16. Cerita lama

2K 109 0
                                    

Ega duduk di kursinya sambil kedua tangannya menopang wajahnya. Menatap ke luar jendela yang memperlihatkan anak kelas 12 yang sedang praktek olahraga.

Mata nya tertuju pada Brayen, sejak kemarin mereka tidak saling bicara satu sama lain bahkan Ega tidak mengangkat telpon Brayen. Marah? Sudah jelas bagaimana mungkin Brayen dari dekat saja tidak mengenalinya.

"Ega!!!" Teriak Fitri dan Dian bersamaan kemudian duduk di depan nya.

Ega hanya menoleh sekilas kemudian membuang lagi pandangan ke luar jendela.

"Ga Lo tau ga kita kedatangan murid baru loh" ucap Dian.

Ega masih di dia tidak perduli mau murid baru atau lama atau apalah, pikiran sedang tidak memikirkan hal lain selain Brayen.

"Iya cantik loh Ga, muka nya bule gitu Lo harus hati-hati dia sekelas sama kak Brayen!"

Setelah mendengar nama Brayen barulah Ega tertarik dengan obrolan dua teman nya itu. Ada untungnya Ega berteman dengan dua cewek paling berisik di kelas jadi dia cukup mengetahui informasi dari dua orang ini.

"Siapa?"

"Apanya?"

"Nama nya"

"Kalau ga salah An.. Anne!" Seru Dian

Ega menarik nafas nya kasar kemudian menghembuskan nya. Brayen berhutang banyak penjelasan padanya, dan kenapa wanita itu harus mengikuti Brayen ke sekolah ini juga.

Ega membuka kunci layar pada hp nya kemudian membuka aplikasi WhatsApp

"Kita perlu bicara, temui gue di roof top nanti" tulis Ega setelah mengklik tombol send Ega menidurkan kepalanya diatas lengan yang bertumpu pada meja.

Setelah jam istirahat tiba Ega pergi ke roof top menunggu Brayen disana. Tapi Brayen lebih dulu datang.

"Gue kira Lo masih marah" kata Brayen lebih dulu

"Lo berhutang banyak penjelasan ke gue, kalo Lo tanya gue marah atau engga, jawabannya gue marah!"

"Kok Lo jadi berani gini sih. Apa karena kita udah pacaran jadi Lo gini"

"Ya Lo mikir dong bangsat!" Umpat Ega dia kesal sangat kesal. Cukup hatinya dibuat sakit oleh Ethan dulu dia tidak mau lagi ketika sudah mencintai seseorang kemudian di tinggalkan

"Lo, berani nyumpahin gue!!?" Brayen juga tersulut emosi tapi sebisa mungkin dia tidak bergerak dari tempatnya berdiri

"Gue cape Bry, kalo Lo cuman mau coba-coba atau main-main ke gue mending lupakan tentang pengakuan Lo kemarin"

"Hei aku bisa jelasin kalau Lo marah karena Anne!"

"Apa yang mau Lo jelasin? Sekarang wanita itu sekolah disini. Lo kira gue ga mikirin perkataan dia kemarin yang bilang pernah hamil anak Lo!"

"Gue ga suka ya Lo ngungkit masa lalu gue"

"Lalu untuk apa Lo jadiin gue pacar kalau Lo udah jadi bapak?"

Brayen mencerna kata-kata Ega. Jadi bapak? Maksudnya Brayen udah punya anak gitu?"

"Jangan bilang Lo kira gue punya anak sama Anne?"

"Lo bahkan ga pernah manggil nama gue, tapi Lo udah 2 kali nyebut nama wanita itu dalam waktu kurang 5 menit"

Brayen tertegun. Memang benar dia tidak pernah memanggil nama Ega semenjak mereka bertemu.

"Gue belum punya anak dan itu kejadian waktu gue masih 15 tahun" Brayen mendudukkan dirinya di pinggir pembatas kawar sebelum bercerita.

"Sini duduk dulu. Gue akan cerita tapi jangan Lo potong dengerin sampe selesai" pinta Brayen pada Ega.

Ega duduk di samping Brayen menyisakan jarak beberapa senti

"Dulu gue pacaran sama Anne, saat itu gue masih ga tau apapun, malam setelah kelulusan sekolah gue pulang nganterin Anne kerumah nya, kami udah kenal dari kecil karena orang tua yang saling bermitra, saat itu gue memang straight ya Lo tau lah kalo cewek tiba-tiba ngegoda Lo ketika Lo dipengaruhi alkohol"

"Ga gue ga tau gue ga pernah pacaran sama cewek" jawab Ega ketus

"Kami melakukan nya, karena gue masih di usia itu gue ga tau tentang pengaman atau apapun. Gue hanya mengikuti insting sebagai lelaki. Tapi setelah beberapa Minggu Anne bilang dia hamil ya gue panik gue ga mau jadi orang tua diusia belia" jelas Brayen

"Dan setelah itu gue beli obat pelemah kandungan ke teman Daddy gue. Karena gue ceritain ke dia. Dan seminggu setelah nya gue bawa Anne buat periksa tapi kata dokter tidak ada janin di perutnya, gue senang karena itu udah berhasil digugurin. Gue ga ngerti juga sih penjelasan dokter itu dulu tentang kandungan dan gue ga mau tau juga yang penting gue masih bisa bebas"

"Lo jahat banget ya. Lo tau kan banyak orang tua di dunia ini yang ingin punya anak tapi masih susah untuk mendapatkan nya. Dan Lo malah__

"Gue kan udah bilang, gue panik, bingung, tapi syukurnya keluarga Anne ga tau kalau dia hamil. Ketika gue ketemu dia lagi gue mutusin hubungan sama dia gue ga mau kalau Daddy gue tau"

Ega hanya bisa memasang wajah kesal mendengarkan cerita Brayen. Tapi Ega juga berpikir kalau mantan Brayen itu beneran hamil saat itu kenapa dia mau-mau aja gugurin bayi nya tanpa memberi tahu dulu ke orang tuanya. Atau dia takut orang tua nya marah lalu memukulnya?

Entahlah Ega malah berpikir terlalu jauh. "Maafin gue, gue tau Lo ragu sama gue kan setelah dengar ini. Lo orang pertama yang gue ceritain masalah ini" ucap Brayen.

"Gue senang Lo terbuka sekarang. Tapi gue juga masih ragu sama Lo terlebih wanita itu ngejar Lo sampai ke sekolah ini" jelas Ega.

"Kita break dulu aja, Lo selesain dulu masalah sama dia" ucap Ega. Brayen langsung memegang bahu Ega "gue ga mau" ucap nya

"Bry"

"Gue ga bisa Ega!!" Akhirnya Brayen mengucapkan nama Ega.

"Kenapa?"

"Gue ga mau pokoknya, gue ga ada urusan lagi sama dia apa yang harus di selesaikan?"

"Gue ga tau Bry, tapi please kalo memang Lo cinta sama gue....gue ga mau ada orang lain" Ega beranjak dari duduk nya dan pergi meninggalkan Brayen yang mengacak rambutnya prustasi.

.
.
.
Tbc

Mungkin nanti di chapter selanjutnya bakalan banyak menggunakan kata formal karena cerita nya Bry dan Ega udah pacaran jadi pakai aku kamu

Your Crush (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang