6. Sekamar

3.2K 189 3
                                    

Sadar dengan Ega yang menatap nya Brayen terkekeh.

"Biasa aja kali liatnya" ucapnya menyadarkan Ega

"S-sorry ga sengaja" Ega segera menutup matanya dengan kedua telapak tangan nya tapi di beri celah diantara jari manis dan tengah nya

Brayen yang melihat itu menyeringai dan menarik tangan Ega agar berhenti menutupi wajahnya.

"Kalau mau lihat-lihat aja nih" Brayen menurunkan handuk nya bisa Ega lihat besarnya benda yang menggantung disana meskipun hanya setengah berdiri

"Si anying Lo ngapain" Ega segera keluar kamar dan memilih ke ruang tamu. Wajah nya kini sudah memerah karena malu

Terdengar tawa nyaring Brayen dari dalam kamar. Dia berhasil mengerjai bocah polos itu

Ega tidak mau kembali ke kamar dia memilih merebahkan dirinya pada sofa abu-abu yang ada diruang tengah Brayen.

"Udah tidur?" Tanya Brayen melihat Ega yang berbaring menghadap punggung sofa

"Iya" jawab nya

"Masuk kamar" ucapan yang terdengar seperti perintah dari Brayen

"Ga usah gue udah tidur nih lagi mimpi ngomong sama si brengshake Bry" jawab Ega masih dengan posisi menghadap punggung sofa

"Ngomong apa Lo tadi?" Brayen mendekat dan membalik tubuh Ega hingga posisi mereka kini berhadapan

Ega yang terkejut membuka matanya namun kembali dengan cepat dia memejamkan mata nya kembali. Ketahuan kan pura-pura tidur

"Ga usah pura-pura tidur, gue ga bodoh ga bisa bedain orang yang tidur beneran sama borongan"

"Abis Lo sih, Lo sengaja kan bikin gue malu?"

"Jadi salah gue?" Brayen mendekatkan wajahnya pada wajah Ega yang posisinya masih rebahan

Gila kalau terus-terusan ditatap gini mana kuat Ega, mana muka Brayen ganteng banget lagi. Ega harus cari cara supaya terlepas dari situasi ini

"Sini gue keringin rambut Lo, dari tadi netes terus tuh air" Brayen mengusak rambutnya

"Anjirr ga usah digituin damage nya tolong" ucap Ega. 'buset mati gue keceplosan terus'

"Nih" Brayen melempar handuk yang dari tadi dia pegang tepat mengenai wajah Ega. "Ni handuk bekas burung Lo kan iihhh" Ega dengan cepat menyingkirkan handuk itu, ga tahan dia bau nya maskulin banget bro mana kecampur sama wangi sabun yang masih nempel lagi wkwk

Brayen masih memperhatikan Ega yang salah tingkah sendiri. "Sini" panggil Ega memungut kembali handuk nya dan menyuruh Brayen duduk di depan nya

Setelah beberapa menit tangan nya di rambut Brayen kini sudah tidak terasa lagi, Brayen melihat ke belakang nya mendapati Ega yang ketiduran sambil senderan di sofa

"Yah ni bocah malah ketiduran"

Brayen menggendong tubuh Ega dan membawanya ke kamar, meletakkan pria itu dengan pelan agar tidak terbangun. Dia pandangi sejenak wajah pria yang baru di kenal nya beberapa hari itu. "Manis" gumamnya

Ega yang terbangun karena merasa tubuhnya melayang tadi mendengar ucapan Brayen membuat nya memerah

"Anjirr kok malah kaya tomat sih muka nih bocah mana bulat lagi" Brayen terkekeh melihat wajah memerah Ega.

Brayen merebahkan diri di samping Ega, dia tidak berniat mengerjai bocah di samping nya saat orang nya tidur menurut nya tidak asik karena tidak tau ekspresi apa yang akan dibuat olehnya.

Ega dengan pelan berbalik menghadap pria yang masih asing itu terpejam, wajah tenang nya sangat rupawan. Pelan dia menelusuri alis tebal itu dengan jari nya kemudian menyentuh ujung hidung pria yang sedang tidur itu.

"Anjirr gue ngapain dah" Ega segera menarik tangan nya dan mencoba untuk tidur juga.

Mereka berdua tengah terlelap dengan mimpi nya masing-masing. Tiba-tiba Ega terbangun dan berteriak saat merasa ruangan yang dia tempati gelap.

"Aaaaa....."

"Brayen Lo dimana hiks" Ega menangis dia takut gelap menurutnya dalam keadaan gelap dia seperti tidak bisa bernafas dan tidak bisa berbuat apa-apa.

"Hei kenapa ?"

"Gue disini, tenang ya" Brayen membawa tubuh Ega kepelukan nya setelah meletakkan sebuah lilin di atas nakas

"Gue takut gelap hiks"

Brayen mengelus punggung Ega lembut menenangkan pria itu agar berhenti menangis dia merasa bersalah karena telah mematikan lampu. Niat nya hanya iseng karena Ega tidur nya seperti ingin menguasai tempat tidur bahkan sampai memeluk Brayen.

"Itu ada pemadaman sebentar" bohong Brayen.

"Tunggu ya gue coba cek dulu" tapi Ega tidak mau melepaskan pelukannya

"Gue ngidupin lampunya dulu bentar, Lo jaga lilin gue mau keliling. Eh maksud gue mau ngidupin lampu"

Tek

Ruangan kembali terang. Kalo gini caranya Brayen malah ga tega si Ega nangis sampai mata nya sembab dan hidung nya sudah memerah

"Udah ya, tidur lagi ga bakalan mati lagi tuh lampu" ucap Brayen.

Ega mengangguk, Brayen meraih lilin di atas nakas dan meniup nya.

"Lo ga jadi keliling hiks?" Tanya Ega sambil terisak

"Yahh si anying gue udah kaya kali ngapain gue ngepet. Lo aja sana keliling gue mau tidur awas Lo kalo tidur ga bisa diam gue ikat lo" ancam Bryan

Ega memejamkan matanya kembali dan hendak melanjutkan mimpi indahnya saat liburan ke Korea tapi ga bisa ke sambung malah mimpi makan seblak bareng Kelvin.

Alarm pagi membangunkan Ega dari tidurnya. Tapi ada yang aneh "kok bantal nya ga empuk malah kayak roti gini. Tapi roti kok keras" ucap Ega sambil tangannya meraba roti keras itu

"Geli syalan Lo"

Ega segera mengangkat kepalanya. 'jadi gue tidur berbantalkan perut Brayen, pantesan tadi malam dia ngancam mau ngikat gue' batin Ega

"Untung gue ga khilaf ya, Lo tau kan pagi gini rawan banget bagi junior gue buat bangun di tambah Lo ngusap-ngusap perut gue.

"E-ehh?" Ega terkejut saat membuka selimut miliknya juga bangun. Terlihat sangat ketara di balik celana kain tipis yang dia pakai.

"Aapan tuh?" Goda Brayen

Langsung saja Ega berlari ke kamar mandi. Sudah berapa kali dia mengalami hal memalukan di hadapan Brayen

"Hahaha asik juga lihat tuh muka udah kaya tomat" tawa Brayen. Tanpa dikerjain pun Ega udah salting gitu gimana kalau Brayen benar-benar bertindak?

.
.
.
Tbc

Your Crush (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang