15. Anne

2.1K 113 0
                                    

Keluarga Anne kembali berkunjung ke rumah Brayen. Jika dulu hanya ayah nya kini Anne juga ikut.

Brayen saat itu sedang bersantai dipinggir kolam renang. Brayen akhir-akhir ini memang sering mampir ke rumah nya setelah pulang sekolah.

"Brayen" panggil seseorang. Brayen yang sedang memejamkan matanya kini melihat ke arah suara yang memanggil nya.

"Anne!"

"Brayen, apa kau masih menyukai ku?" Tanya Anne.

Brayen mendudukkan dirinya menghadap wanita itu. Anne memang berbicara formal padanya sejak dulu.

"Maaf. Aku harus pergi" balas Brayen.

"Brayen tunggu, apa kamu masih merasa bersalah atas tindakan mu di masa lalu makanya kau menghindar dariku?"

Brayen kembali menatap wanita itu "jika kau pikir aku merasa bersalah atas kejadian itu kau salah. Aku tidak merasa bersalah sama sekali" ucap Brayen

Bian yang sedang lewat tidak sengaja mendengar pembicaraan kakaknya menjadi bingung. Bukan kah Brayen bilang dia merasa bersalah lalu kenapa dia bilang tidak pada Anne.

"Brayen tunggu!" Cegah Anne.

"Apa lagi. Ku rasa kita sudah selesai cukup lama"

"Bisakah kita kembali seperti dulu. Lihat kota sudah dewasa, aku tidak keberatan walau kau menyakiti ku dulu"

"Anne, dengar kau bisa mencari orang lain. Kau tau sendiri aku bagaimana"

"Tapi, aku masih menyukai mu sampai sekarang"

"Maaf aku sudah punya pacar" final Brayen lalu dia ingin kembali ke kamarnya dan melihat Bian yang berdiri di balik pintu

Brayen hanya menatap sekilas Bian, dia tau adiknya itu sudah di sana sedari tadi tapi dia memilih acuh dan pergi.

"Pacar?, Siapa pacar kak Bry?" Gumam Bian. Kemudian dia juga pergi sebelum Anne sadar keberadaan nya.

***

Beralih pada Yoga yang kini sedang bersama Ben

"Ben Lo tau ga kalau Brayen dekat sama adik gue?" Tanya Yoga membuat Ben kaget. Pasalnya dia tidak tau Ben punya adik

"Lo punya adik?"

"Iya"

"Cantik ga?"

"Dia cowok, jawab saja tau ga?"

"Lo aneh Yog, gue aja baru tau Lo punya adek cowok lagi"

"Gue ga heran sih kalau itu Brayen Lo tau juga kan dia bisex".

Yoga mengangguk. "Ben kalo Brayen berani macem-macemin adek gue, gue ga mau lagi temanan sama Lo"

"Njirr kaya bocil Lo, hubungan nya sama gue apa Yog, masalah mereka kok gue yang Lo musihin?"

"Ya berarti Lo ga bisa didik adek Lo" ucap Yoga membuang wajahnya.

"Sekarep mu!" Ben pergi meninggalkan Yoga. Apa dia harus tanya Brayen atau biarkan saja. Ah mungkin bertanya pada Bian akan dapat jawaban juga.

____

Ega khawatir sudah beberapa hari Brayen tidak mengiriminya pesan. Mereka hanya bertemu di sekolah itupun waktu istirahat saja.

"Aku mau keluar ah udah lama ga makan yang manis-manis" ucap Ega. Ega berpakaian seadanya hanya Hoodie abu-abu dan celana jeans panjang warna putih dan sepatu all star.

"Ma Ega ke keluar bentar ya" pamit Ega.

"Iya. Sama Brayen?"

"Engga. Sendiri aja"

"Hati-hati ya"

Setelah berpamitan Ega mengendarai motornya dan melaju menuju sebuah kafe sebrang club malam dimana dia dan Brayen pertama kali bertemu.

"Kak pesan red Velvet sama rainbow cake nya ya" ucap Ega.

Kemudian mendudukkan dirinya di dekat jendela yang menghadap ke jalan raya.

Sekitar 5 menit pesanan Ega sudah datang. Matanya berbinar-binar menatap kue di depan nya.

Ega sedang asik menyantap kue nya sambil sesekali memfoto kue yang dia makan. Lumayan buat sw sama sg.

"Brayen dengarkan aku dulu, kamu hanya perlu Nerima aku lagi. Kita lupakan yang pernah terjadi" suara itu terdengar dari belakang Ega. Dia tidak menoleh

"Anne, kau bisa cari yang lebih baik oke. Kelakuan ku dulu tidak bisa dimaafkan"

"Brayen" lirih Ega. Dia membuka kamera hp nya kemudian mengarahkan sedikit ke samping agar melihat apakah itu benar Brayen pacarnya.

"Sekarang aku mau ketemu pacar kamu, aku akan bilang ke dia kalau aku pernah ha__

"Brayen!" Panggil Ega cukup keras hal itu membuat orang yang ada di sana menatap mereka

"Lo kok bisa disini?" Tanya Brayen sedikit panik

"Apa dia, apa dia pacar kamu?" Tanya Anne.

Ega hanya menatap Brayen apa yang akan dikatakan nya tentang Ega apakah dia mengakui nya atau tidak.

"Iya dia pacar ku, kau sudah tau sebaiknya kau pergi" ucap Brayen.

"Dan Lo kita bicara di tempat lain" Brayen menarik tangan Ega.

"Bry lepasin, sakit tau" rengek Ega

Sementara Anne masih mengikuti mereka. "Kalau kamu pacar Brayen lebih baik kamu tinggalin dia sekarang!" Ucap Anne membuat mereka berdua melihat ke arah nya

"Kenapa?" Tanya Ega. Brayen hanya menatap Anne marah dan berusaha membawa Ega pergi.

"Tunggu Bry aku mau dengar dia mau ngomong apa" cegah Ega.

"Sebelum kamu menderita seperti ku. Lebih baik tinggalkan dia, dia itu jahat dia bahkan membunuh anak nya sendiri" ucap Anne dengan suara yang cukup nyaring

"Cukup Anne! Lo ga berhak bicara seperti itu dihadapan pacar gue. Oke gue masih bersikap baik ke elo karena orang tua kita teman, tapi kalau Lo jelekin gue dihadapan pacar gue, gue bisa aja kasar sama Lo" bentak Brayen.

Ega dan Anne sama sama terkejutnya, Ega baru kali ini melihat Brayen semarah itu. Dan Anne terkejut karena Brayen membela dirinya dihadapan orang yang dia sebut pacar. Padahal Brayen orang yang tidak perduli tentang omongan orang terhadap nya tapi kali ini kenapa?

"Bry udah, kita pergi aja ya" Ega berusaha menenangkan Brayen bagaimana pun Anne itu cewek dan Brayen bicara sangat keras pada nya.

"Kita pergi dulu. Tolong jangan ganggu Brayen lagi, dia pacar saya sekarang, jika dia terlibat masa lalu dengan mu itu tidak ada hubungannya dengan sekarang" ucap Ega. Lalu membawa Brayen pergi.

"Bry kamu bawa mobil?" Tanya Ega.

Brayen menggeleng kan kepalanya. Kenapa dia terlihat marah harusnya Ega yang marah bisa-bisanya dia bertemu wanita lain padahal pacarnya adalah Ega. Dan bagaimana bisa dia tidak mengenali Ega dari belakang padahal mereka duduk berdekatan.

.
.
.

Tbc

Your Crush (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang