[06] hujan

729 107 22
                                    

Regi tidak membenci hujan, cewek itu hanya kadang kesal kalau hujan turun disaat yang tidak tepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Regi tidak membenci hujan, cewek itu hanya kadang kesal kalau hujan turun disaat yang tidak tepat. Seperti sekarang, contohnya. Regi sedikit menepis buliran air yang mengenai kemeja navy yang ia kenakan setelah sebelumnya cewek itu berlari kecil menerobos hujan dari tempat foto copy hingga halte, tempat dimana cewek itu berdiri saat ini.

Sebenarnya Regi bisa saja berteduh di tempat foto copy tadi. Tetapi, mengingat suasana disana cukup ramai, juga karena tempat foto copy itu berada disekitar tempat nongkrong anak-anak kampus khusunya cowok-cowok membuat Regi risih jika harus menunggu hujan reda disana. Lebih baik ia menerobos hujan menuju halte yang untungnya tidak terlalu jauh sambil menunggu angkutan umum untuk pulang karena kelasnya hari ini sudah berakhir.

"Lagian kayanya sebelum foto copy cuaca aman-aman aja deh, kenapa tiba-tiba hujan gede sih?" Keluhnya.

Padahal seingat Regi, dia tidak menghabiskan waktu hingga setengah jam untuk menuntaskan tugasnya mencetak makalah yang akan dikumpulkan besok pagi. Cuaca memang sulit ditebak. Untungnya, halte tidak terlalu ramai. Hanya ada Regi dan lima orang mahasiswi yang sepertinya sedang berteduh atau mungkin menunggu angkutan umum, sama sepertinya.

Beberapa menit berlalu hujan masih belum reda, angkutan umum yang biasa ia tumpangi pun tidak kunjung tiba. Padahal beberapa mahasiswi yang ikut menunggu bersamanya di halte sudah pergi. Bosan, Regi memilih menatap ke jalan, menyaksikan kendaraan yang berlalu-lalang, atau orang-orang yang berjalan dibawah payung warna-warni. Hp nya lowbat, jadi hanya itu kegiatan yang bisa cewek itu lakukan untuk mengusir bosan.

"Didepan ada apa?"

"Mobil sama motor lewat" Ucap regi yang sepertinya diucapkan tanpa sadar karena setelahnya cewek itu kaget dan buru-buru menoleh ke samping.

"Ih ngagetin aja sih!"

Yang disamping tertawa.

"Ga usah ketawa deh, lo! Kebiasaan banget bikin gue kaget" Sewot Regi. Ekspresi wajahnya bahkan terlihat jelas menggambarkan bahwa cewek itu kesal yang justru membuat orang yang menjadi sasaran kekesalannya lagi-lagi tertawa.

"Lagian lo tibang liatin jalan doang serius banget kaya lagi ujian"

"Ga usah bawa-bawa ujian, gue belum belajar"

"Garing lo"

Regi tak peduli. Otaknya sedang fokus berpikir.

Pernah mendengar ungkapan yang mengatakan bahwa dunia itu sempit? Ungkapan itu yang sejak tadi muncul dipikiran Regi setelah untuk kesekian kalinya ia bertemu dengan Arsen yang saat ini duduk disampingnya. Rasanya, setelah kejadian motor tempo lalu itu Arsen jadi ada dimana-mana. Cowok itu bahkan kadang kaya hantu, muncul tiba-tiba dan membuat Regi kaget.

"Lo ngapain disini? Bukannya lo tiap hari bawa mobil ya?" Tanya Regi.

Arsen yang tadinya fokus dengan hp nya menoleh, memfokuskan dirinya pada Regi. "Mau makan"

"Hah?"

Apa hubungannya makan sama duduk di halte? Bukannya kalau mau makan pergi ke tempat makan? Atau Arsen lagi ngebadut? Tapi mukanya serius, kok.

"Serius?"

Arsen mengangguk mantap sedangkan Regi menatap Arsen bingung, masih belum menemukan korelasi antara mau makan tapi ada di halte.

"Keras banget lo mikir gitu doang, sampe merengut begitu" Ucap Arsen sambil tersenyum geli dan mendorong pelan kening Regi dengan telunjuknya.

"Lagian lo aneh mana ada orang mau makan tapi pergi ke halte"

"Gue emang mau makan, tuh liat di sebrang ada yang jual bakso" Tunjuk Arsen ke arah depan. "Ayo, gue bawa payung jadi kemeja lo ga harus dikebas-kebas karena kena air hujan pas nyebrang"

Oh, jadi mau ngajakin makan bakso ternyata?

blessed messTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang