41. are you good at kissing?

6.3K 924 91
                                    

41. apakah anda hebat dalam berciuman?

[Jangan lupa vote sebelum baca yah.🥰]

Rahius berjalan melewati Khan dengan mengerutkan alisnya.

"Apa yang dikatakan oleh putra mahkota kepada anda, lady?"

Rahius bertanya tanpa persetujuan apapun. Seakan semua itu sudah tidak penting untuknya. Matanya bergerak memandang wajah Selina yang masih berada didalam pelukan Lukas.

Tubuh wanita yang lemah itu terlihat sedikit bergetar, wajahnya menjadi pucat.

Selina menggigit sudut bibirnya seakan kesulitan untuk membuka suaranya.

"I... Itu, bukanlah apa-apa."

Wajah wanita polos itu tampak dengan jelas. Jelas wanita itu tidak dapat berbohong.

Sambil menjawab bahwa itu bukanlah apa-apa, wajah cantiknya terlihat sangat terluka.

"Katakan dengan jujur, bagaimana mungkin lady tidak apa-apa dengan wajahnya yang basah seperti itu?"

Khan yang berada dibelakang Rahius segera mencengkram pundaknya untuk menghentikan pertanyaan adiknya itu.

"Apa yang sekarang sedang kau lakukan Rahius?" Suaranya terdengar tinggi karena amarah. Namun Rahius tidak memperdulikannya.

"Kenapa? Apa aku salah? Aku hanya bertanya kepada lady Selina. Kenapa kakak harus marah?"

Mata keduanya berpandangan seakan ingin saling bunuh.

"Sudah kukatakan bahwa tidak terjadi apapun, kenapa kau bertanya kepadanya? Apa kau sudah lupa posisimu?"

Rahius tersenyum sarkas mendengar perkataan itu.

"Oh ya? Jadi, bisa kakak jelaskan kenapa lady Selina bisa menangis seperti itu? Apa kakak akan mengatakan bahwa lady Selina menangis tanpa alasan apapun?"

"Aku hanya memintanya untuk menjadi wanitaku."

Khan mendecakkan lidahnya dengan kesal. Dia mengatakan hal itu, seakan semua itu wajar untuknya.

"Ah... Menjadi wanita kakak, seperti yang selalu kakak lakukan kepada wanitaku?"

"Kenapa? Apa kau keberatan? Lagipula masih banyak wanita lain yang bisa kau pilih. Kehilangan satu atau dua wanita untuk putra mahkota sepertiku, merupakan kehormatan untukmu."

'Kehormatan?'

Khan telah menyentuh sudut hati Rahius yang tidak seharusnya dia sentuh.

Perkataan itu telah membuka kotak petaka yang telah lama dikunci olehnya.

'Akan kubuat kau menyesalinya!'

Apa terlahir menjadi anak pertama telah membuatmu merasa memiliki segalanya?

Kau pikir aku tidak akan melakukan apapun terhadap mu?

Heh!

Senyum menyeringai muncul diwajah Rahius yang masih menatap Khan dengan tajam.

"Tentu itu adalah kehormatan untukku kak."

Kita lihat sampai kapan kau akan berkata seperti itu.

Bersamaan dengan itu, Selina berdiri dengan pelan untuk memenangkan situasi.

"Maafkan saya yang mulia. Tampaknya pangeran kedua jadi salah paham karena ini." Selina mencoba menjelaskan situasinya dengan wajah yang tampak sedih.

"Saya hanya sedikit terkejut dan tidak sengaja terjatuh."

The villainess partner in crimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang