal Arsen sadar kalau ucapannya tadi bisa saja membuat tubuhnya nya menjadi sasaran empuk Regi.

Arsen memang punya banyak nyawa didepan Regi.

Ternyata enggak. Regi diam saja. Tepatnya, tangan cewek itu diam saja. Tidak melayangkan pukulan gemas pada bagian tubuh Arsen.

"Ya bener, sih. Tapi bukan itu maksudnya!"

Lampu lalu lintas didepan sana berubah warna menjadi merah membuat Arsen bisa lebih leluasa menyimak pembicaraan mereka kali ini dengan memusatkan seluruh atensi nya kepada Regi.

"Terus gimana?" Arsen kembali bertanya.

Dilihatnya, Regi menghela nafas.

"Kita udah sebulan begini tapi kayak enggak ada kemajuan, ya? Kak Anya justru makin gencar buat deketin lo jadinya. Gue enggak yakin deh kak bisa berhasil buat bantuin lo atau enggak"

blessed messTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang