Sejak pergulatan panas mereka Ega masih tertidur lelap karena terlalu lelah.
"Good night" bisik Brayen sebelum dia menyusul Ega untuk tidur.
Malam telah berganti cahaya sinar matahari yang menelusup di balik celah gorden berwarna peach itu sesekali menerpa wajah manis Ega.
"Aku dimana?"
"Kenapa aku ga pake baju?"
"Brayen?"
Setalah nyawanya terkumpul semua baru Ega ingat peristiwa panas yang dia lakukan dengan Brayen tadi malam. Mengingat itu membuat semburat merah di wajah nya muncul dan adik kecilnya yang emm sudah bangun juga
"Aku harus ke toilet" ucap Ega berusaha bangun
"Akhhh" teriak nya keras merasakan sakit pada bagian bawahnya.
Brayen terbangun mendengar teriakkan Ega "kenapa hm?"
"P-pantat gue sakit" ucap Ega malu-malu
Brayen tersenyum. Jelas saja sakit itu pertama kalinya bagi Ega terlebih berapa banyak ronde yang mereka mainkan tadi malam.
"Sini gue gendong" Brayen menggendong Ega dengan gaya bride style. Walau malu Ega tetap tidak menolak saat Brayen mengangkat tubuhnya.
"Sakit banget ya?" Tanya Brayen
"Ya sakit lah. Kamu kasar banget main nya"
Lagi-lagi Brayen terkekeh memang begitulah cara mainnya. "Lain kali gue akan pelan" bisiknya membuat Ega menenggelamkan wajahnya ke dada toples Brayen.
Brayen mendudukkan Ega di atas kloset dengan pelan. "Butuh bantuan?" Tanya nya
"Ga, gausah kamu keluar aja" jawab Ega cepat
"Yakin? Itu si mungil sudah berdiri" tunjuk Brayen pada penis Ega
"Syalan Lo. Ini tuh sudah ukuran normal ya, punya Lo aja yang ga normal udah hampir mirip penis Caius aja"
"Jadi tadi itu bukan pertama kali buat Lo?" Tanya Brayen
Ega ketar-ketir. "Pertama lah"
"Terus Caius siapa?"
Ega menghela nafasnya dan menggaruk kepalanya "itu karakter anime Titan Bride"
Brayen menautkan alisnya, dia memang sesekali nonton anime tapi tidak tau anime Titan Bride
"Udah sana keluar" ucap Ega. Brayen menurut dan keluar dari kamar mandi.
Ega memandangi dirinya di cermin, terlihat banyak kiss mark dan bite mark di tubuhnya. Ega meraba bagian bawahnya.
"Njir kok panas gini, mana bengkak lagi" ucapnya kemudian dia memutuskan untuk mandi.
Cukup lama Ega membersihkan dirinya, untung Brayen tidak keluar di dalam jadi tidak perlu lama membersihkan lubang nya.
"Ais aku ga bawa handuk atau baju ganti" Ega mengeluarkan kepalanya dari balik pintu melihat ke arah kamar tidak ada Brayen disana karena merasa tidak ada orang Ega segera keluar sebelum Brayen datang.
"Ngapain telanjang, mau main lagi?"
Ega segera melompat ke tempat tidur membalut tubuhnya dengan selimut "ackkk sakit" rintihannya dia lupa kalau dibawah sana bengkak.
"Kok Lo di sini sih?"
"Ini kan kamar gue"
"Gue kira Lo keluar" ucap Ega menenggelamkan dirinya dibawah selimut.
"Gue ngambil sarapan tadi. Pas masuk gue liat Lo, untung gue tinggal sendiri disini" jelas Brayen
"Bodo ah. Cariin gue baju sama celana juga" pinta Ega.
"Udah berani nyuruh-nyuruhnya" ucap Brayen berjalan ke arah lemari baju nya
"Kamu kan pacar aku" ucap Ega di lembutin
"Hm pacar" gumam Brayen.
"Nih pakai, abis itu sarapan baru gue antar pulang"
Ega memakai baju yang diberikan Brayen, switer full neck lengan panjang, dan celana kain selutut.
Setelah sarapan dan Brayen sudah mandi mereka berdua pergi kerumah Ega menggunakan mobil.
"Ega pulang" ucap Ega membuka pintu dan Brayen yang berdiri di belakang nya.
"Eh anak mama sudah pulang, sini peluk" Ega memeluk mamanya
"Hm wangi banget, baju siapa yang kamu pakai sayang?" Tanya mama nya
"Brayen ma" ucap Ega melihat ke arah Brayen.
"Pagi Tante" sapa Brayen
"Pagi Brayen. Masuk dulu yuk sarapan"
"Makasih Tante, tapi saya sudah sarapan" jawab Brayen.
"Gapapa sarapan lagi" mamanya Ega masuk lebih dulu
"Masuk aja Bry. Entar kamu ga dapat restu" ucap Ega terkikik
Brayen mengacak rambut Ega dan mengekorinya dari belakang.
"Sini duduk" pinta mama Ega pada mereka berdua
"Papa mana ma?" Tanya Ega.
"Papa udah berangkat ke kantornya, katanya ada urusan mendadak jadi pagi banget berangkat nya"
"Oh, Ega ke kamar dulu ya mau ganti baju bentar" Ega mengganti baju yang dipakai nya dengan baju miliknya karena sweater yang diberikan Brayen berwarna putih kalau kena noda nanti susah hilang. Pikir Ega
Setalah kembali dengan kaos baby blue nya Ega mendudukkan dirinya dengan pelan di sebelah Brayen
Meski sudah sarapan mereka berdua kembali makan nasi goreng yang disediakan mama Ega.
"Ga kok jalan kamu aneh sih sayang agak ngangkang gitu"
Sontak Ega dan Brayen tersedak mendengar ucapan mamanya Ega.
"Ee_ itu ma Ega kepeleset di kamar mandi Brayen" ucap Ega gugup
"Iyakan Bry?" Tambah nya lagi
Brayen hanya mengangguk sambil menahan tawanya. Tiba-tiba dia merasakan kakinya diinjak.
"Yaudah kalian makan aja ya, mama mau ke kebun belakang. Nanti kalo mau susulin aja ga sekolah kan?"
"Iya ma udah telat juga" jawab Ega sambil melirik jam tangan nya yang menunjukkan jam 8:30.
Setalah mama Ega pergi barulah Brayen tertawa tidak tahan melihat ekspresi Ega yang gugup
"Ga lucu kali" ucap Ega ketus
"Kenapa ga bilang aja abis ngen__
"Bangsat!"
"Ega mulutnya ga boleh gitu" ucap mamanya yang tiba-tiba muncul kembali
"Maaf ma dia nakal" ucap Ega pada Brayen.
"Kenapa balik lagi ma, ada yang ketinggalan?"
"Iya mama lupa bawa keranjang. Mau metik strawberry" sambil membawa keranjang kecil mamanya kembali ke kebun belakang.
"Kalian punya kebun buah?" Tanya Brayen
"Engga sih, cuma semangka dan strawberry aja" jawab Ega
Brayen mengangguk. "Udah selesai kan makan nya biar ku beresin piring nya"
"Iya"
"Gue mau pulang dulu ya"
"Udah mau pulang?"
"Iya, bilangin mama Lo kalo gue pulang" ucap Brayen
"Yaudah hati-hati"
Brayen mendekat ke arah Ega mencium kening pria manis itu.
Mereka tidak tau kalau seseorang yang sedang melihat mereka.
.
.
.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Crush (BL)
RandomEga yang baru putus dengan pacarnya bernama Ethan merasa galau. Kemudian kedatangan seorang anak baru bernama Brayen merubah kisah sedih Ega. Tetapi murid pindahan itu cukup bermasalah di kehidupan luar sekolah nya. Bagaimana kah kelanjutan kisahnya...