Karena Ega bukan male pregnant jadi mereka memutuskan untuk mengadopsi seorang anak.
Mereka datang kesebuah panti asuhan. Mereka ingin mencari anak yang masih berumur 2 tahunan agar mereka bisa bersama-sama mengurusnya dari usia bayi.
Kemudian keduanya salah fokus kearah seorang anak laki-laki yang sedang dirundung beberapa anak yang terlihat lebih besar darinya.
"Kalian ngapain?" Tanya Ega. Anak-anak itu langsung pergi meninggalkan anak itu, dia tidak menangis padahal keadaannya cukup memprihatinkan kan
"Kamu gapapa?" Ucap Ega membantu anak itu berdiri. Dia tidak menjawab hanya menatap Ega dengan tatapan nya yang cukup tajam.
"Ega"
"Kenapa bry?"
"Kakinya"
Ega melihat kearah kaki anak kecil itu yang berdarah.
"Astaga. Ayo kita obati dulu kaki mu" Ega langsung menggendong nya
"Permisi Bu. Bisa tolong obati kaki anak ini, dia terluka"
"Sebentar saya ambilkan kotak P3K"
Tidak lama pengurus panti itu datang kembali dan mengobati kaki anak itu
"Bu kok anak-anak yang lain sampai rundung dia begitu?" Tanya Ega
"Saya juga ga tau dek. Saya sudah kasih peringatan buat anak-anak lain supaya jangan ganggu dia. Tapi entah kenapa mereka tetap melakukan nya, tapi anak ini tidak pernah menangis walaupun dalam keadaan seperti ini contohnya"
"Hm dari umur kapan dia disini Bu?" Kali ini Brayen bertanya
"Baru setengah bulan yang lalu. Sekarang umurnya sekitar empat tahun. Karena kami kekurangan data tentang nya jadi tidak tau kapan dia lahir. Yang pasti ada seseorang yang membawanya kesini dalam keadaan tertidur"
"Kamu namanya siapa?" Tanya Ega
"Mikel" ucapnya
"Mikel ya. Nama yang bagus"
"Bry boleh ga kalau dia aja. Aku ga mau dia dijahatin terus sama anak yang lain"
"Ga masalah. Aku setuju aja, seperti nya anak ini blasteran"
"Menurut data yang berhasil kami ketahui kalau orang tuanya mengalami kecelakaan. Mungkin anak ini yang berhasil selamat"
"Hmm baiklah"
"Mikel mau ikut kami ga?"
Anak yang bernama Mikel itu hanya menatap Ega dan Brayen secara bergantian kemudian mengangguk.
"Bu kami bawa Mikel ya, terima kasih sudah menjaga nya" setelah memberikan sejumlah uang mereka pergi membawa Mikel.
"Boy what is you name?" Tanya Brayen ketika mereka sudah berada di dalam mobil
"Kim Mikel"
"Wah kamu bisa bahasa Inggris ya. Tapi nama kamu ada Kim nya berati salah satu orang tuamu orang Korea?"
"Ayah"
"Ohh ayah kamu orang Korea. Sekarang nama kamu jadi Mikel Kim Gilbert. Suka ga kalo itu itu jadi nama kamu sekarang"
"Ga papa"
"Bry dia dingin banget ya. Padahal masih bocah loh"
"Biarin lah Ga, nanti kalo udah besar keren tuh anak"
"Aku manggil kalian apa?"
"Appa, papa, Daddy?"
"Call me Daddy. And my wife you can call him papa" ucap Brayen
"Baik"
Setelah beberapa menit mereka sampai rumah. Ega menggendong Mikel karena kaki anak itu masih terluka.
"Ini rumah baru kamu. Buat dirimu nyaman ya" Ega mengelus rambut Mikel sambil tersenyum hangat
"Papa"
"Iya?"
"Cantik"
"Son. Kamu jangan sampai naksir sama Ega ya. Dia itu istriku"
"Bry"
"Daddy"
"Apa?"
"Ganteng"
Brayen langsung menyisir rambutnya kebelakang dengan jari-jarinya "jelas dong. Kalau ga ganteng bukan Brayen nama nya"
"Papa. Apa Mikel akan terus tinggal bersama kalian?"
"Iya. Mikel akan tinggal sama kita selamanya, sampai Mikel besar"
Mereka membawa anak itu masuk. Memandikan nya dan membersihkan tubuhnya, seorang anak yang tadinya berantakan kini menjadi anak kecil yang sangat imut. Rambutnya hitam dan kulitnya putih bersih.
"Lucu banget sih"
Mikel hanya duduk diam sambil bermain dengan rubik yang diberikan oleh Brayen karena tidak ada mainan selain itu. Sementara Ega tengah mengeringkan rambut anak itu.
"Nah sudah selesai"
"Makasih papa" kemudian Mikel berdiri menghampiri Brayen yang tengah duduk di sofa sambil mengetik sesuatu di laptopnya
"Daddy ini"
"Gapapa kamu bisa mainin"
"Udah jadi"
"Jadi apa?" Ucap Brayen sambil menoleh
"Anjirr Ega liat deh dia bisa mainin rubik nya"
"Ah serius aku bahkan ga pernah bisa menyelesaikan itu sampai sekarang"
"Oke Mikel. Di dalam lemari sana masih ada beberapa kamu boleh memainkan nya"
Mikel mengangguk menuju lemari yang ditunjuk Brayen. Brayen melihat potensi dianak nya itu kemungkinan dia akan tumbuh menjadi pria yang pintar nantinya.
"Mikel nanti aja mainnya. Makan dulu" ajak Ega
"Bry kamu juga makan dulu"
Mereka berdua mendatangi kerah Ega sudah tersedia makanan diatas meja. Setelah makan mereka berdua berdiskusi tentang Mikel, mereka sudah mendapatkan informasi lengkap tentang anak itu dari Ben.
Ibunya orang Indonesia dan ayahnya yang berasal dari Korea. Semua keluarga baik pihak Brayen ataupun Ega setuju untuk mengangkat Mikel sebagai anak pasangan itu.
Hingga beberapa bulan kemudian Mikel sudah masuk ke taman kanak-kanak. Guru mereka bilang dia anak yang pintar. Walaupun sedikit cuek dengan lingkungannya.
"Mikel. Itu orang tua kamu udah jemput" ucap seorang guru disana menunjuk sebuah mobil berwarna hitam diluar sekolah
"Saya pulang Bu" ucapnya langsung berlari kearah mobil
"Papa".. Mikel langsung memberikan ciuman pada Ega yang menunggunya diluar mobil
"Daddy" Mikel juga memberikan ciuman kepada Brayen yang menunggu di mobil.
"Gimana sekolah nya?" Tanya Brayen
"Gitu gitu aja dad. Mereka semua membosankan"
"Mikel"
"Bener kok pa"
"Yaudah besok-besok coba berteman sama mereka ya". Mikel mengangguk
"Papa... Daddy makasih ya udah jadiin Mikel anak kalian" ucap Mikel dengan mata yang berair. Baru kali ini mereka melihatnya menangis.
"Sama sama sayang. Makasih juga sudah mau jadi anak papa dan Daddy". Ega memeluk Mikel kemudian tersenyum kearah Brayen dia bahagia sekarang. Sangat bahagia"
Punya Brayen sebagai suaminya dan seorang anak laki-laki yang sangat imut.
Lengkap sudah kebahagiaan Brayen dan Ega ditambah kehadiran Mikel yang hadir diantara mereka menambah kehangatan bagi pasangan itu.
.
.
.Thank You 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Crush (BL)
RandomEga yang baru putus dengan pacarnya bernama Ethan merasa galau. Kemudian kedatangan seorang anak baru bernama Brayen merubah kisah sedih Ega. Tetapi murid pindahan itu cukup bermasalah di kehidupan luar sekolah nya. Bagaimana kah kelanjutan kisahnya...