[03] deket?

719 133 21
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arsen tertawa terbahak-bahak hanya karena emoji yang dikirim Regi sebagai balasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arsen tertawa terbahak-bahak hanya karena emoji yang dikirim Regi sebagai balasan. Lucu, pikirnya. Arsen bisa membayangkan bahwa wajah Regi saat ini sama dengan emoji yang ia kirimkan.

Sepertinya membuat Regi kesal menjadi salah satu daftar yang menarik untuk dilakukan bagi Arsen. Gadis itu sangat mudah terpancing emosinya, membuat Arsen gemas sendiri.

Perihal nomor handphone, Arsen memintanya langsung dari Regi saat mengantar gadis itu pulang kemarin. Bukan berniat modus, tapi memang karena nomor handphone gadis itu ia butuhkan untuk mengabari apabila motor yang sedang di bengkel sudah bisa diambil, seperti saat ini.

Sekitar dua jam kemudian Arsen sampai didepan rumah Regi bersama motor gadis itu.

Regi bergegas keluar rumah dan membuka pagar saat suara klakson motor yang familiar di telinganya terdengar. Gadis itu tersenyum lebar, senang motornya sudah membaik seperti semula.

"Cepetan naik" Ucap Arsen tepat saat Regi sudah berada tepat disampingnya.

"Hah?"

"Anter gue ke rumah Reyhan dulu terus lo balik lagi sama motor lo ini"

Oh dikira mau ngapain, sahut Regi dalam hati.

Ternyata kakak tingkat nya ini manja juga, padahal kan rumah Reyhan hanya terpisah lima rumah dari rumah Regi, yang artinya bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

"Emang gamau mampir dulu kak? Kita kan harus ngomongin biaya bengkel gitu-gitunya"

"Nanti aja lagi bahas itu nya. Gue ada urusan yang lebih penting sama Reyhan"

"Ih tapi-"

"Ga usah banyak protes cepetan naik"

Regi tanpa sadar memasang wajah kesal. Sepertinya kakak tingkatnya ini memang memiliki bakat untuk membuat Regi kesal tiap bertemu dengannya. Lagian kan Regi berniat baik untuk membayar biaya perbaikan motornya. Dia tidak ingin memiliki hutang dalam bentuk apapun kepada orang lain, apalagi orang tersebut belum lama dikenalnya.

"Lo udah galak, jangan masang muka begitu deh, jadi makin keliatan galaknya. Gue bakal tetep nagih kok, tapi ga sekarang. Santai aja, sih"

"Ga gitu kak. Gue ga enak aja sama lo, kita juga kan ga sedeket itu" Ucap Regi.

Memang benar, kan? Mereka tidak sedekat itu. Mereka hanya dua orang yang bertemu karena sebuah kecerebohan yang dilakukan salah satunya, lalu dipertemukan kembali satu bulan kemudian karena hal yang tidak disengaja.

"Yaudah kalau gitu sekarang kita deket aja, gimana?"

blessed messTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang