23. Kelulusan

1.7K 83 0
                                    

Hari ini adalah hari kelulusan Brayen. Papa dan mamanya, Ben dan Bian juga hadir untuk melihat kelulusan Brayen. Ega datang bersama Kelvin.

"Selamat ya sayang" mamanya mencium kedua pipi Brayen bergantian

"Congratulations son" ucap papanya menepuk pundak anak kedua nya itu

"Kak nanti beliin aku Ip terbaru ya" ucap Bian sambil memeluk tubuh kakaknya. "Minta sama papa" ucap Brayen sambil melepaskan pelukan adiknya.

"Ya gue sih ga mau ngucapin selamat. Karena Lo dulu juga ga ngucapin selamat buat gue".

"Gue ga berharap Lo ucapin juga sih"

"Cih. Kalo tau mending gue ke rumah pacar gue tadi"

"Pacaran mulu. Kawin kagak" . Ucap Brayen dan kemudian mendapat geplakan dari Ben

"Nikah bodoh. Gue ga kaya Lo ya kawin dulu nikah belum"

"Nanti nunggu calon gue lulus lah" ucap Brayen sambil melihat seseorang yang sedang memegang buket bunga di tangan nya

"Selamat ya Bry. Nanti aku akan cepat nyusul"

"Jangan lama-lama ya ayang biar cepat nikah". Ega memukul lengan Brayen

"Nanti setelah selesai acaranya kalian jangan pulang dulu ya. Nanti kita makan siang dulu"

Setelah selesai berfoto ria di kelulusan Brayen keluarga itu berniat untuk pergi makan bersama. Sekalian merayakan kelulusan Brayen.

"Em Bry gue pulang aja ya" ucap Kelvin

"Eh kenapa pulang nak Kelvin ayo ikut juga" ucap mama Bry

"Hehe Kelvin ga enak Tante ini kan makan siang keluarga"

"Kak Kelvin kan bakalan jadi keluarga ini juga. Nanti kak Kelvin nikah nya sama aku" ucap Bian mengangetkan semuanya. Kelvin juga tak kalah kaget bahkan wajahnya sampai merah karena malu.

"Kenapa? Bian suka kak Kelvin kalian kaya ga tau aja"

"Iya deh bocah" ucap Ben. "Ikut aja Vin mumpung papa traktir"

"Iya deh kak Ben".

Dan akhirnya mereka bertujuh menuju sebuah restoran.

Setelah acara makan-makan selesai, Brayen dan Ega pulang ke apartemen mereka. Setelah mengantarkan Kelvin pulang.

"Apa rencana kamu kedepan nya Bry?"

"Aku pikir aku akan kerja di perusahaan papa dulu. Kamu ga keberatan kan kalau aku jadi pegawai disana"

"Ya gapapa Bry. Dari pada kamu berurusan dengan hal yang membahayakan seperti kerjaan mu sebelumnya kan"

"Tapi gaji nya ga sebanyak kerjaan aku sebelum nya Lo. Mungkin 10x lebih sedikit".

"Ga masalah dengan itu Bry. Resiko nya juga 10x lebih bahaya kan"

Brayen tersenyum kemudian mengecup dahi Ega dengan sayang. "Gapapa ya kalo kamu ga bisa beli tas Dior"

"Ih apaan sih kamu Bry. Aku udah punya kali"

"Ya kali aja mau nambah" Ega langsung menggelengkan kepalanya.

Sehari setelah nya Brayen sudah bekerja di perusahaan papanya. Bukan sebagai pegawai tetapi sebagai CEO dan ayahnya sebagai presdir.

"Bry"

"Oh Ben ada apa?"

"Lo ingat Tifa ga?"

"Engga. Siapa pacar Lo?"

"Iya gue rencana nya mau ngajak dia nikah tapi....

"Tapi?"

"Gue ragu"

"Hah? Apa gue salah dengar? Seorang Ben ragu?" Ucap Brayen tidak percaya. Kalau biasanya Ben yang paling dewasa dan paling mantap memilih keputusan kini kenapa kakaknya ini ragu

"Huh... Gue rasa dia suka sama Yoga"

"Ya Lo cari yang lain aja kan Ben"

"Tapi dia cantik, seksi, manis banget Bry gimana sii"

" Lah gue ga peduli Ben. Gue suka yang batang sekarang"

"Oh iya ya. Salah gue cerita sama Lo"

"Apaan sih Ben Lo freak banget"

"Ya kalo Tifa sama Yoga yaudah gue sama yang satunya tapi dia itu aneh banget anaknya"

"Ga tau gue Ben banyak banget pacar Lo"

"Nanti deh gue ajak kerumah. Selama ini gue cuma bawa tifa aja"

"Ya serah Lo aja deh"

Tidak lama Ben mendapatkan telpon. "Oke saya akan sampai di lokasi 10 menit lagi. Pastikan target jangan sampai lolos!"

"Misi baru Ben?"

"Iya. Masih orang lama karena Lo berenti gue jadi ngambil semua target Lo. Cepat kaya nanti gue"

"Nanti kalo Lo kaya gue numpang hidup sama Lo aja"

"Ogah. Mending gue ajak Ega aja. Lagian Lo sekarang CEO"

"Masih CEO bukan pemilik kaya Lo"

"Iri aja bawahan"
Setelah selesai dengan pembicaraan yang tidak berfaedah menurut Brayen. Dia melanjutkan pekerjaannya.

Disisi lain seorang pria muda dengan pakaian rapi sedang berbicara dengan resepsionis. Kemudian dia berjalan menuju ruangan Brayen.

Tok tok tok

"Masuk" setelah mendengar suara itu. Pria itu pun masuk ke ruangan Brayen

"Selamat siang pak Brayen. Saya ingin memberitahu anda kalau saya sekarang adalah sekertaris anda"

"Ega. Kamu ?" Brayen mencium bibir pacar nya itu. Ega membalas nya dan melepaskan ciuman mereka

"Kamu serius jadi sekretaris aku?"

"Mau nya sih gitu. Tapi nanti kan aku belum lulus"

"Sekarang juga bisa kok"

"Eh ga bisa gitu Bry. Aku ga sepintar kamu ya tinggal beberapa bulan lagi kok"

"Padahal kamu ga harus kerja Lo. Apa jajan mu kurang?"

"Engga. Aku cuman ga mau tinggal di rumah terus aja, sekalian ngawasin kamu siapa tau kamu__

Cup

"Mana mungkin aku seperti itu"

"Siapa yang tau?"

"Ega"

"Hahaha iya aku percaya kok. Ini aku bawain bekal makan ya"

"Baik banget sih pacar aku".

Cup

Brayen mencium dahi, pipi kiri dan kanan, hidup kemudian bibir Ega. "Bau bayi"

"Seriusan?"

Brayen mengangguk. "Bau minyak telon ya?"

"Becanda"

"Bry... Yaudah nih makan dulu, aku cuma pas jam istirahat aja kamu aja nanti aku ke kampus lagi"

"Okedeh ayang"

.
.
.
Tbc

Your Crush (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang